duniafintech.com – Sonnen GmbH, atau yang dikenal sebagai Sonnen, perusahaan Jerman yang mengembangkan sistem energi diperuntukkan bagi rumah tangga dan usaha kecil, berencana untuk memanfaatkan teknologi Blockchain untuk mendistribusikan energi terbarukan seperti tenaga surya di Jerman.
Pada 2 Mei lalu, Sonnen mengungkapkan kerjasamanya dengan TenneT, operator jaringan listrik pertama yang menggunakan baterai penyimpanan residensial yang terdesentralisasi di Jerman.
Fleksibilitas
Upaya kemitraan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan platform BL IBM berbasis cloud yang dibangun di atas protokol BL Hyperledger Fabric untuk menyimpan dan mendistribusikan energi terbarukan di seluruh Jerman secara lebih baik dengan tingkat transparansi yang lebih tinggi serta real time.
Intinya, Sonnen akan menerapkan teknologi terdesentralisasi dan stabil dalam Blockchain untuk menghindari “kemacetan lalu lintas” pada jaringan listrik. Baik Sonnen dan TenneT bertujuan untuk memanfaatkan teknologi Blockchain untuk mengawasi produksi dan distribusi energi terbarukan dengan fleksibilitas yang lebih besar.
Urban Keussen, CEO TenneT TSO GmbH, menyatakan, “Kita harus fleksibel dalam pengelolaan produksi energi kita, dalam hal ini matahari dan angin, yang seperti kita tahu sangat bergantung pada cuaca. Dengan memanfaatkan teknologi Blockchain, kami menawarkan cara baru untuk membuat jaringan sistem terdistribusi lokal yang selain aman juga ‘pintar’ di beberapa wilayah dengan satu provider. Ini membantu kita membatasi penggunaan langkah stabilisasi jaringan, seperti peraturan mengenai peternakan angin (wind farm) yang cukup mahal. “
Transportabilitas
Pada akhirnya, melalui kemitraan dan proyek kolaborasi dengan Sonnen, TenneT berharap dapat mengurangi biaya operasional dan biaya lainnya dalam kontrol dan pengaturan distribusi energi di Jerman. Keussen menegaskan kembali bahwa pemanfaatan teknologi Blockchain akan meningkatkan kemampuan transportasi tenaga surya dan angin, yang memungkinkan perusahaan di Jerman membuang lebih sedikit energi terbarukan dalam proses pengangkutannya.
“Ke depan, kita akan membuang lebih sedikit tenaga angin dan tenaga surya karena ketidakmampuan mengangkutnya. TenneT mempelopori proses mengintegrasikan energi desentralisasi yang lebih baik ini dan memastikan pasokan energi. Dengan proyek inovatif ini, kami menawarkan kepada masyarakat untuk membantu secara aktif bagaimana Jerman mengurangi ketergantungannya pada energi bahan bakar nuklir dan fosil,” tambah Keussen.
Optimasi keuntungan
Biaya operasi untuk operator jaringan listrik Jerman dalam mengawasi dan mengatur energi terbarukan sangat tinggi. Menurut Sonnen, pada 2016, perusahaan di Jerman menghabiskan lebih dari $880 juta, dengan sebagian besar biaya dialokasikan untuk mengelola peternakan angin (wind farm).
Meskipun integrasi teknologi Blockchain secara signifikan akan mengurangi biaya operasi ini, proyek kolaborasi TenneT dengan Sonnen lebih dari sekadar meningkatkan margin keuntungan bagi perusahaan komersial. Sebagai gantinya, dengan memanfaatkan teknologi futuristik di Blockchain, kedua perusahaan tersebut berharap dapat mengenalkan metode baru untuk operator jaringan listrik Jerman untuk mengoptimalkan energi terbarukan, untuk membantu negara tersebut agar tidak terlalu bergantung pada bahan bakar fosil.
Direktur Pelaksana Sonnen Philipp Schroder menjelaskan, “Masa depan pembangkit listrik akan terdiri atas jutaan sumber daya-sumber daya kecil yang terdesentralisasi, selain para prosumer (professional consumer) dan konsumen. Teknologi Blockchain inilah yang memungkinkan pertukaran simultan massal antara semua komponen ini, sehingga menjadi elemen yang dibutuhkan untuk menuju ke era energi yang terdesentralisasi dan bebas CO2.”
Sumber: cointelegraph.com
Written by: Rosmy Sophia