30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

FinAccel, Induk Usaha Kredivo Dapat Suntikan Modal  US$125 juta atau Rp1,8 T

FinAccel, induk usaha platform P2P Lending Kredivo mendapatkan pendanaan US$125 juta atau setara Rp1,8 triliun. FinAccel akan menggunakan dana tersebut untuk berbagai kebutuha, salah satunya untuk IPO. 

Para investor yang mendanai adalah MDI Ventures, pendana mereka adalah Cathay Innovation, dan Endeavour Catalyst. 

“Sejak pendanaan pertama MDI pada putaran Seri B, kami terus terkesan dengan visi manajemen dalam membangun platform kredit konsumen digital berbasis AI terbesar di Indonesia lewat pemanfaatan data alternatif,” kata Donald Wihardja, CEO MDI Ventures dalam keterangannya, Kamis (30/9).

Memperkuat FinAccel Untuk IPO

Dengan masuknya tiga perusahaan venture capital untuk pendanaan PIPE tambahan yang diterima FinAccel, akan semakin memperkuat dukungan solid yang telah diterima perusahaan dari para investornya selama proses persiapan penawaran saham publik perdana atau initial public offering (IPO).

IPO Melalui Skema SPAC

Adapun, IPO FinAccel akan dilakukan melalui skema peleburan entitas usaha atau merger dengan perusahaan akuisisi yang bertujuan khusus, atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC). 

SPAC sendiri dikenal sebagai blank check company atau perusahaan cek kosong, yang mana adalah perusahaan cangkang yang dibentuk oleh sekelompok investor untuk mengumpulkan dana lewat IPO. Dana itu kemudian akan digunakan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan swasta, dan menjadikannya perusahaan terbuka.

Sebelumnya, FinAccel mengumumkan bahwa pihaknya bersama dengan VPC Impact Acquisition Holdings II sebagai SPAC yang didukung oleh Victory Park Capital (VPC), mengumumkan bahwa mereka telah memasuki tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis mereka.

Dengan merger tersebut nantinya akan membawa FinAccel menjadi perusahaan publik, dengan taksiran valuasi proforma ekuitas mencapai US$2,5 miliar, dengan asumsi tidak ada penebusan.

Memiliki 4 Juta Pengguna

Memiliki hampir 4 juta pengguna saat ini dan telah bekerjasama dengan delapan dari sepuluh platform e-commerce terdepan di Indonesia, Kredivo telah menjadi bagian penting dalam bisnis mereka untuk memberikan kredit yang cepat dan terjangkau bagi jutaan masyarakat Indonesia. 

Pencapaian bisnis Kredivo yang konsisten telah menarik perhatian beberapa investor terkemuka di Indonesia, termasuk MDI Ventures, anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak di corporate venture capital. 

“Kami juga berharap kemitraan strategis dan komersial kami dengan Kredivo akan terus berkembang secara berkelanjutan dari waktu ke waktu,” tambah Donald.

Menunjuk Direksi Baru

Sementara itu, untuk melancarkan strategi bisnis perusahaan. Kredivo juga mengumumkan tiga jajaran baru pada dewan komisarisnya dan menunggu persetujuan dari regulator.

Ketiga jajaran komisaris baru tersebut adalah Arsjad Rasjid, Darmin Nasution, dan Karen Brooks. Mereka akan berperan sebagai dewan komisaris yang membantu perusahaan khususnya dalam hal perencanaan pertumbuhan strategis dan perluasan pasar.

Jika dilihat per profilnya, jajaran komisaris ini memiliki kapabilitas di bidangnya. Darmin Nasution, misalnya adalah salah satu ekonom terkemuka di Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dari 2015-2019 dan Gubernur Bank Indonesia dari 2010-2013.  

Lalu, Arsjad Rasjid merupakan seorang pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia. Selain menjabat sebagai Presiden Direktur (CEO) Indika Energy, dia juga merupakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia). 

Sedangkan Karen Brooks, adalah mantan diplomat AS yang bertugas di Staf Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih yang dikenal luas sebagai salah satu pakar kawasan Asia terkemuka di AS. Dirinya memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di sebuah private equity terkemuka dan pengelola investasi global. 

“Kami bangga bergabung dengan Kredivo dalam misinya untuk mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Meski terjadi peningkatan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia masih menjadi salah satu pasar unbanked terbesar di dunia,” ucap direksi yang baru.

Mereka menganggap, sistem penilaian kredit yang inovatif dan berbasis kecerdasan buatan dari Kredivo, telah memungkinkan Kredivo untuk melayani hampir 4 juta pelanggan hingga saat ini.

Mereka yakin Kredivo siap untuk memberikan dampak bagi puluhan juta pelanggan selama beberapa tahun ke depan. Sebagai Dewan Komisaris, mereka berkomitmen untuk membantu Kredivo mencapai tujuan tersebut.

Reporter : Nanda Aria

Editor : Gemal A.N. Panggabean

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU