26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Kenali Istilah FOJI, Penyebab dan Cara Mengatasinya

FOJI alias Fear of Joining In merupakan kejadian saat trader takut untuk trading ataupun membeli saham dikarenakan seribu alasan. Meskipun sistem trading yang digunakan oleh trader sudah menunjukkan sinyal beli. 

Fenomena ini juga mirip dengan kegelisahan sebagian besar masyarakat pengguna sosial media yang enggan memajang foto mereka, karena takut tidak mendapatkan likes maupun followers. Meskipun mereka sudah memiliki kolega atau teman-teman yang simpatik.

Selain itu, ada juga penyakit trader lainnya seperti FOMO alias Fear of Missing Out. FOMO merupakan salah satu penyakit trader yang akan membuat trader kelewat berani mengejar saham saat sudah naik terlalu tinggi sehingga malah berisiko dapat harga di pucuk. 

Penyebab Trader Mengalami FOJI

Faktor utama penyebab terjadinya fear of joining in adalah recency bias atau bias retensi. Recency bias merupakan kecenderungan saat mengingat kejadian yang baru saja terjadi, meskipun kejadian tersebut sudah lagi tak relevan atau malah secara historis tidak signifikan.

Sebagai contoh, setelah menonton film horor di bioskop biasanya sebagian orang tidak akan berani ke toilet ataupun jalan gelap sendirian karena takut akan hantu, meskipun sudah tahu bahwa hantu tidak akan serta-merta muncul di hadapan mereka.

Di dunia trading dan investasi, bias retensi biasanya terjadi saat membuat keputusan irasional karena terpengaruh oleh peristiwa yang baru saja terjadi. Misalnya, karena baru saja rugi besar, kemudian ragu untuk melakukan trading lagi karena merasa sedang sial atau bisa juga segan untuk membeli saham lagi setelah bursa saham tumbang karena takut tren bearish masih berlangsung. Meskipun tahu bahwa fluktuasi atau naik-turun harga di pasar saham itu wajar.

Menurut hasil riset dari Cerulli Associates dalam BeFI Barometer 2020 menunjukkan bahwa 26% milenial mengalami recency bias. Persentasenya paling tinggi dibandingkan dengan generasi X (22%) dan Baby Boomers (17%). 

Ketika trader mengalami hal ini, maka dapat membuat trader dalam mengambil keputusan menyimpang dari rencana dan menghambat pencapaian target investasi. Buruknya lagi ketika sedang mengalami fear of joining in malah mengalami fear of missing out juga, karena iri melihat trader lain untung besar dari rebound yang terjadi setelah harga saham jatuh. Di situasi ini merupakan kerugian dobel yang diterima oleh trader tersebut.

Cara Mengatasi FOJI

Untuk dapat mencegahnya terlebih dahulu upayakan terhindar dari recency bias. Berikut ini adalah dua cara yang mungkin bisa untuk dicoba dalam pencapaiannya.

  1. Mempunyai Sistem Trading

Para trader harus memiliki sistem trading yang teruji dan komplet, artinya sistem tersebut mempunyai rambu-rambu jelas untuk sinyal beli, take profit, stop loss, sekaligus indikator untuk mengkonfirmasi sinyal saat sinyal muncul. Para trader harus mempercayai sistem trading yang dibuat, kemudian eksekusi jual-beli saham sesuai sistem.

  1. Mengubah Perspektif Pasar

Ubahlah perspektif ke kondisi pasar yang lebih luas dengan membuka grafik saham atau grafik IHSG dalam jangka panjang (periode mingguan maupun bulanan), lalu lihat bagaimana harga bergerak naik-turun dari waktu ke waktu sesuai dengan periode dipilih. Anda juga bisa melihat daftar Top Gainers dan Top Losers untuk memahami bahwa selalu ada saham naik dan turun setiap saat.

Kesimpulan

Ketika dua cara tersebut tidak mampu mengatasi rasa takut, maka memang sudah sewajarnya ada masalah psikologi trader yang dapat diatasi dengan membiarkannya beberapa waktu agar mereda. Namun, bisa juga dengan kedua cara tersebut yang dapat diatasi dengan mengubah perspektif Anda. Jadi, ketika masih ada rasa takut untuk memulai trading lagi, maka tidak ada salahnya jika libur trading untuk sementara waktu. 

Perlu juga untuk diketahui bahwa instrumen investasi itu tidak hanya saham, jadi tidak ada salahnya untuk beralih ke aset investasi lain seperti surat berharga pemerintah atau obligasi maupun reksa dana. Karena biasanya pendapatan tetap dari kedua investasi tersebut malah memiliki kinerja lebih unggul ketika bursa saham rontok. Pada intinya adalah selalu ada peluang untuk cuan lagi di lain waktu, asalkan dapat melepaskan diri dari FOJI.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU