26.7 C
Jakarta
Sabtu, 19 April, 2025

Pengamat : Harga Emas Makin Naik Saat Rupiah Makin Turun

Harga logam mulia terutama harga emas di Indonesia diprediksi akan terus meroket ke depannya. Pengamat menilai hal itu terjadi karena pergerakan harga emas dunia yang makin meningkat dan kondisi kurs rupiah terhadap dolar AS yang mengalami pelemahan.

“Logam mulia seperti harga emas kemungkinan besar akan terus mengalami kenaikan karena melemahnya mata uang rupiah. Pada saat melemah mata uang rupiah, kemudian harga emas dunia juga mengalami kenaikan, ini akan berdampak terhadap harga,” ujar Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

Ibrahim mengingatkan bahwa harga logam mulia memang sangat bergantung pada dua hal tersebut. Diketahui, perhitungan logam mulia di Indonesia adalah harga emas dunia pada saat ini dibagi 31,3 gram, lalu dikali dengan kurs rupiah. Dan ditambah dengan ongkos dan sertifikat. Konkritnya, secara matematis, pergerakan rupiah dan harga emas dunia otomatis memengaruhi harga logam mulia.

Lebih lanjut, Ibrahim menerangkan tentang kondisi harga emas dunia yang saat ini terus bergerak pada tren peningkatan. Berdasarkan pantauannya, pada Rabu (16/4/2025) siang sekira pukul 12.03 WIB, harga emas dunia berada di level 3.285 per troy ons.

“Secara teknikal, mengindikasikan secara daily weekly ada kemungkinan besar harga emas dunia dalam minggu ini atau minggu depan akan menyentuh di level 3.300,” tuturnya.

Sementara itu, Ibrahim juga mengatakan ia mengamati indeks dolar AS yang terus mengalami pelemahan. Saat ini angkanya berada di level 99,653. Secara teknikal, daily/weekly, ia menyebut ada kemungkinan besar indeks dolar AS akan melemah menuju level 97.

“Yang menyebabkan (pelemahan indeks dolar AS) adalah rilis data inflasi di AS sesuai ekspektasi, turun dari 3 persen menjadi 2,5 persen, sehingga ada kemungkinan besar bank sentral AS akan menurunkan suku bunga di tahun ini lebih dari tiga kali, bahkan ada pengamat yang mengatakan ada kemungkinan besar penurunan suku bunga akan jor-joran di atas 1 persen,” jelasnya.

Ibrahim melanjutkan, para pejabat dari negara-negara bagian AS juga telah memberikan testimoni. Bahwa untuk mengimbangi perang dagang, bank sentral mereka harus menurunkan suku bunga. Itu nantinya bakal terlihat dari pertemuan pejabat bank sentral AS pada bulan April 2025 ini.

Prediksi kian moncernya harga emas dunia, menurut Ibrahim, juga disebabkan karena kondisi tensi geopolitik yang masih terus memanas. Ia menilai perang dagang antara AS dan China cukup luar biasa dengan Beijing melakukan perlawanan. Terutama dengan cara menahan barang-barang impor dari AS, terutama pesawat Boeing.

Kondisi itu lantas menyebabkan saham-saham teknologi berguguran. Walaupun, Ibrahim menyebut bahwa sebenarnya pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I/2025 masih tumbuh resilien yakni di angka 5,4 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar di angka 5,2 persen.

“Tetapi dunia mengindahkan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok karena cukup bagus di kuartal 1 belum tentu di kuartal 2 akan begitu akibat perang dagang,” ujar dia.

Di sisi lain, Ibrahim melanjutkan, permasalahan geopolitik di Timur Tengah juga masih panas. Iran diketahui mengancam akan mengebom wilayah Kuwait karena akan menjadikan wilayah itu sebagai landasan pesawat-pesawat terbang dari AS untuk melakukan penyerangan terhadap Iran.

AS sendiri diketahui sudah mempersiapkan yang akan melawan Iran nantinya adalah Israel. Israel akan memimpin penyerangan untuk melakukan pengeboman. “Israel bukan saja akan menguasai Gaza tetapi wilayah-wilayah di sekitar Gaza, sebagian adalah Yordania dan Suriah, karena menurut bani Israel zaman dulu dia mengatakan bahwa wilayah Israel luas, sebagian wilayah Yordania sebagian wilayah suriah yang dulu wilayah tersebut dikuasai oleh ottoman turki,” terangnya.

“Itu fundamental yang memengaruhi harga emas terus mengalami kenaikan,” tegasnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU