28.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Industri Fintech Indonesia Pegang Posisi Strategis di Asia Tenggara

DuniaFintech.com – Berkembangnya layanan fintech di Indonesia dinilai memberi kontribusi terhadap industri teknologi finansial di wilayah Asia Tenggara (SEA). Tanah Air diklaim memiliki posisi strategis dalam berkembangnya layanan keuangan berbasis teknologi di benua kuning.

VP of Investments perusahaan modal ventura besutan Telkom Group MDI Ventures, Aldi Adrian Hartanto mengklaim pandemi COVID-19 memberi pengaruh siginifikan terhadap situasi dan kondisi bisnis para pengembang fintech.

Berita Terkait: UMKM Bisa Ajukan Pinjaman dengan Bunga Rendah di Fintech Ini, Di Cek Yuk!

Dalam riset MDI Ventures bersama Finch Capital dan Dealroom.co bertajuk ‘The Future of Fintech in SEA’, dijelaskan bahwa pandemi justru mempercepat akselerasi dan adopsi layanan keuangan digital di wilayah ASEAN. Disebutkan, sekitar 22 juta pengguna gawai berpotensi bergabung setiap tahun.

Berita Terkini: 206 Perusahaan Fintech Lending Ilegal yang di Blokir OJK di Bulan Oktober, Ini Daftarnya

Indonesia yang menorehkan transaksi e-money tinggi di angka 173 % Year-to-Year per Januari menjadikan Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah adopsi fintech tercepat di dunia. Aldi menilai bahwa wilayah tersebut sangatlah kompetitif.

“Pandemi ini jadi ajang validasi untuk melihat pemain fintech mana yang memang dasar bisnis dan layanannya baik,” 

Berita Terkait: Kolaborasi Fintech dan E-Commerce Mampu Tingkatkan Transaksi di Masa Pandemi

Indonesia Pemain Kunci Fintech di Asia Tenggara

Ada pun beberapa industri fintech Indonesia yang menjadi sorotan di wilayah Asia Tenggara ialah fintech pembayaran dan pembiayaan atau pun kredit. Nama OVO dan GoJek menjadi pendominasi segmen sistem pembayaran berbasis elektronik.

Terjadi peningkatan volume transaksi yang fantastis antara keduanya. Hal ini merujuk pada kompetisi mereka yang terus bertingkat, mulai dari ride-hailing dan berbagai kemitraan strategis dengan beberapa industri yang mereka gandeng.

Sementara itu, terdapat beberapa nama startup fintech Indonesia dari klaster lain yang menjadi sorotan. Pendanan dan investasi mengalir deras terhadap industri ini. Terdapat 76% sepanjang 2019 dan telah mencapai 42% sepanjang semester I di tahun 2020.

Meluasnya layanan internet, banyaknya penduduk serta penetrasi layanan digital yang tengah mendunia memang menjadi faktor lainnya. Hal ini yang menjadikan Indonesia di antara negara Asia Tenggara lainnya lebih memiliki potensi besar untuk dilirik dunia.

Meski demikian, fintech Singapura mendominasi pendanaan investasi, dengan akumulasi mencapai USD 2,6 miliar. Sementara, Indonesia berada di posisi kedua (USD 0,8 miliar) dan berada di atas Filipina (USD 0,6 miliar), Vietnam (USD 0,5 miliar) dan juga Malaysia (USD 0,2 miliar).

DuniaFintech/Fauzan

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU