duniafintech.com – Kazakhstan bekerja sama dengan Deloitte, Waves, dan perusahaan Blockchain lainnya untuk meneliti bagaimana teknologi itu bisa diadopsi ke dalam sistem pemerintahan negara.
Sebuah siaran pers menyebutkan bahwa negara itu ingin menjadi negara teknologi “Kedua setelah Jepang” guna mengikuti kebutuhan atas pengembangan sistem pasar cryptocurrency di tingkat pemerintah.
Penandatanganan memorandum tersebut adalah mengenai pengembangan pasar mata uang digital berdasarkan Pusat Keuangan Internasional Astana sebagai langkah pertama menuju terciptanya ekosistem ekonomi digital penuh di Kazakhstan.
Kesarev dan Waves bergabung dengan Deloitte CIS untuk menandatangani memorandum dengan pemerintah Kazakhstan untuk mengatur penelitian yang sedang berjalan, dan telah membentuk kelompok kerja khusus. Proyek tersebut berbasis di Astana, dengan memanfaatkan hukum Inggris.
Kami senang bahwa pihak berwenang Kazakhstan berusaha menciptakan kondisi yang paling menguntungkan untuk pengembangan teknologi Blockchain,” kata pendiri dan CEO Wave, Sasha Ivanov. “Kami yakin bahwa hasil dari kelompok kerja ini akan menarik investor baru ke Kazakhstan dan akan membantu negara ini untuk dikenal sebagai ‘Singapura baru’ di bidang Blockchain,” tambahnya.
Baca juga : duniafintech.com/turunnya-harga-bitcoin-timbulkan-peluang-besar-bagi-penggunanya
Bulan lalu, bank sentral negara tersebut mengumumkan akan mulai menjual obligasi berbasis Blockchain kepada investor melalui aplikasi mobile. Rencananya ini akan direalisasikan di paruh kedua tahun ini.
Written by: Sintha Rosse