26.7 C
Jakarta
Jumat, 20 September, 2024

Indonesia Semakin Dekat dengan Bank Emas, Pegadaian Siap Jadi Pionir

JAKARTA – PT Pegadaian (Persero) menargetkan rencana pembentukan bank emas atau gold bullion bank di Indonesia akan selesai pada bulan September tahun ini. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah, menyatakan bahwa rencana ini merupakan bagian dari amanat Undang-undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

“Menurut UU P2SK, seharusnya sudah harus disahkan paling lambat Januari 2025. Kami berharap bulan September ini sudah bisa disahkan, sehingga kami bisa segera mengajukan izin ke OJK [Otoritas Jasa Keuangan] untuk menjalankan layanannya,” kata Elvi di Jakarta.

Elvi menambahkan bahwa Pegadaian sudah siap mengelola bank bullion, dengan persiapan yang mencakup pengembangan sistem hingga pelaksanaan kegiatan usaha.

Empat Kegiatan Usaha Bank Emas

Elvi menjelaskan bahwa nantinya Bank Bullion akan menjalankan empat kegiatan usaha utama terkait perdagangan emas bagi nasabah.

Pertama, yaitu perdagangan atau trading emas, yang saat ini sudah dilakukan oleh salah satu entitas usaha Pegadaian, Galeri24, yang berfokus pada penjualan emas.

Kedua, skema titipan, di mana Bank Bullion akan menerima emas titipan dari nasabah. Saat ini, Pegadaian telah mengelola lebih dari 9 ton emas titipan nasabah.

“Kegiatan ketiga adalah simpanan. Nasabah dapat menyimpan emasnya di Pegadaian dan memberikan persetujuan agar emas tersebut dapat dimonetisasi, atau diputar, setelah mendapatkan izin dari OJK,” jelasnya.

Elvi juga menyebutkan bahwa saat ini mereka sedang melakukan uji coba sistem bersama anak usaha Galeri24. Sistemnya sudah berfungsi dengan baik, tinggal menunggu regulasi keluar untuk kemudian disosialisasikan ke masyarakat.

Kegiatan keempat adalah membentuk ekosistem bisnis pinjaman emas, di mana nasabah dapat meminjam emas dari Pegadaian. “Misalnya, jika ingin meminjam 1 kilogram emas, Pegadaian dapat meminjamkan emas tersebut dan nasabah nantinya mengembalikannya dalam bentuk emas juga,” tambah Elvi.

Emas jadi Investasi yang Aman

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan bahwa rencana pembentukan bank bullion ini didorong oleh situasi geopolitik global yang semakin tidak menentu.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, menyebutkan bahwa rencana ini sejalan dengan potensi emas sebagai investasi yang aman, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global yang membuat negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat kembali beralih ke emas sebagai aset yang stabil.

“Negara-negara besar seperti Cina dan Amerika sekarang justru kembali ke emas karena situasi geopolitik yang semakin tidak dapat diprediksi. Ini bukan aset yang akan hilang nilainya,” kata Tiko pada awal Mei lalu.

Tiko juga menyoroti pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter milik PT Freeport Indonesia di Manyar, Gresik, yang diproyeksikan akan menghasilkan hingga 50 ton emas per tahun. Dia juga meminta PT Pegadaian, yang memiliki pengalaman dalam mengelola investasi emas, untuk bekerja sama dengan Holding BUMN Pertambangan, MIND ID.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU