26.5 C
Jakarta
Kamis, 16 Januari, 2025

Investasi Emas Lagi Hits, Eits Tapi Hati-hati!

JAKARTA, 11 Desember 2024 – Investasi emas masih menjadi sorotan. Harga emas global mencatat penguatan pada perdagangan awal pekan ini meskipun dolar AS masih menunjukkan dominasi dan pasar kripto terus menguat. Pekan ini, emas menghadapi sejumlah tantangan, seperti kuatnya dolar AS, data inflasi AS, serta klaim pengangguran.

Menurut data Refinitiv, harga emas naik 0,49% ke level USD 2.645,72 per troy ons. Sebelumnya, harga emas global sempat turun 0,78% secara point-to-point sepanjang pekan lalu, meski mencatat kenaikan tipis 0,03% pada penutupan Jumat di posisi USD 2.632,91 per troy ons.

Pengaruh Dolar AS dan Bitcoin

Pekan lalu, penguatan dolar AS terus menjadi tekanan bagi harga emas. Indeks dolar AS (DXY) naik 0,33% pada Jumat ke level 106,6, mencetak rekor baru. Secara mingguan, DXY juga menguat 0,3%.

Selain itu, lonjakan Bitcoin turut menjadi kabar buruk bagi emas. Akhir pekan kemarin, Bitcoin mencetak rekor baru dengan menembus level psikologis USD 100.000 per keping. Bitcoin sudah berada di level tersebut sejak pekan lalu, menguat posisi sebagai pesaing emas dalam kategori aset berharga.

Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam sebuah diskusi di New York Times DealBook Summit, menyebutkan bahwa Bitcoin kini dianggap lebih sebagai pesaing emas dibandingkan dolar AS.

“Bitcoin digunakan sebagai aset spekulatif, mirip dengan emas, tetapi dalam bentuk digital,” kata Powell.

“Namun, volatilitasnya yang tinggi membuatnya bukan alat pembayaran atau penyimpan nilai yang stabil.” tambahnya.

Rilis Data Inflasi dan Dampaknya pada Investasi Emas

Pekan ini, emas akan menghadapi risiko dari rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk November yang dijadwalkan pada hari ini Rabu (11/12/2024). Inflasi diperkirakan meningkat menjadi 2,7% year-on-year (yoy), naik dari 2,6% pada Oktober. Jika proyeksi ini terkonfirmasi, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan ini akan semakin kecil.

Namun, laporan pertumbuhan pekerjaan AS untuk November memberikan sedikit dukungan bagi emas. Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa nonfarm payrolls (NFP) bertambah 227.000 pada November, lebih tinggi dari revisi kenaikan 36.000 pada Oktober. Meski demikian, rata-rata pertumbuhan payroll tiga bulan terakhir tetap stabil di angka 173.000, mengindikasikan perlambatan pasar tenaga kerja.

Alex Ebkarian, kepala operasi Allegiance Gold, mengatakan bahwa data ini memberikan sinyal campuran bagi pasar emas.

“Data payroll yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menjadi sentimen negatif jangka pendek untuk emas, tetapi data private payroll yang sedikit lebih rendah dari perkiraan mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed,” ujarnya.

Prospek Pemangkasan Suku Bunga dan Harga Emas

Harapan pemangkasan suku bunga The Fed, yang diawali dengan penurunan 50 basis poin pada September, telah mendukung reli emas sepanjang tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas karena emas tidak memberikan imbal hasil.

Saat ini, trader memperkirakan peluang sebesar 87% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, naik dari peluang 72% sebelum rilis data penggajian. Jika pemangkasan suku bunga terjadi, ini bisa menjadi katalis positif bagi harga emas ke depannya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU