Fibonacci Retracement adalah sebuah alat yang biasa digunakan para trader dalam menggunakan grafik harga untuk melakukan analisis teknikal.
Alat ini juga dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan target agar dapat mengambil keuntungan dan juga menutup posisi yang rugi.
Apa itu Fibonacci Retracement?
Fibonacci Trading adalah metode analisis teknikal pada saat trading dalam aset pasar keuangan apapun dan salah satu alatnya adalah Fibonacci Retracement.
Analisis Fibonacci ini pada umumnya disandingkan dengan Fibonacci Extension untuk membuat analisis teknikal secara lengkap. Metode analisis teknikal ini dibuat oleh seorang pakar dalam bidang matematika bernama Leonardo Fibonacci yang membentuk beberapa daerah itu berdasarkan angka perhitungan.
Perhitungan tersebut dinamakan juga sebagai Fibonacci Sequence, berarti perhitungan tersebut cukup rumit sehingga tidak akan dirincikan dalam ulasan kali ini. Dalam Fibonacci Retracement umumnya terdapat beberapa titik angka yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan target.
Angka tersebut juga dapat dituliskan dalam persentase atau dalam angka biasa, yaitu 0.236 atau 23,6%, 0.382 atau 38,2%, 0.618 atau 61,8%, 0.764 atau 76,4%, hingga 1 atau 100%.
Setelah itu, umumnya angka-angka Fibonacci tersebut diteruskan dengan Fibonacci Extension yang umumnya dijadikan target untuk dapat mengambil keuntungan. Angka paling umum digunakan dalam Fibonacci Extension adalah 1.000 atau 100%, 1.618 atau 161,8%, 2.618 atau 261,8%, 3.618 atau 361,8%, dan 4.236 atau 423,6%.Â
Umumnya hal ini akan digabungkan dengan analisis menggunakan support and resistance untuk melihat potensi pergerakan harga selanjutnya. Selain itu, alat analisis ini juga dapat digunakan untuk melihat potensi perubahan pergerakan arah atau reversal pada saat melakukan analisis teknikal.
Cara Menggunakan Fibonacci Retracement
Untuk dapat menggunakan alat ini saat trading, langkah pertama yang harus dilakukan oleh trader adalah memahami arah pergerakan pasar. Hal tersebut dilakukan untuk melihat harga tertinggi dan harga terendah dari pergerakan yang sedang terjadi.
Selain itu, langkah tersebut juga dilakukan untuk menentukan bias analisis guna trader dapat melakukan posisi beli atau jual. Contohnya, dalam pergerakan turun, alat analisis ini dapat digambar dengan menarik garis dari harga tertinggi menuju harga terendah dari trend atau pergerakan harga. Sementara untuk pergerakan naik, maka trader dapat melakukan hal sebaliknya dengan menarik garis dari harga terendah menuju harga tertinggi.
Metode atau cara ini bukanlah sebuah metode yang selalu sama di antara trader. Hal itu diakibatkan ada dua sisi dari trader yang melakukan hal sebaliknya. Contohnya adalah dalam pergerakan turun akan digambarkan dengan cara menarik garis dari harga terendah menuju harga tertinggi. Dalam pergerakan naik trader ini melakukan hal sebaliknya.
Kedua metode tersebut memang benar, tapi juga memiliki cara pembacaan grafik yang berbeda. Meskipun begitu, kedua metode tersebut tetap benar dan dapat membantu trader dalam menganalisa teknikal. Namun, perlu diingat juga saat menggambar, bahwasanya titik yang keluar pertama adalah titik 100% dan kemudian 0%.
Gambar tersebut nantinya akan keluar seperti itu kecuali, analis tersebut merubah pengaturan dalam kolom style di kolom Tradingview dan mencentang kolom reverse. Pada intinya adalah jika saat menggambar pergerakan naik dengan 0% di bawah, maka daerah di bawah 50% merupakan daerah potensi turun dan di atas 50% adalah daerah potensi untuk terus naik.
Namun, sebaliknya jika 0% berada di atas dengan begitu daerah angka Fibonacci di bawah 50% adalah potensi pergerakan naik, sedangkan di atas 50% adalah potensi turun.
ContohÂ
Untuk dapat memperjelas, maka akan digunakan contoh dengan metode dari Fibonacci dimana 0% berada di bawah saat menganalisis pergerakan naik. Misalnya adalah menggunakan Bitcoin pada saat harganya baru saja naik di awal Oktober 2020 hingga akhir Januari 2021 setelah naik signifikan.
Dari rentang waktu tersebut dapat dilihat dimana daerah yang layak untuk menjadi daerah membeli dan juga dimana daerah untuk mengambil keuntungan dan juga menutup kerugian. Untuk dapat menentukan target dalam mengambil keuntungan, maka analis dapat menggunakan fitur Fibonacci Extension.
Sayangnya, fitur Fibonacci Extension tidak selalu terlihat, sehingga analis tersebut dapat juga menghitung secara manual. Contohnya adalah dengan cara menggunakan titik daerah yang sebelumnya disebutkan dan mengalihkannya dengan 100%.
Misalnya, target yang telah ditentukan adalah pada 161,8% sehingga analis dapat menentukan target dengan melihat harga pada daerah 100% dan kemudian dikali dengan 161,8%. Untuk analis bisa menentukan daerah membeli, maka dapat menggunakan daerah di atas 50% untuk potensi koreksi ke daerah tersebut.
Terakhir adalah untuk menentukan tempat menutup kerugian dengan cara analitis menggunakan daerah di bawah 50% untuk mengantisipasi potensi reversal atau pembalikan arah. Diketahui bahwa, jika diteruskan dan analis melakukan salah satu pembelian di atas daerah Fibonacci 50%, maka analis akan mendapatkan keuntungan akibat targetnya sudah tercapai.
Terpenting untuk diketahui adalah bahwa dalam teori Fibonacci, persentase 61,8% adalah daerah emas. Karena, pada umumnya di daerah tersebut akan terjadi kelanjutan dari pergerakan awal saat menarik garis Fibonacci.
Selain itu, perlu diingat lagi bahwa pada saat target sudah tercapai, ada baiknya analisis dilakukan dari awal sehingga analis pandangan dapat berubah sesuai kondisi pasar. Setelah dapat memahami pergerakan tersebut, seharusnya para trader dan analis mana pun sudah dapat menggunakan alat bantu ini dalam analisis pergerakan harga suatu aset.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Fibonacci Retracement dan Extension tidak akan selalu benar akibat ada faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga. Maka dari itulah analisis ini harus disandingkan dengan analisis lainnya untuk memperkuat prediksi analis dan trader dalam melihat pergerakan harga.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra