Grafik candlestick sangat penting untuk dipahami bagi calon investor saham untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga dalam jangka pendek atau kurang dari setahun. Analisis grafik tersebut sering dilakukan dalam analisis teknikal, analisis teknikal itu sendiri adalah analisis pasar berdasarkan harga dan volume.
Analisis teknikal tersebut bertujuan untuk membantu Anda dalam membaca pergerakan harga dengan kedua informasi tersebut, yaitu harga dan volume ditampilkan dalam bentuk grafik. Ada beberapa jenis grafik yang umum digunakan untuk menampilkan informasi harga, di antaranya ada grafik garis, grafik batang, dan grafik lilin atau grafik candlestick.
Namun, jenis grafik yang saat ini sedang populer adalah grafik lilin atau candlestick, karena mampu untuk menginformasikan paling banyak. Maka dari itu, sebelum memulai trading saham ada baiknya untuk mengenal grafik-grafik terlebih dahulu agar dapat mengetahui bagaimana grafik tersebut dapat membantu atau membahayakan Anda saat melakukan trading saham.
Jenis Grafik dalam Saham
Berikut ini adalah beberapa grafik-grafik lainnya yang harus dipahami terlebih dahulu.
- Grafik Batang
Grafik batang atau bar chart akan memberikan informasi yang lebih lengkap dari grafik garis atau line chart, karena dilengkapi dengan informasi seputar harga pembukaan, serta penutupan saham, harga tertinggi hingga terendah dalam satu periode. Menariknya dari grafik batang ini adalah bisa disetel untuk periode harian, mingguan, bulanan atau bahkan per jam.
Sebagai contoh: Misalnya, grafik horizontal yang menonjol dari kiri batang menentukan harga pembukaan dan jika garis horizontal menonjol dari sisi kanan batang menentukan harga penutupan. Jika untuk menentukan harga tertinggi dan terendah ditunjukkan oleh bagian atas atau bawah bilah.
- Grafik Garis
Grafik garis atau line chart adalah jenis grafik yang hanya menghubungkan harga penutupan dari satu periode ke periode lainnya dan hasil dari grafik tersebut menyerupai garis. Line chart ditampilkan karena kesederhanaannya dalam memberikan informasi mengenai harga penutupan dari hari ke hari.
Namun, sangat disayangkan terkait data penting seperti harga pembukaan dan harga tertinggi maupun terendah dalam satu hari tidak ditampilkan dalam grafik garis tersebut. Karena pada umumnya, memang grafik ini hanya memberikan informasi penting sederhana saja, yaitu harga penutupan hari itu.
- Grafik Candlestick atau Grafik Lilin
Candlestick chart atau grafik lilin adalah jenis grafik batang dengan tampilan lebih menarik yang diciptakan oleh seseorang berkebangsaan Jepang. Grafik ini diciptakan dengan dua komponen, yaitu tubuh dan bayangan. Menariknya dari candlestick chart ini adalah bagian tubuh grafik umumnya akan berwarna hitam atau merah apabila harga penutupan lebih rendah dibanding harga pembukaan dan umumnya akan berwarna putih atau hijau jika sebaliknya. Untuk bagian bayangan dari grafik ini juga terlihat jelas dalam memperlihatkan harga tertinggi maupun terendah dalam satu periode.
Grafik lilin ini memang menjadi favorit banyak orang yang bermain saham, karena selain memberikan informasi secara lengkap, visual atau tampilannya juga lebih menarik dibanding grafik lainnya.
Tentang Grafik Candlestick atau Grafik Lilin
Karena secara tampilan atau visual lengkap dan informatif, makanya candlestick chart ini lebih populer digunakan oleh para investor saham. Masing-masing dari setiap grafik lilin ini berisikan informasi terkait harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan atau disingkat dengan OHLC (Open-High-Low-Close).
Rentang antara open dan close bisa diartikan atau dinamakan sebagai tubuh, sedangkan rentang antara close dan high dinamakan bayangan. Terciptanya sebuah candlestick ini dibentuk oleh setiap transaksi yang dilakukan para peserta pasar dan dari aktivitas jual dan beli dalam sebuah periode.
Proses Terjadinya Candlestick Chart atau Grafik Lilin
Dalam candlestick chart, candlestick akan memberikan informasi bahwa harga penutupan sebuah saham lebih rendah dari harga pembukaannya dan dibayangi oleh high atau harga tertinggi serta harga terendah atau low dalam satu hari (periode dapat disetel per hari (1D), per minggu (1W), dan per bulan (1M).
Sebagai contoh: bagian tubuh grafik tersebut berwarna hitam atau harga penutupan lebih rendah dari pembukaannya dan bayangan dari grafik tersebut memperlihatkan harga tertinggi maupun terendah dalam satu periode.
Maka, proses terjadinya candle di atas adalah sebagai berikut:
- Pada saat bursa dibuka, transaksi jual-beli yang tercipta akan menciptakan harga pembukaannya. Berikutnya, transaksi tersebut dikuasai oleh pembeli sehingga harga pasar membentuk harga tertinggi atau high di hari tersebut.
- Selanjutnya, pada saat harga menyentuh titik tertinggi dalam periode tersebut, ternyata sebagian besar dari pemegang saham tersebut memutuskan untuk menjualnya, sehingga aksi jual yang terjadi berikutnya akan menekan harga saham tersebut hingga ke titik terendah di hari itu.
- Berikutnya adalah perlawanan aksi jual yang dilakukan oleh pembeli saham dan mengakibatkan harga terdorong naik ke atas. Namun, sangat disayangkan karena volume jual masih lebih banyak dibandingkan volume beli sehingga harga yang terbentuk di penutupan hari itu masih dibawah harga pembukaan.
Setelah diperdagangkan seperti 3 tahap di atas, maka bagian tubuh pada candle yang terbentuk akan berwarna hitam. Untuk melakukan analisis candle adalah saat sebuah candle terbentuk sempurna. Seperti halnya contoh di atas yang menandakan bahwa volume jual masih lebih besar dari pada volume beli dan dicirikan dengan warna hitam pada candle. Sebab, aksi jual masih mendominasi maka harga penutupan masih berada di bawah harga pembukaan.
Namun, bagaimana jika candle yang pendek dan berwarna putih? Jika terjadi hal tersebut, maka candle tersebut menandakan bahwa transaksi didominasi oleh para pembeli saham dan secara umum, mereka sepakat bahwa harga yang pantas untuk saham tersebut ada di suatu kisaran dengan jangkauan terbatas.
Karena pembeli masih mendominasi pasar, maka harga penutupan terbentuk lebih tinggi dari harga pembukaannya. Berikut ini adalah proses terbentuknya candlestick berwarna putih dan pendek tersebut, yaitu:
- Awal mulanya, harga yang terbentuk akibat transaksi pada saat pembukaan bursa akan menjadi harga pembukaan. Setelah itu, aksi jual membayangi dan menguasai perdagangan sehingga mengakibatkan penekanan harga ke bawah dan membentuk harga terendah.
- Namun, ternyata banyak yang menginginkan saham ini sehingga bayangan harga terendah tidak terlalu jauh dari harga pembukaannya. Kemudian harga tersebut kembali naik, karena perdagangan masih didominasi oleh para pembeli. Aksi beli yang dilakukan dalam pasar tersebut membuat harga disepakati hingga akhirnya dapat melampaui harga pembukaan. Harga tersebut terus naik hingga membentuk harga tertinggi pada periode tersebut.
- Setelah harga tersebut naik cukup tinggi, sebagian dari pemegang saham tersebut memilih untuk menjual saham miliknya dan menekan harga. Namun, aksi jual yang dilakukan tidak sebanding lurus dari aksi beli pada saham tersebut sehingga hasil akhir pada penutupan bursa, harga penutupannya bisa melebihi harga pembukaannya.
Kesimpulan
Dalam sebuah candlestick chart, ada banyak informasi terkuak mengenai transaksi dalam satu hari. Menurut trader terkenal George Soros pernah berkata bahwa candlestick adalah bahasa transaksi, candlestick chart seperti manuskrip yang hendak mengatakan sesuatu seperti: “Saya hendak naik, atau saya hendak turun atau ingin turun”. Sebab itu, ada pola grafik candle tertentu mengisyaratkan sesuatu seperti pembalikan arah harga saham dan penguatan tren sebuah saham.
Anda bisa menemukan banyak pola candlestick di luar sana sehingga dapat membantu dalam melakukan jual beli saham. Namun, sebagaimana alat analisis teknikal lainnya, yakni pola candlestick bukanlah instrumen sempurna. Ada saat dimana para pelaku pasar yang masih kebingungan ketika melakukan transaksi. Dan akhirnya, hasil candlestick yang terbentuk tidak berarti dan memberikan sinyal trading yang salah.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra