25.8 C
Jakarta
Kamis, 28 Maret, 2024

Kakao Berinvestasi Pada Perusahaan Blockchain

duniafintech.com – Operator aplikasi pesan terbesar Korea Selatan, Kakao, kini telah menyoroti kehadiran blockchain dengan berinvestasi di Orbs.

Sekilas mengenai Orbs, Orbs merupakan sebuah perusahaan blockchain Israel. Berita tersebut pertama kali di publikasikan oleh Reuters yang melaporkan pada 13 Desember kemarin.

Baca juga : Asuransi Tunjangan Hidup Mudah Diperoleh di Simplr

Laporan itu menyatakan bahwa Orbs tidak mengungkapkan seberapa besar ukuran investasi yang diberikan kepada mereka. Selain itu, tersiar pula kabar yang menjelaskan bahwa investasi ini “dibangun berdasarkan kemitraan yang ada dengan anak perusahaan Blockchain Kakao, Ground X.”

Seperti yang dilansir dari CoinTelegraph yang melaporkan pada bulan Oktober, Ground X merilis testnet dari platform DApp-nya Klaytn menjelang rilis yang dijadwalkan tahun depan. Kemitraan tersebut memberi tempat untuk kolaborasi “pada aplikasi blockchain dan proyek penelitian dan pengembangan.”

Baca juga : Startup Fintech Malaysia Menangkan Penghargaan di Wifa

Menurut data CrunchBase, perusahaan ini telah mengumpulkan total $ 1,5 miliar dalam empat putaran pendanaan. Selain KakaoTalk, dapat dikatakan proyek inilah yang paling terkenal, konglomerat termasuk aplikasi pembayaran mobile KakaoPay dan bank internet KakaoBank.

Perusahaan Orbs ini, menurut situs resminya, sedang mengembangkan “blockchain hybrid” yang dapat dioperasikan dengan Ethereum (ETH).

Baca juga : Revolut Dapatkan Izin Perbankan Eropa di Lithuania

Ground X juga terlibat dalam penggalangan dana untuk proyek-proyek mereka sendiri. Seperti yang dilaporkan sebelumnya baru-baru ini, anak perusahaan ini telah mendapatkan mayoritas sebesar $ 300 juta  dalam rangka untuk mengembangkan token untuk platform blockchain-nya.

Tentang Kakao

Kakao merupakan perusahaan penyedia layanan pesan instan asal Korea, membukukan pendapatan US$203 juta pada 2013, dengan aba bersih Kakao mencapai US$59 juta di mana 84% di antaranya dihasilkan lewat komisi dari games, e-commerce, dan konten. Sementara 16% lainnya datang dari iklan. Dibandingkan dengan 2012, pendapatan perusahaan melonjak hampir 5 kali lipat. Sementara itu laba bersih meroket 10 kali lipat.

Baca juga : Startup Ini Merintis di Singapura Berkembang di Indonesia

Written by : Dinda Luvita
Picture by : Pixabay.com

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE