Investor institusional adalah kategori investor yang bertransaksi sekuritas dalam jumlah besar, termasuk saham dan dolar, seringkali mendapatkan perlakuan istimewa serta komisi yang lebih rendah jika memenuhi syarat tertentu.
Contoh dari investor institusional adalah perusahaan asuransi. Namun, bagaimana perbandingannya dengan investor ritel? Informasi selengkapnya terkait investor institusional adalah dapat ditemukan dalam artikel berikut, seperti dinukil dari ruangmenyala.com.
Investor Institusional adalah
Investor institusional adalah pihak yang mengelola dana dalam jumlah besar. Umumnya, transaksi yang dilakukan oleh investor institusional adalah melibatkan obligasi dan sekuritas.
Baca juga: Investasi Paling Aman dan Menguntungkan untuk Investor Pemula
Metode yang diterapkan oleh investor institusional adalah cenderung lebih maju dan profesional dibandingkan dengan investor ritel.
Selain itu, investor institusional dapat mengakses fasilitas khusus untuk bernegosiasi tentang biaya investasi. Dalam konteks pasar saham, peran investor institusional adalah memiliki dampak yang signifikan.
Pengaruh investor institusional adalah sering kali menciptakan ketidakseimbangan dalam penawaran dan permintaan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, obligasi, dan aset lainnya.
Karakteristik Investor Institusional
Dalam konteks investor institusional, terdapat beberapa ciri khas yang penting untuk dipahami. Beberapa karakteristik dari investor institusional adalah meliputi:
- Investor institusional adalah selalu terlibat dalam pengelolaan dana dalam skala besar.
- Investor institusional adalah berperan sebagai pengelola dana.
- Dasar dari kegiatan investor institusional adalah pengelolaan aset dan standar profesional.
Perbedaan Investor Institusional dengan Ritel
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sifat kepemilikan dana pada investor institusional adalah berasal dari nasabah atau klien.
Dengan demikian, investor institusional lebih fokus pada investasi dana nasabah, tidak seperti investor ritel yang menggunakan dana pribadi.
Selain itu, terdapat perbedaan dalam volume perdagangan antara keduanya. Volume perdagangan investor institusional umumnya berskala besar dibandingkan dengan investor ritel.
Hal ini disebabkan oleh kecenderungan investor institusional untuk melakukan pembelian atau penjualan saham dalam lot yang besar, seringkali mencapai 100 lembar atau lebih.
Secara pokok, perbedaan antara investor ritel dan investor institusional dapat dilihat dari aspek volume dan sifat kepemilikan dana.
Contoh Investor Institusional
Berikut merupakan beberapa contoh investor institusional yang dapat dipahami terlebih dahulu.
1. Reksa Dana
Reksa dana berperan sebagai wadah pengumpul modal untuk melakukan investasi dalam berbagai bentuk portofolio, termasuk obligasi, saham, dana indeks, dan beberapa jenis sekuritas lainnya. Pembelian saham reksa dana dapat dilakukan dengan harga sekuritas yang sesuai, baik oleh investor institusional maupun investor ritel.
2. Bank Umum
Bank komersial atau umum merupakan contoh lain dari investor institusional. Investasi yang dikelola oleh bank umum umumnya diproses secara profesional oleh sektor perbankan.
Peran bank umum melibatkan fungsi sebagai perantara finansial yang bertujuan untuk menciptakan modal bagi perusahaan, nasabah, dan bahkan pemerintah.
3. Pengelola Dana Pensiun
Sebagai contoh investor institusional lainnya, pengelola dana pensiun memiliki tujuan khusus dalam mengumpulkan modal pembayaran bagi karyawan yang telah memasuki masa pensiun. Program dana pensiun ini terbagi menjadi dua jenis, yakni Program Pensiun Iuran Pasti dan Program Pensiun Manfaat Pasti.
4. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi termasuk dalam kategori investor institusional yang berinvestasi dengan membayar uang premi kepada nasabah. Umumnya, perusahaan asuransi melakukan investasi pada instrumen keuangan yang memiliki tingkat stabilitas, seperti saham dan obligasi.
5. Lembaga Pengelola Dana Abadi
Lembaga pengelola dana abadi, atau yang dikenal sebagai Endowment Fund, merupakan contoh investor institusional yang terlibat dalam investasi berkesinambungan. Secara singkat, lembaga pengelola dana abadi melakukan investasi dengan tujuan nirlaba. Investasi ini menggunakan dana kolektif yang berasal dari sumbangan amal dan hibah.
Selanjutnya, dana yang terkumpul akan dialokasikan kepada organisasi nirlaba sesuai dengan kesepakatan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Baca juga: Akurat! Indodax Ungkap Kebiasaan Unik Investor Kripto di Indonesia
6. Pengelola Dana Lindung Nilai
Pengelola Dana Lindung Nilai, atau lebih dikenal sebagai Hedge Fund, merupakan suatu bentuk penghimpunan modal dari investor kelas atas yang memiliki kekayaan bersih sebesar $1 juta atau lebih.
Investasi dilakukan melalui kontrak kolektif privat yang melibatkan biaya jasa tertentu. Penawaran reksa dana ini hanya terbuka bagi investor terakreditasi.
Tujuan utama dari Hedge Fund adalah untuk melindungi nilai investasi dari potensi kerugian di pasar modal. Penting dicatat bahwa tidak semua investor terakreditasi memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam Hedge Fund ini, karena adanya batasan keuangan tertentu.
Kelebihan Investor Institusional
Setelah memahami contoh investor institusional, sekarang penting untuk mengetahui beberapa kelebihannya. Berikut adalah beberapa keunggulan investor institusional:
- Pembelian dalam Skala Besar
Kemampuan untuk melakukan pembelian dalam skala besar dapat meningkatkan potensi keuntungan, karena investor institusional memiliki dana yang cukup besar untuk meningkatkan daya beli saham dalam jumlah signifikan. Perlu dicatat bahwa pembatasan akun bagi investor institusional cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan investor ritel.
- Biaya
Keuntungan dalam hal biaya juga menjadi lebih baik bagi investor institusional dibandingkan dengan investor ritel, karena terdapat ruang untuk negosiasi terkait nominal biaya.
Dengan volume pembelian yang lebih besar oleh investor institusional, peluang untuk melakukan negosiasi terhadap harga menjadi lebih menguntungkan.
- Kemudahan Akses Sekuritas
Investor institusional juga mendapatkan keunggulan dalam kemudahan akses ke sekuritas karena volume transaksinya yang besar.
Risiko Investasi Institusional
Selain memiliki keunggulan, investasi institusional juga membawa risiko tertentu. Beberapa risiko investasi institusional meliputi:
- Risiko Hak Hukum Pemegang Saham: Terjadi risiko terkait hak hukum pemegang saham, yang mencakup investor dengan kualitas dan pengalaman yang kurang baik dalam hal pembayaran dividen.
- Risiko Terkait Struktur Manajemen Organisasi: Terdapat risiko terkait struktur manajemen organisasi, karena kurangnya model untuk menilai kualitas kinerja investor institusional.
Penutup
Demikianlah ulasan terkait investor institusional adalah yang perlu diketahui. Semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga: Kesalahan dalam Berinvestasi yang Wajib Dihindari Investor Pemula
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com