31 C
Jakarta
Minggu, 28 April, 2024

Fintech Data Center: Pengertian, Fungsi, hingga Fitur yang Ditawarkannya

JAKARTA, duniafintech.com – Fintech Data Center (FDC), apa itu? Beberapa tahun terakhir, sektor financial technology atau yang sering disebut fintech telah mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia.

Perusahaan fintech menawarkan layanan peer to peer lending, memfasilitasi hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman. 

Baik pinjaman konsumtif maupun produktif, baik dengan sistem konvensional maupun syariah, semuanya bisa terjangkau lewat fintech.

Sejalan dengan perkembangan fintech, pemerintah, melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berupaya menjaga keseimbangan dengan mengeluarkan regulasi berupa code of conduct yang harus dipatuhi oleh setiap perusahaan fintech.

Sebelum menjadi sebagai fintech legal, penyelenggara fintech harus melewati proses pendaftaran dan perizinan yang dikeluarkan oleh OJK. 

Baca juga: OJK Update Masalah Fintech Investree, TaniFund, dan iGrow soal Pinjaman Macet

Berdasarkan pembaruan terakhir pada website OJK per Desember 2023, terdapat 102 perusahaan fintech yang telah memperoleh status legal di Indonesia.

Perusahaan fintech yang telah mendapatkan izin dari OJK juga membentuk Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). AFPI kemudian menjalin kemitraan dengan OJK, Bank Indonesia (BI), dan regulator fintech lainnya untuk mengawasi kegiatan bisnis fintech agar berada dalam batas-batas aturan yang berlaku di Indonesia.

Selanjutnya, AFPI membangun sistem bernama Fintech Data Center (FDC), yang merupakan hasil integrasi dari semua perusahaan fintech legal. 

Pengelolaan FDC secara independen oleh AFPI. Namun, apa sebenarnya FDC ini dan apa peranannya? Berikut ini ulasan selengkapnya terkait definisi dan fungsi FDC.

Apa Itu Fintech Data Center (FDC)?

Fintech Data Center (FDC) adalah sebuah sistem terpusat yang mengumpulkan dan menyimpan seluruh data peminjam dari semua fintech yang menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). 

Pengelolaan FDC berlangsung secara independen oleh AFPI, dan akses ke FDC hanya diberikan kepada anggota AFPI.

Meskipun semua data peminjam fintech anggota AFPI terdapat di dalam FDC, keamanan data pribadi menjadi prioritas utama. 

FDC memastikan bahwa tidak akan ada kebocoran data, karena setiap fintech yang menggunakan FDC hanya diberi izin untuk mengakses kamera, mikrofon, dan lokasi dari perangkat ponsel peminjam. 

Hal ini sesuai dengan persyaratan izin akses perangkat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, data peminjam hanya dapat diakses oleh fintech yang sedang menangani pinjaman aktif dan fintech tempat peminjam mengajukan pinjaman. 

Informasi ini memberikan tingkat keamanan yang tinggi, sehingga tidak perlu khawatir terkait keamanan data pribadi di dalam sistem FDC.

Fungsi Fintech Data Center bagi Industri Fintech

FDC memiliki beberapa fungsi kunci yang sangat membantu bagi industri fintech, di antaranya:

1. Identifikasi Track Record Calon Peminjam

FDC membantu fintech mengidentifikasi track record calon peminjam, memeriksa apakah mereka memiliki riwayat gagal bayar atau pembayaran lancar. 

Hal ini bertujuan untuk mencegah potensi terjadinya kredit bermasalah dan meningkatkan akurasi asesmen kredit.

2. Pencegahan Peminjaman Berganda

FDC berperan sebagai alat pencegah peminjaman berganda. Dengan sistem ini, fintech dapat melihat apakah seorang peminjam memiliki pinjaman aktif di platform lain, membantu mencegah tindakan yang dapat menimbulkan risiko dan kompleksitas lebih lanjut.

3. Efek Jera untuk Peminjam dengan Riwayat Pembayaran Buruk

FDC memberikan efek jera kepada peminjam yang memiliki riwayat pembayaran buruk. Dengan menolak pengajuan dari peminjam tersebut, FDC menjadi instrumen yang dapat mengurangi kemungkinan terulangnya perilaku pembayaran yang tidak baik di masa mendatang.

Hal ini memberikan sinyal bahwa kedisiplinan pembayaran menjadi sangat berharga dalam ekosistem fintech.

Fitur Fintech Data Center

Fitur dari Fintech Data Center (FDC) mencakup beberapa aspek penting dalam pengelolaan data peminjam. Berikut adalah beberapa fitur utama yang dari FDC:

  1. Pemantauan Credit History

FDC memungkinkan perusahaan fintech untuk melihat credit history calon peminjam. Ini mencakup evaluasi rekam jejak kredit yang baik maupun yang masuk ke dalam kategori red flag atau bahkan blacklist.

  1. Deteksi Peminjaman Berganda

FDC berfungsi sebagai filter untuk mencegah peminjaman berganda. Jika seorang peminjam memiliki pinjaman aktif di satu fintech dan mengajukan pinjaman di fintech lain, FDC memberikan informasi tersebut kepada fintech yang menjadi tempat pengajuan baru. 

Hal ini membantu fintech untuk mempertimbangkan limit pinjaman aktif dan menilai kemampuan peminjam untuk membayarnya, berdasarkan informasi pendapatan bulanan.

  1. Penolakan dan Blacklist Potensial

FDC berperan penting dalam memberikan efek jera kepada peminjam yang memiliki riwayat kredit bermasalah. 

Baca juga: Heboh Startup Fintech Transfer Uang Flip PHK Karyawan, Ada Apa?

Fintech Data Center

Jika terdeteksi adanya tunggakan atau masalah kredit maka terdapat kemungkinan besar bahwa pengajuan baru akan mendapatkan penolakan. 

Bahkan, dalam kasus yang lebih serius, peminjam dapat masuk ke dalam potensi blacklist oleh penyelenggara fintech.

Pentingnya Fintech Data Center

Penggunaan Fintech Data Center (FDC) menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya tindakan fraud dan Non-Performing Loan (NPL) di industri fintech Indonesia. 

Setiap tahun, terjadi peningkatan NPL karena munculnya istilah gagal bayar atau “galbay” di kalangan pengguna fintech.

FDC adalah respons/tanggapan terhadap tantangan ini, menjadi sebuah sistem integrasi oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) sebagai fitur tambahan untuk meningkatkan kualitas proses asesmen kredit. 

Semakin banyak informasi yang terkumpul tentang calon peminjam, semakin tinggi pula kualitas asesmen kredit yang bisa terlaksana. FDC menjadi langkah proaktif dari fintech untuk mengurangi risiko gagal bayar dan masalah kredit lainnya.

Bagi mereka yang berencana menjadi peminjam di perusahaan fintech, penting untuk mengajukan pinjaman sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. 

Melakukan pembayaran secara teratur dan tepat waktu akan membantu membangun history kredit yang baik. Dengan begitu, reputasi peminjam akan mendapat respons positif oleh fintech.

Sebagai peminjam, kesadaran akan hak dan kewajiban, termasuk hak akses terhadap peminjaman dan kewajiban membayar utang, sangat penting. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AFPI, Bank Indonesia (BI), dan regulator lainnya berkomitmen untuk melindungi konsumen, baik peminjam maupun pemberi pinjaman, dalam ekosistem fintech ini.

Baca juga: Tren Fintech 2023: e-Wallet Jadi Metode Pembayaran Digital Terpopuler

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE