25.2 C
Jakarta
Jumat, 24 Oktober, 2025

Harga Emas Catat Penurunan Harian Terbesar dalam 5 Tahun, Bagaimana Dampak Terhadap Bitcoin?

Harga emas di pasar spot anjlok lebih dari 5,3% pada Selasa (21/10) ke level $4.125, menandai penurunan harian terbesar dalam lebih dari lima tahun, setelah mencapai rekor $4.260 sehari sebelumnya.

Penurunan tersebut terjadi bersamaan ketika Bitcoin justru naik signifikan dari level
$107.000 ke $113.000. Namun, kenaikan lebih dari 5,6% dalam kurun waktu kurang dari 24 jam tersebut tidak bertahan lama, Bitcoin kembali terkoreksi dan saat ini diperdagangkan di area $108.000.

Merespon kondisi itu, Fahmi Almuttaqin, Analyst Reku menilai Pasar sempat berspekulasi
bahwa tren mulai berubah menjelang potensi pemangkasan suku bunga lanjutan The Fed
pekan depan (29/10).

“Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga bulan
ini mencapai hampir 99%, mengonfirmasi sikap dovish The Fed terhadap kondisi ekonomi
global. Ini membuat kondisi likuiditas ketat yang ada di pasar investasi saat ini dapat segera membaik dan memberikan katalis positif bagi instrumen berisiko (risk-on), sehingga narasi rotasi kapital dari emas ke Bitcoin sempat menarik banyak perhatian para trader dan
investor kripto,” ujar Fahmi.

Mengingat harga emas yang sudah mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan
terakhir, penurunan suku bunga lanjutan dapat membuat investor memilih untuk
merealisasikan profit guna memindahkan asetnya ke instrumen inflation hedge yang lebih
berisiko dan menawarkan potensi kenaikan menarik seiring potensi meningkatnya likuiditas, seperti Bitcoin misalnya, lanjutnya.

Laporan Bitwise pada hari Senin menyebutkan, hanya dengan rotasi 2% dari total
kapitalisasi pasar emas senilai $17 triliun dapat membuat harga Bitcoin berpotensi
menembus $161.000.

“Saat ini, neraca keuangan The Fed (Fed balance sheet) menunjukkan belum adanya
ekspansi signifikan, artinya likuiditas dolar di pasar masih ketat. Selain itu, data Treasury
General Account (TGA) menunjukkan pemerintah AS masih melakukan penarikan likuiditas
dari sistem perbankan ke kas negara, mempertegas kondisi pasar uang yang belum longgar. Sehingga, meningkatnya kekhawatiran investor terhadap gejolak politik dan ekonomi global dapat memberikan dampak signifikan terhadap volatilitas pasar, terlepas dari potensi bullish ke depan yang cukup terbuka di instrumen berisiko seperti Bitcoin,” tambah Fahmi.

Selain itu, pandangan The Fed terkait kondisi ekonomi, yang akan dipaparkan pasca
pertemuan FOMC pekan depan, juga menjadi faktor krusial yang akan diperhatikan oleh
para investor. Penurunan suku bunga yang diiringi oleh proyeksi kenaikan inflasi dapat
membatasi katalis bullish yang dapat berkembang.

“Dalam situasi saat ini di mana potensi pergeseran naratif bullish/bearish cukup terbuka dan ketidakpastian kembali meningkat terkait situasi ekonomi dan kebijakan perdagangan global, pengelolaan portofolio investasi secara lebih aktif dengan diversifikasi yang baik bagi investor atau trader profesional dapat berpotensi memberikan performa yang lebih optimal. Sedangkan bagi investor pemula, strategi akumulasi bertahap seperti dollar cost averaging (DCA), menarik untuk dipertimbangkan guna mendapatkan harga rata-rata di setiap kenaikan dan penurunan harga yang terjadi, khususnya mengingat potensi bertahannya tren bullish yang ada di pasar kripto saat ini dapat dikatakan masih cukup kuat,” imbuhnya.

Saat ini pun, investor juga bisa mengoptimalkan Dollar Cost Averaging (DCA) dengan fitur
yang memudahkan berinvestasi crypto blue chip. “Investor dapat berinvestasi Bitcoin,
Ethereum, dan crypto blue chip lainnya dalam sekali swipe melalui fitur Packs di Reku.
Terlebih, Reku Packs juga dilengkapi dengan sistem Rebalancing akan membantu investor
menyesuaikan alokasi investasinya sesuai dengan kondisi pasar secara otomatis. Dengan
begitu, strategi DCA yang dilakukan dapat lebih mudah, praktis, dan optimal. Strategi DCA
ini juga masih relevan untuk dijalankan khususnya mengingat potensi terciptanya level harga tertinggi baru bagi Bitcoin dan Ethereum masih cukup terbuka jika pelonggaran moneter AS terjadi,” jelasnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU