27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Joint Venture adalah: Contoh, Tujuan, dan 7 Manfaatnya yang Penting Diketahui

Joint venture adalah sebuah konsep yang menjadi strategi bisnis populer di banyak industri, khususnya di era digital yang terus berkembang seperti saat ini. Kerja sama atau joint venture merujuk pada bentuk kolaborasi bisnis di mana dua atau lebih perusahaan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. 

Sementara itu, industri kripto terus mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, membuat kolaborasi antara perusahaan kripto dan mitra bisnis semakin krusial. Dalam konteks industri kripto yang berkembang, kerja sama antara perusahaan kripto dan mitra bisnis memiliki signifikansi yang tinggi. 

Kerja sama tersebut tidak hanya memberdayakan pihak-pihak yang terlibat, melainkan juga memperkuat ekosistem kripto secara menyeluruh. 

Joint Venture adalah

Dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan untuk Pemula karya Phaureula Artha Wulandari dan Monika Handayani, joint venture dijelaskan sebagai sebuah bentuk kemitraan bisnis yang melibatkan dua entitas bisnis atau lebih untuk jangka waktu tertentu. Joint venture adalah bentuk kolaborasi bisnis di mana dua atau lebih perusahaan bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis tertentu yang telah disepakati sebelumnya.

Baca juga: Gojek dan TBS Bentuk Joint Venture Electrum: Bangun Ekosistem Motor Listrik

joint venture adalah

Kerja sama tersebut memiliki tujuan spesifik dan periode waktu tertentu yang telah disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat. Joint venture akan berakhir setelah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, kecuali jika para pihak memutuskan untuk melanjutkan kerja sama setelah periode waktu berakhir.

Umumnya, joint venture dilakukan ketika perusahaan-perusahaan yang terlibat ingin menciptakan produk atau layanan yang dapat memperkuat posisi masing-masing perusahaan di pasar. Terkait hal ini, kepemilikan atau pembagian saham dalam investasi joint venture dapat bervariasi tergantung pada perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang terlibat.

Selain itu, dalam joint venture, perusahaan-perusahaan yang bekerja sama biasanya berkolaborasi dalam perencanaan, pengelolaan, dan pembagian keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan bersama. Jenis kerja sama ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengembangan produk baru, perluasan pasar, atau perolehan teknologi baru yang dapat meningkatkan daya saing di pasar.

Contoh-contoh Joint Venture

Setelah memahami pengertian joint venture, penting juga untuk mengetahui contoh-contoh kasus di Indonesia. Beberapa contoh joint venture yang mencerminkan kerja sama bisnis antara perusahaan-perusahaan yang berbeda dapat ditemukan di Indonesia. Mengutip detik.com, di Indonesia, beberapa contoh joint venture adalah sebagai berikut:

  1. Garudafood – Suntory

Pada 14 Juli 2011, Garudafood dan Suntory Beverage & Food Limited membentuk perjanjian joint venture. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat posisi Garudafood di industri minuman non-alkohol. Mereka sepakat untuk mendirikan perusahaan joint venture di sektor ini, mengikuti nilai-nilai inti perusahaan masing-masing.

  1. Telkom – Telstra

Telkom Indonesia dan Telstra telah menyelesaikan kesepakatan joint venture untuk menyediakan solusi terintegrasi, mulai dari infrastruktur jaringan hingga aplikasi dan layanan di atasnya (Network Application and Services-NAS). Kolaborasi ini mencakup pelayanan bagi perusahaan Indonesia, perusahaan multinasional, dan perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia.

  1. Indofood – Nestle

Indofood (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) dan Nestle S.A. juga membentuk perusahaan patungan bernama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Fokus dari perusahaan joint venture ini adalah bisnis kuliner, terutama dalam produksi bumbu penyedap makanan. Kerja sama ini bertujuan untuk menciptakan peluang ekspansi dalam pangsa pasar industri kuliner.

Tujuan Utama Joint Venture

Dalam proses pembentukan joint venture, para pihak yang terlibat biasanya memiliki tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai melalui kerja sama tersebut. Beberapa tujuan utama dari joint venture adalah seperti berikut ini:

  1. Strategi Bisnis

Joint venture bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan transfer teknologi antara mitra-mitra yang terlibat. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan-perusahaan saling bersinergi dan berkolaborasi dalam mengembangkan strategi bisnis yang inovatif dan efektif.

  1. Menghindari Persaingan

Joint venture memiliki tujuan utama untuk menghindari persaingan yang berlebihan dengan pesaing di pasar. Dengan berkolaborasi, perusahaan-perusahaan dapat mendekati pesaingnya dan menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. Namun, perlu diingat untuk tetap mematuhi ketentuan monopoli usaha yang berlaku.

  1. Memperkuat Posisi

Dengan membentuk joint venture, perusahaan memiliki kesempatan untuk memperkuat posisinya di pasar. Terutama dalam industri-industri yang menghadapi persaingan ketat, joint venture memberikan keunggulan kompetitif. Dengan bersatu, perusahaan-partner dapat menghadapi persaingan dengan lebih kuat dan efisien.

Perbedaan antara Merger dan Joint Venture

Meski sering dianggap serupa, sebenarnya merger dan joint venture adalah dua bentuk kerja sama bisnis yang berbeda. Berikut ini beberapa perbedaan antara joint venture dan merger, seperti yang dikutip dari laman accounting.binus.ac.id:

  • Merger terjadi ketika dua perusahaan (biasanya dengan ukuran yang sebanding) memutuskan untuk menggabungkan bisnis mereka menjadi satu perusahaan, bukan beroperasi sebagai entitas terpisah.
  • Joint venture, di sisi lain, melibatkan dua perusahaan yang tetap berdiri secara terpisah dan membentuk entitas baru yang terpisah untuk mengelola divisi tertentu atau memulai usaha bisnis baru.
  • Meskipun alasan di balik terjadinya joint venture dan merger sangat mirip, seperti memanfaatkan skala ekonomi, berbagi teknologi, meningkatkan pengetahuan, dan memperluas pangsa pasar, keduanya berbeda dalam tindakan hukum yang diambil. Meskipun tujuannya sama, yaitu meningkatkan kerja sama untuk mengembangkan bisnis.
  • Joint Venture (usaha patungan) dapat dibentuk untuk proyek jangka pendek, memerlukan komitmen yang lebih sedikit dibandingkan dengan merger, yang merupakan komitmen jangka panjang yang berlaku secara permanen.
  • Merger (Penggabungan) adalah bagian dari restrukturisasi perusahaan, sedangkan Joint Venture adalah bentuk kerja sama atau usaha patungan terkait dengan penanaman modal, baik itu antara individu maupun badan hukum.

Manfaat Joint Venture

Dalam praktiknya, joint venture dapat memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi perusahaan yang terlibat. Beberapa manfaat dari joint venture adalah:

  1. Memperluas Pasar

Kerja sama joint venture memungkinkan perusahaan untuk merambah pasar di negara atau wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Dengan bekerja sama dengan mitra lokal, perusahaan dapat mengakses pangsa pasar yang lebih luas.

  1. Mengurangi Risiko Bisnis

Dengan membagi risiko bisnis bersama mitra joint venture, perusahaan dapat mengurangi eksposur terhadap risiko finansial dan operasional. Kerja sama ini memungkinkan pembagian tanggung jawab, mengurangi tekanan risiko, serta meningkatkan stabilitas bisnis.

  1. Menambah Kemampuan Teknologi

Dengan joint venture, perusahaan bisa mengakses teknologi terbaru atau mengembangkan produk baru dengan memanfaatkan keahlian teknologi dari mitra bisnisnya. Hal itu membantu perusahaan mengikuti perkembangan teknologi dan tetap bersaing di pasar.

  1. Memperoleh Sumber Daya

Joint venture memberikan akses perusahaan kepada sumber daya yang diperlukan, seperti modal, tenaga kerja terampil, dan teknologi. Dengan membagi sumber daya, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang diperlukan untuk mengembangkan bisnisnya.

  1. Meningkatkan Efisiensi

Kerja sama ini memungkinkan perusahaan untuk berbagi biaya dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi operasional, perusahaan bisa mencapai hasil yang lebih optimal.

  1. Memberikan Kesempatan

Manfaat joint venture adalah memberikan peluang kepada masing-masing perusahaan untuk memperluas kapabilitas dan keahlian mereka. Di samping itu, kerja sama tersebut membuka pintu bagi perusahaan untuk terlibat dalam bisnis terkait atau memasuki pasar geografis baru, serta memperoleh pengetahuan teknologi terbaru.

  1. Meningkatkan Keuntungan

Dengan menaikkan margin keuntungan, mempercepat pertumbuhan pendapatan, mengembangkan produk baru, memperoleh dukungan keuangan, dan melakukan penanaman saham yang menguntungkan, perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan finansial yang signifikan lewat joint venture.

Jenis-jenis Joint Venture dan Tujuannya

Perlu diperhatikan bahwa terkait dengan jenisnya, kontrak joint venture adalah dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu domestik dan internasional. Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi atau Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994, beberapa bidang usaha yang wajib didirikan sebagai perusahaan joint venture adalah sebagai berikut:

  • Produksi, transmisi, serta distribusi tenaga listrik bagi masyarakat umum
  • Pelabuhan
  • Pelayanan
  • Telekomunikasi
  • Penerbangan
  • Kereta api
  • Air minum
  • Pembangkit tenaga atom
  • Media massa

Perusahaan joint venture adalah harus melibatkan investasi dari pihak asing dan kerja sama dengan perusahaan domestik. Keterlibatan modal asing dalam joint venture ini memegang peran krusial dalam perkembangan ekonomi negara, mengingat sektor-sektor tersebut memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan banyak orang.

Namun, perlu dicatat bahwa terdapat beberapa bidang usaha yang dilarang untuk investasi asing, terutama yang berkaitan dengan keamanan negara, seperti produksi mesin, senjata, alat peledak, dan perlengkapan militer lainnya. Dengan demikian, penanam modal asing harus mematuhi ketentuan-ketentuan ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut.

Dasar Hukum Joint Venture

Regulasi terkait dasar hukum joint venture di Indonesia diatur dalam tiga peraturan yang berbeda. Dengan dasar hukum ini, joint venture di Indonesia dapat terwujud dalam bentuk kerja sama antara modal asing dan lokal, maupun dalam bentuk penanaman modal asing yang dilakukan sepenuhnya dari luar negeri. Dasar hukum dari joint venture adalah:

  1. Pasal 1 Ayat 3 UU 25/2007

Menurut Pasal 1 Ayat 3 UU Nomor 25 Tahun 2007, joint venture adalah kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri, untuk melakukan bisnis di wilayah negara Republik Indonesia.

  1. Pasal 77 UU Cipta Kerja

Pasal 77 dalam UU Cipta Kerja memberikan keterangan bahwa pemerintah memberikan fasilitas pada penanaman modal dengan tujuan untuk memperluas usaha. Fasilitas ini mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis melalui penanaman modal.

  1. Pasal 2 PP 20/1994

Pasal 2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 menyatakan bahwa penanaman modal asing dapat dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, melalui gabungan antara modal asing dengan milik warga negara atau badan hukum Indonesia. Kedua, penanaman modal asing dapat dilakukan secara langsung, di mana seluruh dana berasal dari luar negeri.

Perhatikan Hal-hal Ini dalam Sistem Joint Venture

Saat melakukan kerja sama dalam bentuk joint venture, beberapa hal penting perlu diperhatikan. Dengan pemahaman dan kesepakatan yang jelas mengenai aspek-aspek berikut, kerja sama dalam bentuk joint venture dapat berjalan dengan lebih lancar dan efisien, membawa manfaat optimal bagi semua pihak yang terlibat. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kerja sama dalam bentuk joint venture adalah:

  1. Memiliki Tujuan Khusus

Para pihak yang terlibat dalam joint venture adalah biasanya telah menetapkan tujuan sejak awal. Tujuan ini akan dicantumkan secara jelas dalam perjanjian yang disepakati bersama, menjadi landasan dan fokus bagi seluruh pihak yang terlibat.

  1. Kesepakatan Tertulis

Setiap pihak dalam joint venture adalah yang disebut sebagai para venture bersama, harus menyusun perjanjian tertulis yang merinci hak dan kewajiban, pembagian keuntungan atau kerugian, dan aspek-aspek lain yang relevan dengan kerja sama. Perjanjian ini menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan joint venture.

  1. Durasi Kerja Sama

Umumnya, joint venture adalah memiliki batas waktu atau durasi tertentu sesuai dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Jika pihak-pihak yang terlibat ingin melanjutkan kerja sama setelah periode tersebut berakhir, mereka perlu membuat kesepakatan baru untuk melanjutkan kolaborasi mereka.

Baca juga: Joint Venture Lahirkan Marketplace Asuransi Digital

joint venture adalah

  1. Pembagian Keuntungan

Pihak-pihak yang terlibat dalam joint venture adalah akan menentukan rasio pembagian laba atau rugi yang akan mereka peroleh. Jika tidak ada kesepakatan sebelumnya, mereka harus membagi keuntungan secara merata atau sesuai dengan persentase kepemilikan masing-masing pihak.

  1. Struktur Usaha

Dalam joint venture, para pihak dapat menentukan struktur usaha dengan mengendalikan salah satu atau beberapa aspek berikut ini:

  • Aktiva: Pengendalian atas aset yang digunakan dalam bisnis joint venture.
  • Operasi: Pengaturan operasional sehari-hari dari bisnis patungan.
  • Entitas Bisnis: Pengaturan kepemilikan dan kendali terhadap entitas bisnis yang dibentuk dalam kerangka joint venture.

Model Manajemen Joint Venture

Mengacu pada informasi dari hukumonline.com, terkait manajemen perusahaan joint venture, Maulana Hasanudin menjelaskan bahwa ada empat model yang umumnya diadopsi oleh perusahaan. 

Keempat model manajemen joint venture ini memberikan pandangan yang berbeda mengenai dinamika manajemen dalam konteks joint venture. Selain itu, masing-masing model memiliki kelebihan dan tantangan yang khas. Berikut ini empat model yang sering diadopsi oleh perusahaan joint venture adalah:

  1. Model Transplant

Pada model ini, perusahaan induk mentransfer rumus bisnis dan praktik manajemen yang telah terbukti sukses kepada perusahaan joint venture. Dengan kata lain, perusahaan induk mengimplementasikan strategi dan taktik bisnis yang telah teruji ke dalam operasional perusahaan patungan.

  1. Model Dominant Parent

Dalam model ini, perusahaan yang memiliki mayoritas saham memainkan peran utama dalam menetapkan gaya manajemen perusahaan joint venture (dominan). Perusahaan dengan saham minoritas mengikuti arahan dan keputusan perusahaan yang memiliki mayoritas saham dalam pengambilan keputusan manajerial.

  1. Model Independent Role

Pada model ini, setiap pemegang saham memiliki peran yang setara dalam manajemen perusahaan joint venture. Masing-masing pemegang saham memiliki tanggung jawab terpisah untuk fungsi-fungsi manajemen tertentu. Oleh karena itu, pembagian tanggung jawab dan keputusan manajerial dilakukan secara seimbang antara para mitra.

  1. Model Shared Management

Dalam model manajemen ini, urusan manajemen, termasuk tugas dan tanggung jawabnya, dilakukan secara bersama-sama oleh perusahaan induk masing-masing. Keputusan manajemen dibuat secara kolaboratif, melibatkan kontribusi dari semua pihak yang terlibat dalam joint venture.

Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture

Sebagaimana bentuk kerja sama bisnis lainnya, joint venture adalah memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari joint venture adalah:

  1. Kelebihan Joint Venture
  • Joint Venture memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan sumber daya dan keahlian dengan mitra bisnisnya, memberikan akses ke pengetahuan, teknologi, atau keterampilan yang tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut.
  • Dalam konteks Joint Venture, perusahaan dapat berbagi risiko dan biaya dengan mitra bisnisnya, mengurangi beban keuangan yang harus ditanggung secara individual oleh masing-masing pihak.
  • Joint Venture membuka peluang akses ke pasar baru dan jaringan distribusi yang lebih luas. Dengan menggabungkan kekuatan, perusahaan dapat mencapai audiens yang lebih besar dan memperluas cakupan geografisnya.
  • Kolaborasi melalui Joint Venture adalah memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan efisiensi, melalui pembagian tugas dan sumber daya yang optimal.
  1. Kekurangan Joint Venture
  • Membangun hubungan kerja sama yang kuat dalam Joint Venture adalah membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan. Proses negosiasi, pembentukan hubungan, dan penyesuaian perjanjian memerlukan dedikasi dan kesabaran.
  • Risiko ketidakseimbangan dalam tingkat keahlian, investasi, atau aset yang dibawa oleh masing-masing perusahaan dapat menyebabkan konflik dan ketidakstabilan dalam kerja sama, jika tidak dikelola dengan baik.
  • Perbedaan budaya dan gaya manajemen antara perusahaan yang berbeda dapat menjadi hambatan dalam kerja sama, memerlukan pemahaman dan penyesuaian yang cermat.
  • Kesuksesan Joint Venture adalah memerlukan komitmen yang sejajar dan tujuan yang jelas dari semua pihak yang terlibat. Pemahaman mendalam mengenai visi dan misi perusahaan menjadi kunci keberhasilan kerja sama ini.

Hubungan Antara Joint Venture dan Kripto

Joint venture dan kripto memiliki keterkaitan yang erat dalam ranah bisnis dan teknologi saat ini. Di dunia kripto, terdapat berbagai bentuk kerja sama yang melibatkan perusahaan-perusahaan bergerak di bidang blockchain dan aset kripto. Beberapa bentuk hubungan antara joint venture dan kripto yang signifikan meliputi:

  1. Kemitraan antara Perusahaan Kripto

Banyak perusahaan kripto menjalin kemitraan strategis dengan entitas lain untuk mengembangkan teknologi inovatif atau mengintegrasikan layanan mereka. Sebagai contoh, terdapat kemitraan antara perusahaan kripto dan lembaga keuangan tradisional untuk menciptakan platform pembayaran berbasis blockchain atau aplikasi keuangan terdesentralisasi.

  1. Proyek Blockchain Bersama

Beberapa perusahaan atau organisasi bekerja sama dalam pengembangan proyek-proyek blockchain. Ini mencakup pembangunan protokol blockchain baru, proyek riset, atau proyek aplikasi berbasis blockchain. Kolaborasi semacam ini memungkinkan pihak-pihak terlibat untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya masing-masing guna mencapai tujuan bersama.

  1. Initial Coin Offerings (ICO)

ICO adalah bentuk penggalangan dana di dunia kripto, di mana perusahaan atau proyek baru menjual token kripto kepada investor untuk mendapatkan dana. Dalam beberapa kasus, proyek-proyek ICO merupakan hasil kerja sama antara beberapa perusahaan atau tim pengembang. Joint venture dalam konteks ini menjadi landasan bagi peluncuran proyek kripto baru.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, joint venture adalah hal yang penting dalam dunia investasi dan bisnis pada umumnya, termasuk dalam dunia aset kripto. Kolaborasi dalam ekosistem kripto punya peran yang sangat penting dalam menggerakkan industri kripto menuju masa depan yang berkelanjutan. Adapun kolaborasi antara perusahaan-perusahaan kripto pada dasarnya bisa memungkinkan pertukaran ide dan pengetahuan sehingga memicu inovasi baru dalam teknologi blockchain dan aset kripto. Dengan saling berbagi penemuan dan penelitian, ekosistem kripto pun bisa terus berkembang serta meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan kepada pengguna.

joint venture adalah

Di samping itu, melalui kerja sama, perusahaan kripto juga bisa mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko keamanan dengan lebih efektif. Audit bersama dan pengembangan standar keamanan sejatinya akan membantu untuk mencegah serangan cyber dan membangun kepercayaan pengguna terhadap platform-platform kripto.

Baca juga: Joint Venture: Skema Penggabungan Bisnis antara Dua Perusahaan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU