28.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Hasil Survei Deutsche Bank, Investor Prediksi Harga Bitcoin akan Anjlok

JAKARTA, duniafintech.com – Deutsche Bank melaporkan bahwa harga bitcoin akan anjlok pada tahun depan. Melangsir id.beincrypto.com, laporan Deutsche Bank Research sendiri memperlihatkan sentimen investor yang suram karena lebih dari sepertiga responden survei percaya bahwa harga Bitcoin akan anjlok atau turun ke bawah level US$20.000 pada Januari 2025 mendatang.

Adapun tren terkini di pasar kripto menunjukkan pergeseran yang dramatis. Harga Bitcoin, sebagai mata uang digital terkemuka, telah tergelincir di bawah angka US$39.000 pada 23 Januari 2024. Itu berarti bahwa fenomena tersebut mewakili penurunan sekitar 20% dari puncak lokalnya.

Bitcoin akan Tersungkur ke US$20.000?

Survei Deutsche Bank terkait harga bitcoin akan anjlok ini diketahui melibatkan 2.000 orang dari Amerika Serikat, Inggris, dan Zona Euro. Survei tersebut dilaksanakan mulai dari tanggal 15 hingga 19 Januari. 

Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Kebakaran, Ethereum Cs Ikut Terkoreksi

Meskipun terdapat pandangan pesimistis, tetapi sebanyak 15% partisipan melihat adanya potensi rebound. Di luar responden survei Deutsche Bank yang yakin harga bitcoin akan anjlok tersebut, mereka memperkirakan harga Bitcoin akan naik menuju kisaran harga antara US$40.000 sampai US$75.000 pada akhir tahun.

Seperti diketahui, lonjakan harga Bitcoin ke angka US$49.000 terwujud pada tanggal 11 Januari lalu. Lonjakan itu terjadi berkat antusiasme yang menyelimuti exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot yang baru saja disetujui. Tak ayal, capaian ini pun menandai rekor tertingginya sejak bulan Maret 2022.

Akan tetapi, aksi jual gila-gilaan yang terjadi setelahnya telah mengakibatkan penurunan harga yang tajam. Saat artikel ini dirilis, harga Bitcoin sedang bertengger di kisaran US$40.000.

Di sisi lain, dua analis, yakni Marion Laboure dan Cassidy Ainsworth-Grace, dari Deutsche Bank, menyoroti ekspektasi dari ETF Bitcoin spot yang baru dalam memperluas pelembagaan aset digital veteran ini. 

Meski begitu, sebagian besar arus masuk ETF sebenarnya berasal dari investor ritel, sebagaimana yang diungkap oleh laporan tersebut.

Faktanya, lanskap investasi telah mengalami pergeseran. Hampir US$4 miliar dana telah mengalir ke sejumlah ETF Bitcoin spot yang baru, terutama yang dikelola oleh BlackRock dan Fidelity. 

Akan tetapi, arus masuk ini kemudian diimbangi oleh aksi penarikan sebesar US$2,8 miliar dari Grayscale, yang melakukan transisi dari format dana investasi konvensional menjadi ETF (exchange-traded fund).

“Meskipun baru ~1 minggu sejak peluncuran, arus masuk bersih awal ke ETF Bitcoin nampaknya jauh lebih sedikit daripada yang digembar-gemborkan oleh komunitas kripto di media keuangan, dan lebih rendah daripada yang kami saksikan di minggu pertama arus masuk ke ETF Emas saat diluncurkan pada tahun 2004. Kami pikir banyak industri kripto telah menetapkan standar yang tinggi untuk peluncuran ETF, dan meskipun bermakna, kami pikir ekspektasi itu terlalu tinggi dan tidak realistis.” 

Baca juga: Sejak Peluncuran ETF Bitcoin Spot, Harga Bitcoin Anjlok 20%

Koreksi Pra-Halving?

Kendati demikian, terdapat sebuah pola historis yang memberikan secercah harapan. Pasar Bitcoin terkenal dengan sifat siklisnya, yang seringkali mengulangi tren masa lalu. 

Sebuah studi tentang 189 hari menjelang Bitcoin halving 2016 mengungkapkan retracement alias koreksi harga sebesar 25% pada Bitcoin. Hal ini menandai fase akumulasi ulang pra-halving yang bertahan sampai dua bulan sebelum tayangnya acara tersebut.

Di lain sisi, dalam setiap siklus sebelumnya, puncak bull market Bitcoin terjadi pada tahun setelah tayangnya halving

Dengan begitu, fenomena ini mengindikasikan potensi puncak harga pada tahun 2025. Terlebih, lintasan pasar saat ini juga sangat menyerupai fraktal 2019, di mana tren naik yang kokoh disusul oleh koreksi tajam beberapa bulan sebelum halving.

Jadi, jika pola ini tetap berlaku, kuartal pertama 2024 mungkin akan menjadi saksi penurunan pasar kripto. Apalagi, skenario ini semakin nampak realistis di tengah hype pra-halving dan juga euforia atas persetujuan ETF Bitcoin spot.

Kesimpulannya, walaupun masa depan Bitcoin terlihat penuh dengan ketidakpastian, riwayat pola siklisnya memberikan petunjuk untuk tren masa depan yang mungkin terjadi.

Baca juga: Harga Bitcoin Terpuruk, Mayoritas Kripto Teratas di Zona Merah

Baca terus berita fintech Indonesia dan berita kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU