28.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Gak Mau Terjebak Middle Income Trap! Indonesia Targetkan Keluar dari Kelas Menengah Tahun 2041

JAKARTA, 14 Oktober 2024 – Indonesia masih memiliki peluang untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), dengan ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi yang stabil sebagai faktor kunci. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Sunarso.

Menurut kajian Bappenas, Indonesia diperkirakan bisa lepas dari jebakan pendapatan menengah pada tahun 2041, asalkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai minimal 6% per tahun.

“Jika asumsi ini terpenuhi, maka Indonesia akan keluar dari jebakan tersebut,” ujar Sunarso.

Solusi Keluar dari Middle Income Trap

Sunarso menjelaskan bahwa untuk bisa keluar dari perangkap pendapatan menengah, pendapatan per kapita Indonesia harus melampaui US$ 4.465, sebagaimana diindikasikan oleh Bank Dunia.

Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa berdasarkan kajian BRI, faktor utama yang mempengaruhi tercapainya pertumbuhan ekonomi 6% adalah investasi dalam pengembangan human capital, yaitu nilai ekonomi yang berasal dari pengalaman dan keterampilan tenaga kerja.

Faktor yang Perlu Diperhatikan

Terdapat tiga faktor penting yang perlu diperhatikan untuk mendorong pembentukan human capital ini.

Pertama, Indonesia harus fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pangan.

“Penting bagi kita untuk memiliki strategi khusus, spesifik, dan visioner dalam menghadapi masalah ketahanan pangan,” jelas Sunarso.

Kedua, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sunarso menekankan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan.

“Setiap individu dalam usia produktif harus bekerja. Oleh karena itu, pemerataan kesempatan kerja menjadi hal yang sangat penting,” katanya.

Untuk menciptakan pemerataan kesempatan kerja, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, yang melibatkan pemerataan serta partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

Sunarso juga menekankan pentingnya investasi dalam human capital.

“Jika kita ingin meningkatkan kualitas human capital, mulailah dengan memperbaiki nutrisi dan pangan. Setelah itu, kita bisa fokus pada pemerataan melalui pertumbuhan inklusif,” tutupnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU