JAKARTA, duniafintech.com – Investor Ritel dan Investor Institusional merupakan jenis investor yang bisa menjadi pengetahuan berharga dengan cara mengenal dan memahami perbedaan keduanya sebelum terjun ke dunia investasi. Karena keduanya memiliki cara kerja dan karakter yang berbeda berdasarkan pemilik dananya.
Sebelum memahami kedua jenis investor, ada baiknya untuk kamu mengetahui apa itu investor lebih dulu. Investor itu sendiri adalah penanam modal yang akan memasukkan sejumlah uang ke dalam aset tertentu dengan harapan agar bisa mendapatkan keuntungan di masa depan. Bentuk investasinya pun bisa beragam, mulai dari saham, reksa dana, properti, emas hingga aset digital.
Besaran nominal yang akan ditanamkan dalam sebuah aset tidak menjadi masalah bagi mereka. Sebab selama mereka sudah menanamkan modalnya, maka seseorang sudah bisa disebut sebagai investor. Lantas, bagaimana cara membedakan golongan investor seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya? Berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai kedua jenis investor tersebut.
Pengertian Investor Ritel dan Investor Institusional
Investor ritel adalah penanam modal non profesional yang akan membeli dan menjual aset mereka atas namanya sendiri, bukan untuk kepentingan sebuah organisasi atau perusahaan.
Istilah ini umumnya digunakan dalam dunia saham, yakni biasanya mereka akan melakukan investasi melalui firma broker atau pialang saham reguler, online atau cara lainnya.
Selain itu, jumlah aset yang akan diperdagangkan pada umumnya juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan investor institusional.
Dalam hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa investor ritel atau investor individu adalah investor yang hanya menggunakan modal mereka yang bersifat pribadi, bukan berdasarkan atas nama perusahaan atau orang lain.
Selain investor ritel, ada juga istilah yang dikenal sebagai investor institusional. Adapun investor institusional adalah sebuah perusahaan atau organisasi yang akan berinvestasi atau menanamkan sejumlah uang atas nama orang lain.
Beberapa contoh perusahaan yang termasuk dalam investor institusional adalah perusahaan asuransi, reksa dana, dan perbankan yang menyediakan produk tabungan baik untuk reguler maupun keperluan pensiun.
Investor institusional ini seringkali menjual atau membeli aset dalam jumlah besar. Mereka juga bisa memperjualbelikan obligasi dan sekuritas. Selain itu, investor institusional biasanya juga menggunakan metode lebih canggih dan juga cara berinvestasi yang lebih profesional dibandingkan dengan investor ritel.
Contoh Investor Ritel dan Investor Institusional
Contoh dari kedua jenis investor, yakni investor institusional dan investor ritel bisa dilihat dari penjelasan berikut ini. Contoh investor ritel sukses ada cukup banyak sekali contoh investor individu sukses di dunia. Salah satunya investor yang dianggap paling sukses adalah Warren Buffett dengan total kekayaannya kurang lebih mencapai US$101,1 miliar. Investor ritel asal Omaha, Nebraska, Amerika Serikat dan merupakan CEO Berkshire Hathaway, sebuah perusahaan yang akan bergerak di bidang asuransi, termasuk juga properti dan jiwa.
Kisah sukses investasinya saat ini telah tersebar luas di beberapa media online. Warren Buffett mulai tertarik pada dunia investasi sejak ia masih berusia muda. Setelah ia sukses di dunia investasi, Warren Buffett mulai dikenal sebagai filantropis. Dalam The Giving Pledge yang dibuatnya bersama Bill Gates di tahun 2009 lalu, Buffett berjanji untuk memberikan lebih dari 99% kekayaannya sebagai sumbangan filantropis baik ketika ia hidup maupun setelah meninggal nanti.
Sementara itu, contoh dari investor institusional adalah sebagai berikut. Investor institusional pada umumnya terdiri dari:
- Bank Umum.
- Lembaga Pengelola Dana Abadi.
- Pengelola Dana Lindung Nilai.
- Pengelola Dana Pensiun.
- Reksa Dana.
- Perusahaan Asuransi.
Sebagai contoh, misalnya perusahaan asuransi yang menawarkan berbagai macam produk seperti asuransi kesehatan, pendidikan, kepemilikan rumah, mobil, dan lain sebagainya.
Perusahaan asuransi dapat membantu nasabahnya untuk memberikan perlindungan atas harta benda yang mereka miliki. Karena itu sebuah perusahaan asuransi bisa membantu investasi atas nama orang lain.
Beda Investor Ritel dan Investor Institusional
Baik itu investor ritel dan investor institusional, mereka sama-sama aktif di berbagai bentuk instrumen investasi, misalnya obligasi, komoditas, valuta asing, saham, dan bentuk investasi lainnya. Namun, terdapat beberapa perbedaan yang bisa kamu simak berikut ini.
- Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu mengenai kepemilikan dana investor ritel yang akan menginvestasikan dana miliknya sendiri, sementara dengan investor institusional yang akan menginvestasikan dana dari milik nasabah atau kliennya.
- Volume Perdagangan, adapun volume perdagangan investor institusional jauh lebih besar dibandingkan investor ritel. Karena, biasanya investor ritel akan membeli atau menjual saham dalam jumlah lot penuh mulai dari 100 lembar saham atau lebih. Sementara itu, investor institusional akan melakukan perdagangan blok dengan jumlah minimal 10.000 lembar saham. Karena hal ini juga, biasanya investor institusional sangat jarang untuk membeli saham dari sebuah perusahaan kecil. Alasannya adalah karena aksi ini biasanya bisa membuat tidak seimbangnya jumlah penawaran dan permintaan di pasar aset.
- Peraturan Sekuritas, terkait peraturan sekuritas ini investor institusional biasanya juga menghindari persentase kepemilikan perusahaan yang tinggi, karena hal itu bisa melanggar peraturan sekuritas.
Kesimpulan
Memahami betapa pentingnya perbedaan antara investor institusional dan investor ritel sangatlah penting jika kamu ingin mulai berinvestasi secara matang. Tetapi ada juga yang sama pentingnya atau mungkin lebih dari itu adalah kesadaran untuk mulai berinvestasi dan dapat mengelolanya dengan baik.
Berinvestasi memang sangat penting untuk masyarakat luas dalam mempersiapkan masa depan mereka, terutama di masa pensiun. Di saat mereka sudah tidak bisa bekerja secara aktif seperti biasanya, maka dengan berinvestasi sejak dini, tentu kamu bisa tetap punya penghasilan pasif di masa tua nanti. Selain itu, dengan investasi nantinya juga memungkinkan Anda untuk memiliki tabungan dana darurat.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra