duniafintech.com – Beberapa negara belakangan ini memang diketahui mengalami peningkatan jumlah pengguna Bitcoin. Namun ada satu negara yang kegilaannya berhasil menjadi sorotan dunia. Ya, para penduduk Korea Selatan diketahui tengah jatuh cinta habis-habisan pada mata uang virtual ini.
Di Negeri Ginseng itu, bahkan anak sekolahpun meluangkan waktu di sela-sela jam pelajaran untuk mengecek harga Bitcoin, para karyawan memeriksa ponsel mereka sambil mengantri untuk membeli kopi dan orangtua pun tak mau kalah memantau pasar di rumah-rumah mereka.
Mata uang virtual mungkin sesuatu yang asing di beberapa negara, namun di Korea Selatan adalah sesuatu yang mainstream. Negara ini merupakan rumah bagi 3 bursa Bitcoin terbesar di dunia. Pernah suatu saat, Korea Selatan sendiri menguasai 20% dari semua perdagangan Bitcoin di seluruh dunia.
Pertama-tama, hanya orang yang menyukai teknologi yang membelinya. Sekarang, hampir semua kalangan tertarik pada Bitcoin,” ungkap Isaac Chung, seorang mahasiswa yang mengaku menghasilkan ribuan dolar dari perdagangan mata uang digital.
Nilai Bitcoin telah melonjak 1.500% sepanjang tahun ini menjadi $ 17.000 karena semakin banyak orang yang membelinya.
Ini membuat Bitcoin menjadi sangat diminati di bursa Korea sehingga orang Korea Selatan sering membayar premi antara 15% dan 25% dari harga global. Pedagang lokal menyebutnya “premi kimchi,” merujuk pada hidangan kubis fermentasi populer di negara ini.
Investor mapan bahkan bersedia membayar harga yang lebih tinggi dengan harapan bahwa Bitcoin akan terus mengalami kenaikan.
Beberapa orang menyamakan trading Bitcoin dengan perjudian dalam beberapa sisi, mereka mencoba menghasilkan lebih banyak uang dengan menggunakan pertukaran,” kata Kim Duyoung, seorang manajer pada pialang Bitcoin, Coinplug.
Platform trading Bitcoin seperti Bithumb telah bergerak melampaui target mereka dan membuat layanan untuk mempermudah semua orang mendapatkan Bitcoin. Pemerintah Korea Selatan pekan lalu juga mengatakan bahwa pihaknya sedang membentuk sebuah satuan tugas khusus untuk mempelajari masalah mata uang digital sehingga regulasinya bisa lebih terarah.
Source: oilprice.com
Written by: Dita Safitri