30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Hasil RDG BI Paparkan 5 Poin Penting!

JAKARTA – Hasil RDG BI menyatakan 5 poin penting yang patut diperhatikan. Nilai tukar rupiah diprediksi akan mengalami penguatan pasca suku bunga BI Rate yang mampu ditahan di posisi 6,25%.

Optimisme tersebut sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tidak mengalami perubahan.

Hal itu terungkap setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang dilaksanakan pada tanggal 20—21 Agustus 2024 lalu.

Keputusan rapat tersebut menjadi gambaran perkembangan ekonomi kedepan.

Inflasi yang beberapa waktu terakhir mampu dikendalikan menjadikan BI memiliki kesempatan untuk melakukan pemangkasan suku bunga.

Namun, hasil rapat RDG memutuskan, suku bunga acuan tetap dipertahankan dan tidak mengalami perubahan.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI kemarin menyatakan, BI Rate diputuskan sebesar 6,25%.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada Agustus ini 34 dari 36 ekonom sepakat mengestimasikan bank central akan menjaga BI Rate.

RDG sepakat mengikuti pergerakan suku bunga The Fed.

Pertimbangannya, mengingat bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam menetapkan suku bunga acuan yang tidak diubah tentu memiliki pertimbangkan matang.

Diantaranya yang menjadi pertimbangan, investor dan otoritas moneter secara global terus mencermati sinyal The Fed untuk memangkas suku bunga acuan.

Informasi yang berhasil dirangkum, pada September mendatang, The Fed diperkirakan bakal memangkas suku bunga.

Kepastian mengenai kebijakan tersebut masih bergantung pada analisis ekonom.

Ekonom belum bisa memastikan The Fed bakal menurunkan suku bunga 25 bps atau mencapai 50 bps.

Suku bunga The Fed memang menjadi salah satu tolok ukur bagi BI dalam menentukan kebijakan moneter. Pasalnya, BI harus menjaga keseimbangan arus modal dan nilai tukar rupiah melalui kebijakan moneternya, agar perekonomian Tanah Air tetap stabil.

BI dalam mengambil keputusan tetap menjadikan The Fed sebagai acuan.

Terutama dalam menentukan kebijakan moneter.

BI menilai, untuk menjaga keseimbangan arus modal dan nilai tukar memerlukan pertimbangan matang.

Khususnya dalam menjaga agar perekonomian Tanah Air tetap stabil.

BI dalam beberapa waktu kedepan akan melakukan penurunan suku bunga.

5 Poin Hasil RDG BI

Keputusan tersebut diambil pasca rapat RDG yang mengerucut pada sejumlah poin berikut:

Pertama, BI sepakat untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada 6,25%.

Dengan demikian, kebijakan menetapkan BI Rate tersebut telah diterapkan selama lima bulan.

Pada Oktober 2023—Maret 2024 lalu sebelum kenaikan, suku bunga berada di level 6% bertahan selama enam bulan.

Hasil rapat RDG BI juga memutuskan untuk menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,50%.

Kemudian suku bunga Lending Facility tidak mengalami perubahan tetap tetap menggunakan acuan sebesar 7,00%.

Gubernur BI Perry Warjiyo secara tegas mengatakan, keputusan yang diambil dalam rapat RDG tersebut merupakan keputusan mutlak dan konsisten.

Faktor Utama

Fokus utamanya adalah kebijakan moneter pro-stabilitas.

Dengan mengerahkan fokus pada upaya penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah.

Selanjutnya, untuk memastikan inflasi tetap terkendali, pihaknya mengaku mengambil langkah pre-emptive dan forward looking.

Tujuannya pasti, yakni memastikan inflasi tetap di kisaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Kedua, adanya ketidakpastian kondisi ekonomi secara global, menyebabkan ekonomi mengalami perlambatan.

Saat ini pertumbuhan ekonomi berada di kisaran pertumbuhan 3,2%.

Akibatnya pasar keuangan global mulai mereda meski dengan risiko tinggi.

Ketiga, kondisi rupiah stabil dan berada di posisi baik mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh sepastian suku bunga.

Sehingga, penguatan manufaktur dan pangan menjadi faktor penguat.

Keempat, nilai tukar rupiah menguat diapresiasi 5,34 persen terhitung selama Agustus 2024.

Berdasarkan pantauan perdagangan Jumat (23/8/2024) ditemukan rupiah dibuka melemah.

Angkanya berada di posisi 0,27% bergerak ke posisi Rp15.541 per dolar AS.

Hal itu sejalan dengan penguatan indeks dolar 0,22% ke level 101,261.

Kelima, BI belum memiliki alasan kuat untuk mengambil kebijakan menurunkan suku bunga acuan.

Berdasarkan data Agustus 2024, prospek untuk menurunkan Suku Bunga Penguatan rupiah dan inflasi terpantau terkendali.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU