JAKARTA, duniafintech.com – Pemerintah meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) sebagai upaya untuk memperbaiki akses air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan hanya 23 persen masyarakat Indonesia yang mendapatkan akses ke perpipaan air bersih. Sebagian masyarakat Indonesia lainnya masih menghadapi tantangan ketimpangan harga air bersih dengan rentang harga Rp65.000 hingga Rp140.000 per meter kubik.
Untuk itu, Erick mengungkapkan pemerintah meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) sebagai upaya untuk memperbaiki akses air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia. IWF diinisiasi oleh Kementerian BUMN melalui sinergi holding BUMN Danareksa (Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1 dan Perum Jasa Tirta 2) untuk menghadirkan sambungan air ke berbagai wilayah di Indonesia.
Dia menjelaskan Indonesia Water Fund fokus pada tiga pilar yang menawarkan pendekatan investasi dengan manfaat berkelanjutan dan menghadirkan akses yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Baca juga: Revitalisasi Industri Gula Nasional, Jurus BUMN Cegah Krisis Pangan & Energi
Indonesia Water Fund Percepat Penyediaan Air Bersih
Indonesia Water Fund dapat dijalankan sesuai dengan model investasi yang sesuai dengan profil investor dengan skema yang mudah direplikasi di seluruh Indonesia. Peran mitra strategis dibutuhkan dalam program IWF guna mencapai hasil yang optimal dalam proses pengoperasiannya.
“Target awal, IWF akan mengelola dana sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp15 triliun dari mitra strategis untuk memperbaiki akses air bersih bagi 40 juta jiwa rakyat Indonesia. Sesuai dengan prinsip Indonesia Water Fund, yaitu penyediaan platform investasi yang mudah direplikasi, sehingga penambahan sambungan rumah untuk percepatan akses air bersih akan dapat terus menerus ditingkatkan,” kata Erick Thohir.
Baca juga: Potensi Ekonomi Digital Menjadi Terbesar di Asia Tenggara, Momentum BUMN
Erick menambahkan IWF merupakan solusi cepat untuk pemerataan akses air bersih, mempercepat penyediaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, dan efisien bagi seluruh rakyat Indonesia, sekaligus memperluas cakupan layanan air bersih nasional.
Indonesia Water Fund juga merupakan bentuk pendanaan untuk air bersih yang berjalan berdampingan dengan APBN secara mandiri, sehingga tidak membebani APBN secara langsung.
“IWF merupakan upaya untuk memaksimalkan PDB Indonesia, karena pasokan air yang tidak cukup akan berpotensi mengurangi PDB Indonesia sebesar 2,5 persen pada 2045,” jelas Erick.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021 mencatat rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,8 persen, di mana sekitar 12 persen rumah tangga memiliki akses air minum aman, dan kurang lebih 19 persen memiliki akses air minum perpipaan.
Berdasarkan data dari Danareksa Research Institute, konsumsi air semakin meningkat sejalan dengan peningkatan populasi. Namun, kelangkaan air menjadi masalah besar di beberapa negara dan bersamaan dengan kualitas air yang kurang baik menjadi penyebab penyebaran penyakit. Ke depan, isu kelangkaan dan kualitas air harus menjadi prioritas.
Realisasi investasi/pembiayaan untuk sektor pengairan dan sanitasi belum memenuhi sesuai kebutuhan. Indonesia Water Fund merupakan alternatif pembiayaan sektor pengairan di indonesia yang melibatkan BUMN, pihak swasta, dan investor. Dengan skema sumber dana tersebut diharapkan dapat meringankan beban APBN.
Baca juga: Menteri Erick Dorong Perempuan dan Generasi Muda Duduki Jabatan Direksi BUMN
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com