31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Harga Bitcoin Diprediksi Tembus USD 45.000, Disusul Ethereum yang Juga Melesat

JAKARTA, duniafintech.com – Harga Bitcoin diprediksi terus naik. Kenaikan harga Bitcoin akibat rencana pemerintah Rusia menggunakan uang kripto ini sebagai alat pembayaran jual beli minyak mentah.

Kenaikan harga Bitcoin bakal menjadi sentimen bagus bagi uang kripto lain. Biasanya, saat harga Bitcoin naik, harga uang kripto lain ikut terangkat.

Seperti pada perdagangan Jumat 25 Maret 2022 kemarin, Coinmarketcap mencatat peningkatan harga Bitcoin (BTC). Bitcoin yang merupakan cryptocurrency dengan market cap terbesar, berada pada level US$ 44.015,20. Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin BTC naik 2,69%. Dalam 7 hari perdagangan, harga Bitcoin naik 8,64%

Kemudian disusul harga Ethereum (ETH) yang merupakan market cap terbesar kedua berada di level US$ 3.108,90 naik 2,68% dalam 24 jam terakhir. Dalam 7 hari perdagangan, harga Ethereum naik 11,72%.

Harga Tether (USDT) yang merupakan market cap terbesar ketiga berada di level US$ 1, naik 0,01% dalam 24 jam perdagangan. Dalam 7 hari perdagangan, harga Tether / USDT juga naik 0,01%.

Harga Binance Coin (BNB) market cap terbesar keempat di level US$ 413,05 naik 1,02% dalam 24 jam perdagangan. Selama 7 hari perdagangan, harga Binance Coin naik 6,52%.

Harga USD Coin yang merupakan market cap terbesar kelima berada dilevel US$ 0,9995 turun 0,04% dari sehari sebelumnya. Selama 7 hari perdagangan, harga USD Coin turun 0,03%.

Sementara itu, harga Dogecoin (DOGE) yang populer karena Elon Musk juga naik 3,36% dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 0,1365. Dalam 7 hari perdagangan, harga Dogecoin naik 17,80%.

Harga uang kripto populer lainnya, Shiba Inu (SHIB) naik 1,3% dalam 24 jam terakhir menjadi 0,00002472. Dalam 7 hari perdagangan, harga Shiba Inu naik 12,66%.

Faktornya, dilansir dari Kontan, Rusia adalah salah satu eksportir besar minyak dan gas di dunia. Bahkan di Eropa, sebagian besar perdagangan minyak dan gas berasal dari Rusia.

Ketua Komite Energi Kongres Rusia Pavel Zavalny mengungkapkan bahwa Rusia tengah mempertimbangkan transaksi penjualan minyak menggunakan Bitcoin, menyusul sanksi yang terjadi saat ini.

Analis dari Split Capital menyebut, akibat dari pernyataan itu, tidak hanya Bitcoin yang menguat namun beberapa aset kripto lainnya.

Broker aset digital yang berbasis di Inggris GlobalBlock, mengatakan kekuatan harga bitcoin penting mengingat kenaikan harga minyak kini mencapai 25 persen selama seminggu terakhir.

“Kami percaya bahwa pergerakan minyak perlu didinginkan agar bitcoin dapat melanjutkan kenaikan. Di samping itu, akumulasi bitcoin oleh investor besar menjadi pertanda baik untuk cryptocurrency. Itu termasuk rencana Luna Foundation Guard untuk membeli 3 miliar dollar AS bitcoin dalam jangka pendek dan 10 miliar dollar AS jangka panjang,” jelas GlobalBlock.

GlobalBlock menilai, saat ini ada banyak tekanan beli, dan diperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai titik jenuh di level 45.000 dollar AS. Namun, hal ini dengan catatan, selama harga minyak tidak mencapai tertinggi baru.

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU