Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum kamu, pelaku startup sukses menjadi startup IPO.
PT Bukalapak.com (BUKA) sukses mencatatkan penawaran saham perdananya ke publik atau initial public offering (IPO) pada 6 Agustus lalu dengan nilai sebesar Rp21,9 triliun. Karena itu, sejumlah unicorn dan decacorn lainnya pun disebut-sebut siap menyusul.
Hanya saja, sebelum benar-benar siap untuk mencatatkan namanya di bursa saham dalam negeri, sejumlah hal harus diantisipasi oleh para startup tersebut agar penawaran saham perdananya dapat lebih baik dibandingkan Bukalapak.
Panduan Memulai dan Jenis Investasi yang Cocok untuk Anak Muda
Kepala Divisi Investment Banking Capital Market 2 Mandiri Sekuritas Primonanto Budi Atmojo membeberkan sejumlah hal yang membuat Bukalapak sukses menggelar IPO-nya. Mandiri Sekuritas merupakan lembaga yang terlibat langsung dalam proses IPO Bukalapak.
-
Cukup Modal
Budi menjelaskan, sebelum resmi menggelar IPO, Bukalapak memiliki bukti kecukupan modal sebesar Rp9 triliun, yang menunjukkan bahwa startup yang memulai usahanya di bidang e-commerce tersebut memiliki basis finansial yang kuat. Hal ini pula yang harus diperhatikan oleh para startup yang berniat untuk menggelar penawaran saham perdananya.
“Kekuatan finansial itu penting, sebab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meminta bukti kecukupan dana sebelum melantai di bursa,” katanya dalam webinar Kamis (16/9).
2. Memiliki Akses Investor di Dalam dan Luar Negeri
Selanjutnya, yang dibutuhkan juga oleh para punggawa startup sebelum melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah akses pada investor atau capital venture di dalam dan luar negeri.
Sebab, sambungnya, hanya dengan begitu perusahaan rintisan dapat memiliki basis finansial yang kuat, sehingga memberikan efek domino kepada peningkatan kepercayaan publik dan investor. Hal ini juga akan berpengaruh kepada peningkatan nilai saham yang nantinya akan dilepas ke pasar.
3. Ikuti Aturan Regulator
Selain yang disebutkan di atas, hal terpenting pula yang harus dijalankan oleh perusahaan startup adalah mereka harus mengikuti semua aturan yang telah ditetapkan oleh regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI.
Karena, bagaimanapun perusahaan akan berurusan dengan berbagai persoalan administrasi yang telah ditentukan oleh BEI dan OJK. Lebih-lebih dalam hal pencatatan saham perdana perusahaan. Dengan mengikuti aturan yang akan akan memudahkan perusahaan mencapai tujuannya.
“Dengan mengikuti semua hal yang ditetapkan regulator akan memudahkan dalam pengurusan administrasi dalam IPO,” ucapnya.
4. Keterlibatan Langsung Direksi Perusahaan
Primonanto mengungkapkan, salah satu kunci sukses startup Bukalapak dalam IPO kemarin adalah keterlibatan langsung direksi atau CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam setiap proses perjalanannya, sehingga proses Bukalapak dari persiapan hingga IPO hanya memakan waktu tiga bulan.
Dia menjelaskan, biasanya dalam perusahaan konvensional memiliki banyak layer, sehingga untuk rapat-rapat koordinasi biasanya diwakilkan oleh staf atau bawahannya, sehingga untuk momen-momen yang membutuhkan keputusan cepat sering terkendala.
Kirim Bitcoin Senilai USD2 Miliar, Biaya Transaksinya Hanya USD0,78
“Tapi saya salut Pak Rachmat dia hadir terus bahkan sampai malam, sehingga setiap keputusan yang penting dapat segera diputuskan dan ini membantu kelancaran IPO,” tuturnya.
5. Size Bukan Jadi Halangan
Dia meneruskan, tidak harus menjadi unicorn terlebih dahulu untuk dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar dengan cara IPO. Yang terpenting adalah bagaimana memastikan target investor yang akan didasar. Sehingga, dapat menjadikan perusahaan lebih besar dengan IPO.
“Jangan menunggu besar dengan go publik, jadilah besar dengan go publik. Saya setuju dengan slogan ini. Ink slogan BEU. Jadi memang tidak perlu menunggu unicorn untuk go publik,” kata dia.
6. “Berperang” di Waktu yang Tepat
Menurutnya, memilih waktu yang tepat untuk IPO juga perlu diperhatikan. Bukalapak, menurutnya “berperang” di waktu yang tepat, sehingga nilai IPO-nya dapat mencapai Rp21,9 triliun dan terbesar sepanjang sejarah bursa.
Primonanto blak-blakan, jika saja Bukalapak melakukan IPO di waktu yang bersamaan atau setelah unicorn atau decacorn lainnya melantai di BEI, nilai kapitalisasi Bukalapak tak akan sebesar ini. Karena menjadi unicorn pertama yang melantai di bursa saham, makanya Bukalapak sukses mendulang dana segar.
“Saya terus terang, kalau berbarengan dengan unicorn lain yang kapitalisasi pasarnya lebih besar, orang akan memilih yang lebih besar tentunya dibandingkan Bukalapak,” katanya.
Reporter : Nanda Aria
Editor : Gemal A.N. Panggabean