JAKARTA – Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk melarang aplikasi pesan instan Telegram karena kekhawatiran terkait moderasi konten yang tidak memadai, terutama terkait perjudian online dan pornografi. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, telah secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai kurangnya kerja sama Telegram dalam mengatasi masalah ini.
Telegram telah menerima beberapa peringatan dari pemerintah untuk meningkatkan upaya moderasi kontennya. Namun, menurut Menkominfo, platform tersebut masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hal ini telah menyebabkan pemerintah mempertimbangkan tindakan yang lebih tegas, termasuk kemungkinan pemblokiran Telegram di Indonesia.
Indonesia Pertimbangkan Blokir Telegram Terkait Moderasi Konten
🇮🇩INDONESIA WANTS TO BLOCK TELEGRAM
Indonesia is considering blocking Bigo Live and Telegram due to their alleged involvement in spreading pornography and promoting online gambling.
Communication and Informatics Minister Budi Arie Setiadi revealed that the Ministry has already… pic.twitter.com/7sWkf9V0Vr
— Mario Nawfal (@MarioNawfal) August 29, 2024
“Kami telah memberikan beberapa peringatan kepada Telegram, tetapi mereka tampaknya tidak menganggap serius masalah ini,” kata Menkominfo dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini. “Jika mereka terus mengabaikan kekhawatiran kami, kami tidak akan punya pilihan selain memblokir platform mereka.”
Pemerintah menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari konten berbahaya dan ilegal. Mereka berpendapat bahwa pemblokiran Telegram mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Masih menunggu Keputusan Terkait Pemblokiran atau Larangan, Karena Perlu Pertimbangan
Namun, keputusan untuk melarang Telegram kemungkinan akan menghadapi tentangan dari beberapa pihak. Telegram adalah platform populer di Indonesia, dengan jutaan pengguna. Banyak yang mengandalkannya untuk komunikasi pribadi dan bisnis. Selain itu, beberapa ahli berpendapat bahwa pemblokiran Telegram tidak akan efektif dalam mengatasi masalah konten berbahaya, karena pengguna dapat dengan mudah beralih ke platform lain.
Saat ini, nasib Telegram yang masih belum pasti. Pemerintah terus memantau situasi dan akan membuat keputusan berdasarkan perkembangan terbaru. Namun, satu hal yang jelas: pemerintah Indonesia serius dalam mengatasi masalah moderasi konten, dan mereka tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap platform yang tidak mematuhi peraturan.