JAKARTA, duniafintech.com – Cukup lama tak tersiar kabarnya, Pedangdut Juwita Bahar kini sedang sibuk berbisnis dengan meluncurkan token kripto bernama MnM atau Me and Models.
Token kripto besutannya itu merupakan platform media sosial, yang memadukan kripto dan NFT, sebagai bagian yang tak terpisah. Sesuai namanya, aplikasi ini fokus untuk menciptakan interaksi antar penggemar dan idolanya.
Melalui MnM, penggemar bisa memberikan likes kepada idolanya, sekaligus secara otomatis mengirimkan MnM koin, serta sebuah sapaan. MnM koin akan sah didapatkan oleh idola apabila mereka membalas sapaaan penggemar.
“Ini gabungan tiga platform digital. Jadi, di sini enggak kayak cuma main media sosial, aku dapat income (juga),” ujar Juwita Bahar di kawasan Meruya, Jakarta Barat, Dikutip dari JPNN.com, Ahad (4/3/2022)
Melalui kripto MnM, Juwita mengaku lebih termotivasi untuk berinteraksi dengan para penggemar. Sebab mereka baru bisa mendapatkan pemasukan jika membalas sapaan para penggemar.
“Bukan hanya karena koinnya, tetapi juga karena jumlah likes yang akan membawa nuansa pride di kalangan para pekerja seni sepertiku,” katanya.
Terjun ke dunia baru, putri Anisa Bahar itu tampaknya tak merasakan takut. Dia juga tak khawatir bergelut ke bisnis semacam ini lantaran MnM berbeda dengan binary option.
“Insyaallah enggak sih, karena ini beda sama yang kasus kemarin itu yang banyak banget itulah. Ini bukan binary option, (tetapi) crypto aset. Ini kayak menabung saja,” tutur Juwita Bahar.
Tren kripto lokal figur publik
Di sisi lain, perkembangan industri kripto dan blockchain di Indonesia semakin hari terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dilihat dari banyaknya bermunculan berbagai proyek kripto lokal.
Bahkan, baru-baru ini muncul proyek kripto yang dibangun dan dipasarkan melibatkan sosok figur publik. Salah satunya Juwita Bahar tadi.
Melihat fenomena tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda, menyambut positif segala perkembangan dan inovasi yang terjadi di industri kripto dan ekosistem blockchain di Indonesia.
Menurut pria yang akrab disapa Manda itu, kini masyarakat semakin antusias dengan segala perkembangan dan hal-hal baru mengenai kripto, NFT, DeFi, GameFi dan lainnya yang masuk dalam ekosistem blockchain.
Meskipun begitu, Manda juga mengingatkan bahwa fenomena ini juga perlu disikapi dengan penuh kehati-hatian.
“Antusiasi ini pun juga harus disikapi dengan kehati-hatian. Banyak koin/token yang bermunculan memanfaatkan hype di tengah masyarakat. Perlu ditekankan, untuk merilis koin/token yang memiliki standar global itu tidak mudah. Ada proses due diligence yang harus dipenuhi,” ujar Manda, belum lama ini.
Adapun menurut dia, masyarakat juga harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan masuk atau membeli sebuah kripto. Sebuah proyek kripto yang baik dan benar akan selalu membagikan whitepaper lengkap, sama halnya dengan prospektus di dunia saham, jika ada perusahaan yang akan melakukan IPO.
“Dalam whitepaper akan dijelaskan tentang proses roadmap ke depan dari aset kripto yang dibuat dan how they improve it pengembangannya ke depan. Salah satu hal yang penting meneliti dan memeriksa tim dan partner di balik developer aset kripto tersebut, jangan tutup mata dan terlena dengan sosok public figure,” ujar Manda..
Dengan melakukan riset, masyarakat diharapkan bisa menilai suatu proyek kripto yang baik atau tidak. Project kripto yang kurang baik, bisa berdampak pada keberlangsungan industri yang sudah dibangun sejak lama. Ada beberapa indikator mana project kripto yang kurang memenuhi standar.
Menurut Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dalam aturan Bappebti No. 7 Tahun 2020 Tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto, setidaknya ada tiga kriteria.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada