26.4 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

Jelang Pembasahan Tapering Off, Ethereum dan Altcoin Lainnya Menguat

JAKARTA, duniafintech.com – Pada perdagangan Rabu (1/12/2021) pagi waktu Indonesia, harga kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) diperdagangkan cenderung bervariasi. Dalam hal ini, para investor menanggapi pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) yang ingin mempercepat laju pengurangan pembelian obligasi.

Menurut data CoinMarketCap pada pukul 09.00 WIB, Bitcoin dan sejumlah kripto alternatif (altcoin) terpantau terkoreksi. Di sisi lain, ethereum dan beberapa altcoin lainnya terpantau menguat. Bitcoin diketahui melemah 0,31% ke level harga US$57.133,21/koin atau setara dengan Rp819.861.564/koin (kurs hari ini = Rp14.350/US$), sedangkan cardano merosot 1,84% ke level US$1,57/koin atau Rp22.530/koin.

Sementara itu, XRP turun tipis 0,04% ke US$1/koin (Rp14.350/koin) dan dogecoin terkoreksi 0,55% ke US$0,2156/koin (Rp3.094/koin). Adapun ethereum melesat 5,53% ke level harga US$4.707/koin atau Rp67.545.450/koin, binance coin menguat 0,68% ke US$627,95/koin (Rp9.011.083/koin), solana terapresiasi 3,06% ke US$ 211,14/koin (Rp3.029.859/koin), sementara polkadot melonjak 4,22% ke US$38,24/koin (Rp548.744/koin).

Pada pagi hari ini, Bitcoin masih diperdagangkan di zona merah. Hal itu terjadi usai Ketua bank AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell, yang memperingatkan bahwa risiko inflasi yang lebih tinggi sudah meningkat. Di samping itu, The Fed pun bakal membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi (tapering off) pada pertemuan Desember nanti.

Powell, pada pidatonya di hadapan komite Senat, berpikir bahwa pengurangan laju pembelian obligasi bulanan dapat dilakukan lebih cepat ketimbang jadwal US$15 miliar per bulan yang diumumkan pada awal bulan ini.

“Pada titik ini, ekonomi sangat kuat dan tekanan inflasi lebih tinggi, dan oleh karena itu, menurut pandangan saya, mempertimbangkan untuk mengakhiri pembelian aset kami … mungkin beberapa bulan lebih cepat,” ucapnya, seperti dikutip CNBC International.

Komentar Powell tadi menunjukkan bahwa fokus The Fed sekarang sudah berubah, yakni untuk memerangi inflasi dan dampak negatifnya, ketimbang potensi gangguan dalam kegiatan ekonomi akibat adanya varian baru Covid-19.

Analis pasar senior di broker Oanda, Edward Moya, menilai bahwa percepatan tapering berdampak buruk pada pasar kripto, utamanya bitcoin. Hal itu lantaran para investor cenderung memilih bitcoin sebagai aset lindung nilai (hedging).

“Tapering yang akan dipercepat dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang meningkat adalah berita buruk bagi bitcoin,” sebut Moya, sebagaimana dilangsir CoinDesk.

“Bitcoin diperdagangkan lebih seperti aset berisiko daripada sebagai aset lindung nilai dari inflasi.”

Meski demikian, di tengah masih terkoreksinya bitcoin pada hari ini, koin digital terbesar kedua sekaligus menjadi koin alternatif (altcoin) terbesar pertama, yaitu ethereum, pada pagi hari ini masih terpantau cerah.

“Ethereum masih menjadi kripto favorit bagi sebagian besar trader dan koin digital tersebut akan mencoba menembus kisaran level US$5.000, tentunya setelah selera risiko kembali pulih,” tutur Moya.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU