Menjelang initial public offering (IPO), ekosistem digital GoTo Group memperoleh pendanaan dari anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) senilai US$400 juta atau setara dengan Rp5,6 triliun (kurs Rp14.136/US$).
Transaksi tersebut menjadi investasi pertama Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus menjadi investasi terbesarnya di Indonesia.
ADIA akan menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, Astra International, Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent dan Warburg Pincus.
Andre Soelistyo, CEO GoTo Group, mengungkapkan kegembiraannya menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO GoTo.
“Dukungan dengan skala seperti ini menegaskan keyakinan kami bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi,” katanya dalam keterangannya seperti dikutip, Kamis (21/10).
Komitmen GoTo Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Andre pun menuturkan, kesuksesan yang diraih GoTo dalam memperoleh berbagai dukungan datang selama pihaknya tetap berkomitmen dalam menjalankan misi untuk membawa kemajuan bagi masyarakat.
Komitmen tersebut diaplikasikan dengan fokus untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak dan membantu untuk meningkatkan kesejahteraan di negara-negara tempat ekosistem GoTo beroperasi.
“Sangat menyenangkan bagi kami untuk melihat ADIA dan investor global lainnya yang telah menjadi bagian dari gerakan GoTo menyadari pentingnya misi ini dan mampu melihat nilai yang dibawa oleh misi tersebut,” ujarnya.
Investasi ADIA Sejalan Dengan Misi GoTo
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Private Equities ADIA, Hamad Shahwan Al Dhaheri menyatakan, investasi ADIA di GoTo sejalan dengan berbagai tema investasi utamanya.
“Termasuk pertumbuhan ekonomi digital di negara-negara Asia Tenggara yang berkembang pesat,” ucap Hamad.
Menurutnya, potensi yang kuat di wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia, di mana latar belakang ekonomi yang dinamis mendorong ADIA untuk terus memperkuat kehadirannya di negara ini.
Dia pun mengatakan, pihaknya telah mengikuti dengan cermat berbagai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Gojek dan Tokopedia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di kawasan ini, bahkan sebelum mereka bergabung.
“Kami sangat senang bisa bermitra dengan GoTo dan tim manajemennya di fase perkembangan selanjutnya,” ujar dia.
Adapun, GoTo adalah ekosistem digital terbesar di Indonesia yang dibangun dari merek Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial. GoTo dibuat untuk memungkinkan semua orang berpartisipasi dalam ekonomi digital melalui ekosistem yang mencakup sebagian besar belanja rumah tangga.
Layanan yang disediakan GoTo mencakup transportasi on-demand, e-commerce, pengantaran makanan dan kebutuhan sehari-hari, logistik dan pergudangan, serta layanan keuangan.
GoTo Group menghasilkan lebih dari 1,8 miliar transaksi pada tahun 2020 dengan total nilai transaksi bruto (GTV) sebesar lebih dari US$22 miliar.
Mengenal ADIA, Institusi Investasi Pemerintah Abu Dhabi
Sementara itu, ADIA adalah institusi investasi yang terdiversifikasi secara global yang menginvestasikan dananya secara bijaksana atas nama Pemerintah Abu Dhabi melalui strategi yang berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang.
ADIA telah berinvestasi di private equity sejak 1989 dan telah membangun tim spesialis internal dengan pengalaman di berbagai aset, negara dan sektor.
Dengan hubungan yang luas di berbagai industri, Departemen Private Equities menginvestasikan dana swasta dan produk kredit secara global, seringkali dengan mitra eksternal, dan melalui dana primer dan sekunder yang dikelola secara eksternal.
Filosofi ADIA adalah membangun hubungan kolaboratif jangka panjang dengan mitra dan tim manajemen perusahaan untuk memaksimalkan nilai dan mendukung penerapan strategi yang disepakati.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra