JAKARTA, duniafintech.com – Hasil pertemuan Bank Central Amerika, Federal Open Meeting Committee (FOMC) yang akan diumumkan hari ini Rabu waktu setempat tengah dinantikan, termasuk keputusan Bank of Japan (BoJ).
Pasalnya, para pelaku pasar saat ini sangat berhati-hati terutama dalam mengantisipasi hasil pembahasan yang dilakukan para petinggi bank tersebut.
Di Indonesia kondisi ini juga serba sulit apalagi Rupiah yang masih mengalami penekanan dalam perdagangan justru semakin mempersulit keadaan.
Kondisi rupiah yang belum mendapat dukungan dari pasar domestik menambah catatan buruk penurunan animo pasar.
Ditambah dengan nilai lelang sekuritas Rupiah Bank Indonesia yang terus membebani bunga.
Jadi, hasil pertemuan Bank Central tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan pasar.
Hasil pertemuan BOJ itu diyakini mampu memperkuat sinyal pelepasan obligasi.
Jika mengacu pada pergerakan dollar AS hari ini, tampak indeksnya masih berada di angka 104,55.
JOLTS Opening atau Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan adanya sinyal optimis para investor.
Seiring dengan hal itu, kenaikan lowongan pekerjaan justru mengalami penurunan mencapai 8,18 juta.
Survei ekonom Bloomberg juga menunjukkan, adanya permintaan yang solid untuk pekerja.
Meskipun pengusaha telah mengurangi perekrutan dan pertumbuhan upah melambat.
Data ini berlawanan dengan tren penurunan bertahap di pasar tenaga kerja baru-baru ini.
Harapan Suku Bunga BOJ
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, Bank of Japan diharapkan menaikkan suku bunga acuannya dan mengurangi pembelian obligasi pemerintah Jepang.
BOJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan 0,1 persen.
Kenaikan itu berada di kisaran 0 persen hingga 0,1 persen.
Fani juga menjelaskan, saat ini tingkat pengangguran Jepang pada bulan Juli sedikit lebih rendah dari perkiraan.
Angkanya berada pada posisi 2,5 persen dibandingkan perkiraan sebesar 2,6 persen.
Kondisi ini juga memengaruhi pasar saham Asia-Pasifik yang mayoritas melemah terutama saat Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter.
Indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan angka yang cenderung mengalami penurunan sebesar 1,37 persen.
Sementara Shanghai Composite Tiongkok melemah 0,43 persen.
KOSPI Korea Selatan juga turut mengalami penurunan sebesar 0,99 persen dan Indeks S&P/ASX 200 melemah 0,46 persen.
Nikkei 225 Jepang menguat 0,15 persen, dan Taiwan TAIEX naik 0,27 persen.
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com