Kini, spekulasi pun bermunculan bahwa harga Bitcoin menuju USD150,000 bukan lagi sekadar mimpi.
Harga Bitcoin kembali menjadi topik panas di kalangan investor, analis keuangan, dan komunitas kripto global. Setelah sempat menembus rekor baru di kisaran USD120.000, spekulasi pun bermunculan bahwa harga Bitcoin menuju USD150,000 bukan lagi sekadar mimpi. Banyak pihak mulai menyoroti berbagai indikator teknikal, fundamental, serta sentimen pasar yang mendukung narasi ini.
Namun, di tengah euforia tersebut, muncul juga pertanyaan penting: apakah kenaikan ini didorong oleh kekuatan pasar yang sehat, atau hanya gejolak sesaat yang berisiko menciptakan gelembung? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengapa banyak analis percaya bahwa harga Bitcoin menuju USD150,000 semakin masuk akalโdan apa risikonya.
Momentum Pasar yang Mendukung
Lonjakan harga Bitcoin dalam dua kuartal terakhir dipicu oleh beberapa faktor utama, di antaranya peningkatan adopsi institusional, penguatan pasar ETF Bitcoin spot, dan efek pasca-halving yang mulai terasa. Halving yang terjadi pada April 2024 memangkas separuh suplai Bitcoin baru, menciptakan tekanan pasokan di tengah permintaan yang terus naik.
Menurut Tom Lee, Managing Partner di Fundstrat Global Advisors, โJika dinamika penawaran dan permintaan tetap seperti sekarang, harga Bitcoin menuju USD150,000 sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat, bahkan sebelum akhir 2025.โ
Lee bukan satu-satunya yang berpendapat demikian. Beberapa analis dari JPMorgan, Fidelity Digital Assets, dan ARK Invest juga menunjukkan proyeksi bullish serupa dalam laporan kuartalan mereka.
Peran ETF Bitcoin Spot
Salah satu pendorong utama dalam narasi harga Bitcoin menuju USD150,000 adalah disetujuinya beberapa ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat dan Eropa. Akses mudah ke Bitcoin melalui instrumen investasi tradisional membuka pintu lebar bagi dana pensiun, hedge fund, dan bank untuk masuk ke pasar kripto.
Larry Fink, CEO BlackRock, menyatakan dalam wawancaranya dengan CNBC, โBitcoin telah berevolusi dari aset spekulatif menjadi penyimpan nilai digital. ETF membuatnya lebih dapat diakses dan dapat diandalkan bagi investor institusional.โ
Dengan masuknya miliaran dolar dari sektor institusional, tekanan beli terus meningkat. Jika tren ini berlanjut, maka harga Bitcoin menuju USD150,000 menjadi target yang masuk akal secara fundamental.
Data On-Chain Mengonfirmasi Optimisme
Analisis on-chain juga memperkuat optimisme pasar. Menurut data dari Glassnode, jumlah Bitcoin yang disimpan di dompet jangka panjang (long-term holders) terus meningkat. Di sisi lain, pasokan di bursa kripto mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir, menandakan bahwa investor lebih memilih menyimpan BTC daripada menjual.
Willy Woo, analis on-chain populer, menuliskan di akun X-nya (dulu Twitter), โSignal-signal akumulasi saat ini bahkan lebih kuat dari awal bull run tahun 2020. Jika ritmenya berlanjut, harga Bitcoin menuju USD150,000 bisa terjadi sebelum tahun ini berakhir.โ
Kombinasi antara tingginya akumulasi dan minimnya tekanan jual menciptakan struktur pasar yang solid untuk mendukung kenaikan harga.
Faktor Makroekonomi yang Menguntungkan
Di luar dunia kripto, kondisi makroekonomi global turut mendorong narasi harga Bitcoin menuju USD150,000. Ketidakstabilan geopolitik, potensi resesi di beberapa negara maju, dan pelemahan nilai mata uang fiat membuat investor mencari alternatif penyimpan nilai. Bitcoin, dengan pasokan terbatas dan sifat desentralisasi, dianggap sebagai “emas digital” baru.
Cathie Wood, CEO ARK Invest, menyebut Bitcoin sebagai โpelindung kekayaan dalam dunia yang penuh ketidakpastian.โ Dalam laporan ARK Big Ideas 2025, institusinya memproyeksikan harga BTC bisa menyentuh USD200.000 dalam skenario bullish, dan USD150.000 dalam skenario moderat.
Tren Adopsi Global
Adopsi Bitcoin juga makin meluas secara global. Negara-negara berkembang seperti Argentina, Nigeria, dan Turki mulai menggunakan Bitcoin sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Bahkan beberapa negara di Asia Tenggara mempertimbangkan untuk menyusun kerangka hukum yang mendukung transaksi Bitcoin dalam sektor keuangan dan e-commerce.
Semakin banyak merchant yang menerima pembayaran dengan BTC, dan perusahaan seperti PayPal, Stripe, serta Shopify telah mengintegrasikan pembayaran kripto dalam sistem mereka. Ekosistem yang semakin inklusif ini membuat banyak pihak percaya bahwa harga Bitcoin menuju USD150,000 bukan hanya target spekulatif, tetapi didorong oleh utilitas nyata.
Risiko Tetap Mengintai
Namun, meskipun prospek terlihat menjanjikan, risiko tetap ada. Volatilitas tinggi, potensi intervensi regulasi, serta gangguan teknis seperti serangan siber masih bisa mengguncang pasar. Selain itu, pengaruh sentimen negatif dari media atau tokoh terkenal juga bisa memicu koreksi tajam dalam waktu singkat.
Peter Schiff, ekonom dan kritikus Bitcoin, tetap skeptis: โKenaikan harga saat ini sebagian besar dipicu oleh spekulasi dan euforia. Tidak ada jaminan bahwa harga Bitcoin menuju USD150,000 akan terjadi tanpa koreksi besar terlebih dahulu.โ
Peringatan seperti ini penting untuk diingat, terutama bagi investor pemula yang cenderung terjebak dalam FOMO (fear of missing out).
Strategi Investor Menghadapi Kenaikan Harga
Bagi investor jangka panjang, strategi terbaik saat pasar seperti ini adalah disiplin dan terukur. Diversifikasi portofolio, manajemen risiko, serta edukasi diri menjadi kunci utama untuk memanfaatkan momen saat harga Bitcoin menuju USD150,000.
Para analis menyarankan penggunaan strategi seperti dollar-cost averaging (DCA), yakni membeli BTC dalam jumlah tetap secara berkala, untuk mengurangi risiko volatilitas. Selain itu, menjaga sebagian aset di dompet dingin (cold wallet) juga direkomendasikan untuk keamanan maksimal.
Kesimpulan: Menuju Tonggak Baru di Dunia Kripto
Tidak dapat disangkal bahwa Bitcoin telah menunjukkan ketangguhan luar biasa sejak awal kemunculannya. Dari mata uang digital eksperimental, kini menjadi aset investasi global dengan kapitalisasi pasar triliunan dolar. Kabar bahwa harga Bitcoin menuju USD150,000 adalah refleksi dari tren makro, dukungan institusional, serta optimisme terhadap masa depan keuangan terdesentralisasi.
Meski masih ada tantangan, peluangnya pun sangat besar. Bagi mereka yang mampu menavigasi pasar dengan cermat, fase ini bisa menjadi momen historis dalam perjalanan Bitcoin menuju adopsi massal.
Satu hal yang pasti, pasar kini lebih dewasa dibandingkan siklus sebelumnya. Dengan pondasi teknikal dan fundamental yang semakin kuat, kemungkinan harga Bitcoin menuju USD150,000 bukan sekadar mimpi lagiโmelainkan target realistis yang semakin dekat di depan mata.