Harga Bitcoin masih tertahan di US$ 96,000, bagaimana prediksi pergerakan BTC selanjutnya? Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (24/2/2025) pukul 6.50 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 0,53% menjadi US$ 3,18 triliun dalam 24 jam.ย
Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) terlihat melemah 0,29% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 96.291 per koin atau setara Rp 1,57 miliar (kurs, Rp 16.305).
Pelemahan juga terjadi pada Binance (BNB) sebesar 1,58% menjadi US$ 657 per koin. Sedangkan Ethereum (ETH) malah naik 2,3% menjadi US$ 2.827 per koin.
Dikutip dari Cryptonews, Bitcoin (BTC) saat ini diperdagangkan di kisaran US$ 96 ribu, turun hampir 1% dalam 24 jam terakhir dengan volume perdagangan mencapai US$ 15,55 miliar. Mata uang kripto ini tengah berjuang menembus level resistance di US$ 97 ribu, yang bertepatan dengan Exponential Moving Average (EMA) 50 hari.
Level US$ 97 ribu sangat penting untuk menentukan pergerakan Bitcoin selanjutnya. Jika mampu menembusnya, BTC berpotensi memicu reli bullish, tetapi jika gagal, harga bisa mengalami koreksi lebih lanjut.
Aktivitas pemegang Bitcoin dalam jumlah besar (whale) menunjukkan tren menarik. Data mengungkapkan bahwa para whale mulai meningkatkan akumulasi BTC sejak pertengahan Februari, dengan aliran masuk meningkat dari 100,77 BTC menjadi 7.460 BTC pada 20 Februari.
Sementara itu, aliran keluar yang sempat mencapai puncaknya di pertengahan bulan kini turun ke 920,64 BTC, mengindikasikan berkurangnya tekanan jual. Ketidakseimbangan antara aliran masuk dan keluar ini menunjukkan akumulasi agresif oleh whale, yang biasanya menjadi indikator bullish bagi Bitcoin.
Kenapa Harga Bitcoin Masih Tertahan
Bitcoin, sebagai mata uang kripto terbesar di dunia, kembali menunjukkan pergerakan yang stagnan dalam beberapa pekan terakhir. Harga Bitcoin masih tertahan di kisaran tertentu, memicu pertanyaan di kalangan investor dan trader mengenai arah selanjutnya dari aset digital ini.
Faktor Penyebab Bitcoin Masih Tertahan
- Sentimen Pasar yang Belum Stabil
Ketidakpastian ekonomi global, kebijakan suku bunga bank sentral, dan regulasi kripto yang terus berkembang menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga Bitcoin. Investor cenderung berhati-hati dalam mengambil keputusan, sehingga likuiditas pasar menurun. Selain itu, adanya ancaman resesi di beberapa negara besar juga membuat investor lebih memilih aset safe haven seperti emas dibandingkan Bitcoin. - Tekanan dari Regulasi Global
Sejumlah negara masih terus mengkaji kebijakan mereka terkait mata uang kripto. Regulasi yang lebih ketat di beberapa wilayah, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, membuat pergerakan Bitcoin terbatas karena investor besar menahan diri untuk masuk ke pasar. Di sisi lain, negara-negara seperti El Salvador dan beberapa kawasan di Timur Tengah mulai lebih terbuka terhadap Bitcoin, yang mungkin bisa memberikan dampak positif di masa mendatang. - Teknikal Resistance yang Kuat
Dari sisi analisis teknikal, Bitcoin menghadapi level resistance yang cukup kuat di beberapa titik harga. Setiap kali harga mencoba menembus level ini, tekanan jual kembali meningkat, membuat Bitcoin masih tertahan di zona konsolidasi. Para analis menyarankan untuk memperhatikan support dan resistance utama guna mengetahui potensi breakout atau breakdown dalam beberapa minggu ke depan.
Prediksi Pergerakan Bitcoin ke Depan
Meskipun saat ini Bitcoin masih tertahan, ada beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu pergerakan harga ke depan:
- Adopsi Institusional
Jika lebih banyak institusi keuangan besar mulai mengadopsi Bitcoin dalam strategi investasi mereka, likuiditas pasar dapat meningkat dan mendorong harga naik. Saat ini, beberapa perusahaan besar mulai menjajaki Bitcoin sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. - Perubahan Regulasi yang Positif
Regulasi yang lebih jelas dan mendukung industri kripto dapat meningkatkan kepercayaan investor serta mendorong kenaikan harga Bitcoin. Jika regulasi mengarah ke transparansi dan perlindungan investor, adopsi kripto bisa lebih cepat berkembang. - Siklus Halving Bitcoin
Sejarah menunjukkan bahwa setiap kali terjadi halving, harga Bitcoin cenderung mengalami lonjakan beberapa bulan setelahnya. Dengan halving berikutnya yang dijadwalkan pada 2024, banyak analis percaya bahwa efeknya masih akan terasa di tahun 2025. Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk masuk sebelum kenaikan signifikan terjadi. - Teknologi dan Inovasi Blockchain
Pengembangan teknologi blockchain, termasuk peningkatan skalabilitas dan efisiensi transaksi Bitcoin, juga dapat menjadi faktor pendorong harga. Kemunculan solusi lapisan kedua seperti Lightning Network membantu meningkatkan kecepatan dan efisiensi transaksi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan adopsi Bitcoin di kalangan pengguna sehari-hari.
Kesimpulan
Bitcoin masih tertahan dalam pola pergerakan yang relatif stabil akibat berbagai faktor fundamental dan teknikal. Namun, dengan perkembangan positif dalam regulasi dan adopsi, ada potensi pergerakan harga yang lebih signifikan dalam waktu dekat. Bagi investor, pemantauan terhadap tren pasar dan faktor makroekonomi tetap menjadi kunci dalam mengambil keputusan investasi yang bijak. Selain itu, memahami siklus pasar dan memiliki strategi investasi yang tepat akan membantu mengoptimalkan peluang dalam trading Bitcoin.