29.3 C
Jakarta
Senin, 27 Oktober, 2025

Fokus di Sektor Produktif, Modalku Beberkan Tantangan

Penyelenggara fintech peer-to-peer (P2P) lending PT Mitrausaha Indonesia Group (Modalku) menegaskan fokus utama pembiayaannya saat ini berada di sektor produktif. Namun, terdapat sejumlah tantangan di sektor ini.

Direktur Modalku Arthur Adisusanto menyebut setidaknya ada dua tantangan utama yang dihadapi perusahaannya dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif.  Pertama, tingkat literasi keuangan belum merata di kalangan pelaku UMKM. Menurutnya, calon penerima dana belum sepenuhnya paham dan familiar dengan mekanisme pendanaan pinjaman daring (pindar).

“Solusinya, Modalku terus aktif menghadirkan edukasi finansial secara digital melalui berbagai konten edukasi interaktif yang membahas pengelolaan arus kas, literasi seputar pendanaan produktif, serta informasi lain yang relevan bagi pelaku usaha,” ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Senin (27/10/2025).

Selain itu, ujarnya, kondisi makroekonomi turut menjadi faktor penting dalam pembiayaan pindar untuk sektor produktif. Misalnya, fluktuasi harga bahan baku dan daya beli masyarakat yang belum stabil dapat menekan cash flow bisnis.

“Hal ini berpotensi meningkatkan risiko kredit macet jika tidak diantisipasi secara tepat. Oleh karena itu, Modalku senantiasa menjaga kesehatan portofolio pendanaan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dan responsible lending,” tutur Arthur.

Mitigasi Risiko Modalku

Arthur menambahkan, proses mitigasi risiko dilakukan secara menyeluruh oleh Modalku, mulai dari seleksi penerima dana, pemantauan rutin, hingga pendampingan bagi UKM yang menghadapi tantangan bisnis.

Meski menghadapi dua tantangan tersebut, dia optimis bahwa penyaluran pembiayaan di perusahaannya bisa tumbuh stabil dan berkelanjutan. Terlebih, Modalku berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar.

“Selain itu, kami juga terus melanjutkan dukungan bagi UKM yang telah kami layani, serta membuka peluang kemitraan strategis dengan mitra dan asosiasi yang membutuhkan akses pendanaan,” tuturnya.

Sebagai informasi, outstanding pendanaan Modalku yang masih beredar sampai 30 September 2025 mencapai Rp309,57 miliar dengan jumlah penerima dana aktif sebanyak 621, terdiri dari 34 institusi dan 587 individual. Perusahaan yang berdiri di Indonesia sejak 2016 ini memiliki tingkat keberhasilan bayar 90 hari atau TKB90 sebesar 97,81%.

Artinya, tingkat wanprestasi (TWP90) dalam level terjaga yakni 2,19%. Di lain sisi, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) membeberkan penyebab belum tercapainya target porsi pembiayaan produktif di industri pinjaman daring (pindar) mencapai 40%-50% pada periode 2025-2026.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat porsi pembiayaan pindar kepada sektor produktif dan/atau UMKM sebesar 33,83% dari total outstanding pembiayaan industri pindar.

Ketua AFPI Entjik S. Djafar mengungkapkan belum tercapainya target itu lantaran ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini, sehingga sangat berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan.

“Melambatnya ekonomi baik secara domestik maupun global sangat memengaruhi pertumbuhan pembiayaan [disbursement]. Di sisi lain, akibat hal tersebut, angka kredit macet [NPL] juga terdorong naik,” ungkapnya.

Sebab demikian, dia berpendapat bahwa tantangan yang dihadapi industri pindar saat ini cukup berat, sehingga AFPI mengingatkan anggotanya untuk tidak terlalu ekspansif dalam menyalurkan pembiayaan.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU