33.5 C
Jakarta
Senin, 18 November, 2024

Waspada! Judi Online Sedot Daya Beli, Ekonomi Melambat

JAKARTA, 18 November 2024 – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa salah satu faktor yang menekan daya beli masyarakat selama ini adalah maraknya judi online. Fenomena ini dinilai mengalihkan sebagian besar pendapatan masyarakat ke aktivitas yang tidak memberikan kontribusi terhadap konsumsi, padahal konsumsi domestik adalah pilar utama perekonomian Indonesia.

“Saya tidak memungkiri adanya indikasi-indikasi yang harus kita waspadai. Salah satunya adalah kemunculan judi online. Masyarakat yang seharusnya memiliki daya beli, pendapatannya malah tersedot untuk aktivitas seperti judi online yang tidak memberikan dampak positif terhadap konsumsi,” ungkap Sri Mulyani.

Dampak Judi Online terhadap Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga merupakan motor utama perekonomian Indonesia dengan kontribusi sebesar 53,08% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91% pada kuartal III-2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal II-2024 yang mencapai 4,93%.

Penurunan konsumsi ini berdampak langsung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal III-2024, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,95%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal II-2024 sebesar 5,11% maupun kuartal I-2024 yang tercatat 5,05%.

Faktor Pendorong Masyarakat Bermain Judi Online

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan bahwa salah satu alasan masyarakat terjerat dalam judi online adalah tekanan ekonomi. Menurutnya, sebagian besar pemain judi online terdesak oleh kebutuhan hidup yang semakin meningkat, sementara pendapatan mereka cenderung stagnan atau bahkan menurun.

“Motivasi utama mereka bermain judi online adalah mencari tambahan pendapatan. Pendapatan mereka terbatas, sedangkan kebutuhan hidup terus meningkat. Dalam kondisi ini, judi online terlihat sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang tambahan,” jelas Nailul Huda.

Data Transaksi Judi Online yang Mengkhawatirkan

Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan bahwa aktivitas judi online di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Pada semester I-2024 saja, nilai transaksi judi online telah mencapai Rp100 triliun. Angka ini melonjak drastis pada periode Januari-Juli 2024, dengan total transaksi mencapai Rp174,5 triliun dari 117 juta transaksi.

Peningkatan signifikan juga terlihat pada tahun-tahun sebelumnya. Dari 2020 ke 2021, transaksi judi online melonjak 267%, dari Rp15,7 triliun menjadi Rp57,9 triliun. Lonjakan besar lainnya terjadi antara 2022 dan 2023, dengan peningkatan 213% dari Rp104,4 triliun menjadi Rp327 triliun. Secara keseluruhan, akumulasi perputaran uang terkait judi online sejak 2017 hingga 2023 mencapai Rp517 triliun, di mana 63% di antaranya terjadi pada tahun 2023.

Dampak Lebih Luas pada Ekonomi Nasional

Sri Mulyani menegaskan bahwa fenomena judi online tidak hanya merugikan individu, tetapi juga melemahkan konsumsi domestik yang menjadi tulang punggung ekonomi. Dengan daya beli masyarakat yang terkikis, sektor-sektor yang bergantung pada konsumsi, seperti ritel dan makanan, juga terkena imbas negatif.

Selain itu, rendahnya tingkat konsumsi dapat menghambat pertumbuhan investasi domestik. Investor cenderung enggan berinvestasi di pasar yang daya belinya lemah, sehingga berpotensi memperlambat pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi.

Langkah Penanganan dan Harapan

Pemerintah berkomitmen untuk menekan aktivitas judi online yang merugikan ekonomi dan masyarakat. Salah satu langkah strategis adalah dengan memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap transaksi keuangan yang mencurigakan.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang dampak negatif judi online juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu didorong untuk memanfaatkan pendapatannya pada kegiatan yang lebih produktif, seperti investasi atau pengembangan usaha.

Di sisi lain, kebijakan ekonomi yang mendukung peningkatan daya beli masyarakat juga menjadi prioritas. Pemerintah diharapkan dapat mempercepat implementasi kebijakan yang mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi, seperti program bantuan sosial dan subsidi, untuk membantu masyarakat menghadapi tekanan ekonomi.

Maraknya judi online menjadi ancaman serius bagi ekonomi Indonesia, khususnya dalam memperkuat daya beli masyarakat. Dengan konsumsi domestik yang terus melemah, pertumbuhan ekonomi nasional pun ikut tertekan.

Dengan upaya bersama yang melibatkan berbagai kementerian, pemerintah berharap dapat meminimalkan dampak negatif dari tantangan-tantangan ini, sehingga masyarakat Indonesia tetap memiliki daya beli yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keberhasilan dari berbagai kebijakan mitigasi ini akan sangat penting untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional serta kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU