25.2 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

Jajal Pasar Indonesia, Stratus Technologies Tawarkan Berbagai Kemudahan

Stratus Technologies hadir di Indonesia menawarkan berbagai kemudahan melalui komputasi tepi bebas sentuhan atau zero-touch edge computing. Setelah sukses di pasar global, kali ini Startus Technologies hadir di Indonesia untuk membantu digitalisasi menghadapi era industri 4.0.

Digitalisasi industri di Indonesia telah menjadi agenda nasional yang dipromosikan oleh beragam stakeholder, terutama pemerintah. Sejak 2020, Kementerian Perindustrian mengakselerasi transformasi digital pada beberapa sektor industri di Indonesia. 

Country Manager Stratus Technologies Indonesia, Gerry Santoso mengatakan, sebagai perusahaan teknologi yang akan membantu bisnis-bisnis di Indonesia secara vertikal dalam berbagai sektor seperti retail, energi, minyak & gas, transportasi, farmasi, bangunan pintar (smart building), dan kota cerdas atau smart city.

“Stratus Technologies ingin memperkenalkan keunggulan teknologinya yang terotomatisasi, terlindungi namun tetap mudah digunakan kepada khalayak yang lebih luas,” katanya dalam webinar, Rabu (22/9).

Automasi Manufaktur 24 Jam Sehari

Kecanggihan teknologi yang dibawa oleh komputasi tepi memungkinkan industri manufaktur untuk berjalan selama 24 jam sehari. Proses pengontrolan yang dapat dilakukan secara otomatis dan jarak jauh memungkinkan pengguna atau user melakukan manajemen mesin dengan lebih andal.

Lebih lagi, sektor-sektor kritikal seperti sektor energi, ritel, makanan, dan sektor farmasi yang saat ini sangat dibutuhkan seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19 membutuhkan masa tunggu pengolahan data atau downtime yang lebih singkat atau bahkan tak ada. 

Hal ini, lanjutnya, dapat diwujudkan dengan penggunaan teknologi komputasi tepi terhadap berbagai perangkat manufaktur agar produksi tetap dapat terus berjalan tanpa henti, sehingga dapat memasok kebutuhan masyarakat.

“Produksi oil and gas, makanan, dan kesehatan itu kritikal dan esensial bagi masyarakat dan enggak boleh terhenti. Enggak boleh ada downtime. Di sini Stratus hadir,” ujarnya.

Sekuritisasi yang Lebih Aman dan Efisien

Gerry mengungkapkan, teknologi komputasi tepi yang ditawarkan oleh Stratus Technologies juga memungkinkan untuk menjalankan sekuritisasi atau keamanan perangkat yang terhubung dengan Internet of Things (IoT) selama 24 jam sehari.

Dengan sistem kontrol jarak jauh dan otomatis, perusahaan tidak lagi membutuhkan tenaga manusia sebagai operator yang mengontrol data center. Sehingga, pengerjaan terhadap pengamanan perangkat atau device yang digunakan dapat lebih efisien.

“Biasanya di mal-mal di mana butuh untuk monitoring perangkat-perangkat 24 jam di data center, sekarang bisa dilakukan secara otomatis,” ucapnya.

Menyasar Pasar Smart City 

Selain itu, Startus Technologies pun mencoba memberikan solusi terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam menerapkan konsep kota cerdas atau smart city. Pemerintah pun disebut telah menargetkan penerapan kota cerdas ini sebesar 70% di Pulau Jawa, 16% di Sumatera, dan sisanya di dua pulau besar tersebut.

“Di era pandemi ini pemerintah lebih mempercepat penerapan smart city, jadi di sini Stratus menyediakan partner bagi klien kita di mana tidak boleh ada downtime sama sekali,” tuturnya.

Dia memaparkan, teknologi komputasi tepi yang dibawanya akan membantu menyinergikan sistem transportasi terpadu yang tengah dikerjakan oleh pemerintah, seperti MRT, LRT, BRT, commuter line, dan sistem transportasi terpadu lainnya dengan metode pembayaran digital. 

Masuk ke Sektor Finansial

Agar lebih memudahkan pengguna dalam menjalankan aktivitas hariannya, Stratus juga masuk ke ekosistem pembayaran digital atau digital payment. 

Dengan mengembangkan data center yang lebih canggih melalui komputasi tepi, pengguna dapat melakukan transaksi dengan lebih cepat, aman, dan akurat. Sehingga, dapat pula mendorong upaya Bank Indonesia (BI) untuk mempercepat digitalisasi perbankan dan sektor finansial.

Lebih-lebih, pandemi Covid-19 yang merebah sejak satu setengah tahun terakhir telah membuat sejumlah negara melakukan kampanye untuk mengurangi pertemuan fisik, termasuk dalam hal transaksi. Di mana, pembayaran didorong lebih ke arah digital atau cashless.

 “Ini sudah dicanangkan BI dan telah ditetapkan di blue print pembayaran Indonesia di 2025. Di mana poin pentingnya adalah banking integration dalam menjaga perdagangan antara negara,” kata Gerry.

Menyasar Mega Proyek 35.000 MW PLN

Gerry pun menuturkan, pihaknya juga menyasar program masterplan pengembangan mega proyek listrik 35.000 MW yang saat ini tengah digodok oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Mega proyek ini diproyeksikan rampung pada 2028.

Dia mengatakan, dengan corak komputasi tepi yang dinamis dan dapat digunakan di remote area atau daerah ekstrim sekalipun, memungkinkan bagi PLN untuk dapat mengontrol operasi pembangkit listriknya tanpa harus datang ke lokasi. Dengan begitu, produksi listrik dalam mencukupi kebutuhan nasional dapat terpenuhi.

“Selain itu kita juga menyasar proyek renewable energy sebesar 2.000 MW,” ujar dia.

Sistem Logistik yang Lebih Baik 

Adapun, Stratus juga menyasar industri logistik nasional. Indonesia yang terdiri dari 16.000-an pulau dan belum terhubung dengan baik membuat distribusi barang seringkali terhambat, karena infrastruktur yang belum memadai, dan memicu terjadinya peningkatan biaya logistik. 

Sehingga, terjadi perbedaan harga yang cukup besar antara wilayah dengan infrastruktur baik seperti Jakarta dengan wilayah dengan infrastruktur kurang baik seperti di Papua. Harga barang di Papua menjadi lebih mahal dibandingkan dengan barang yang sama yang dijual di Jakarta. Apalagi, produksi barang tersebut sebagian besar berada di Pulau Jawa atau lebih dekat ke Jakarta.

Untuk itu, Gerry menawarkan solusi yang lebih baik melalui komputasi tepi untuk menjembatani proses logistik yang lebih terintegrasi dan otomatis, sehingga perbedaan harga antara Papua dan Jakarta dapat ditekan lebih kecil.

“Indonesia ada lebih dari 16 ribu pulau. Itu juga menyebabkan harga barang di Papua dan Jakarta jauh, bisa 200% selisihnya. Karena itu kita coba tawarkan solusi untuk menjembatani,” tukasnya.

Bersama Kominfo Bangun Data Center di Wilayah

Sementara itu, untuk dapat mendorong proses digitalisasi yang lebih andal di dalam negeri, dibutuhkan pusat data atau data center yang mumpuni, sehingga proses otomasi dapat berjalan dengan downtime yang minim.

Pemerintah pun berencana untuk mengembangkan pusat data nasional di empat lokasi, yaitu Jawa Barat, Batam (Kepulauan Riau), Kutai Kartanegara atau di lokasi Ibukota Negara yang baru Kalimantan Timur, dan juga di Labuan Bajo (NTT).

Dan untuk mewujudkan upaya itu, Gerry pun menyebutkan pihaknya siap terlibat, guna mewujudkan transformasi digital yang baik bagi Indonesia dalam menyambut industri 4.0. 

Reporter : Nanda Aria

Editor : Gemal A.N. Panggabean

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE