33.5 C
Jakarta
Senin, 18 November, 2024

Jangan Khawatir, IPO Goto Bukan Langkah Exit Strategy

JAKARTA, duniafintech.com – Analis sekaligus Founder Traderindo.com Wahyu Tri Laksono berpandangan bahwa, langkah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk memulai penawaran saham perdananya atau initial public offering (IPO) bukan merupakan exit strategy.

Pasalnya, GOTO menerapkan beberapa ketentuan sehingga para investor existing tidak dapat kabur begitu saja dan menarik investasinya ketika perusahaan telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebab, lanjut, Wahyu para investor ini merupakan pembeli di pasar primer bukan di pasar sekunder yang sahamnya dapat digoreng sedemikian rupa agar meningkatkan keuntungan investor awal.

“Hitungan pasar primer dan sekunder enggak segampang itu. Kalo pasar primer ada aturan mungkin lock period dll.,” katanya kepada Duniafintech.com, Kamis (17/3).

Adapun, dalam IPO GoTo. Pemegang saham lama bakal dipaksa untuk menetap karena adanya mekanisme lock up. Lock up ini mewajibkan para pemegang saham eksisting agar tidak dapat menjual sahamnya dalam periode yang beragam, antara 8 bulan hingga 2 tahun setelah IPO. 

Ketentuan ini menunjukkan komitmen GoTo untuk tidak menjadikan IPO sebagai cara keluar cepat bagi para pemegang saham eksisting tersebut. 

GoTo pun telah menerapkan ketentuan baru untuk mengikat para investor eksisting melalui ketentuan klasifikasi saham dengan hak suara multiple (SHSM), sebagaimana diatur OJK dalam aturan nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS).

Inti regulasi ini, para founder memiliki hak suara lebih banyak (voting rights) dari pemegang saham lainnya, meski jumlah sahamnya sama. Salah satu tujuannya agar tujuan dan visi besar perusahaan tetap terjaga dan tetap sejalan dengan agenda para founder. Namun, saham para pendiri harus dikunci untuk jangka waktu tertentu.

Selain itu, GoTo juga menjamin calon investor dengan penerapan stabilisasi harga saham lewat mekanisme greenshoe. Tersedianya opsi ini ikhtiar emiten untuk menjaga stabilnya pergerakan harga saham pasca-IPO.

Greenshoe adalah klausa yang terkandung dalam perjanjian penjaminan IPO yang memungkinkan penjamin emisi untuk membeli hingga 15% tambahan saham perusahaan pada harga penawaran (perdana). 

Tujuan dari skema greenshoe adalah stabilisasi harga apabila harga saham diperdagangkan di bawah harga IPO. Untuk menjalankan skema greenshoe ini, GoTo menyiapkan 7,8 miliar saham.

Namun demikian, Wahyu tetap mengingatkan agar para calon investor yang ingin berinvestasi di saham GoTo untuk selalu berhati-hati, sebab bagaimanapun selalu ada risiko dari setiap investasi.

“Ya risiko beli di harga tinggi bisa seperti Bukalapak. Jadi perlu waspada jika sudah profit. Itu untuk yang trading jangka pendek. Tapi kalau sebagai investment ya hold panjang. Fluktuasi biasa di saham,” urainya.

 

Penulis: Nanda Aria

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU