JAKARTA, 5 November 2024 – Harga emas dunia di pasar spot terlihat bergerak stabil di tengah ketidakpastian yang menyelimuti pemilu Amerika Serikat (AS) dan kebijakan suku bunga. Pada penutupan perdagangan Senin (4/11/2024), harga emas (XAU) berada di angka US$ 2.736,39 per troy ons, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,05% dalam sehari.
Hari ini, Selasa (5/11/2024), harga emas masih mencoba untuk menguat lagi meskipun hanya naik sedikit, yakni 0,01%. Kenaikan ini tergolong sangat kecil, menunjukkan bahwa harga emas bergerak mendatar, meskipun tetap berada di atas level psikologis US$ 2.700 per troy ons.
Harga Emas Sempat Capai Titik Tertinggi
Sebelumnya, harga emas sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 30 Oktober lalu, ditutup di level US$ 2.786,96 per troy ons sebelum terkoreksi selama dua hari berturut-turut.
Fluktuasi harga emas saat ini dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar yang menantikan perkembangan politik dari Pemilihan Presiden AS yang dimulai hari ini. Selain itu, investor juga mengamati hasil pertemuan dua hari Federal Reserve, dengan prediksi bahwa the Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps).
Fluktuasi Harga Emas, Tetap jadi Andalan Jangka Panjang
Menurut laporan dari Odaily yang mengutip analisis JPMorgan, meskipun harga emas saat ini masih berfluktuasi, prospek jangka panjangnya tetap positif. JPMorgan optimis bahwa emas akan terus mendapat dukungan dari pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, aksi beli bank sentral, dan tren pelemahan mata uang global.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa faktor-faktor ini telah membantu mendongkrak harga emas sepanjang tahun dan diperkirakan akan terus memberikan dukungan, terlepas dari hasil pemilu AS. Bahkan, jika Partai Republik memenangkan pemilu secara signifikan, harga emas berpotensi naik sebesar 7-10% dalam satu hingga dua kuartal ke depan.