27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Kaspersky: Transaksi Digital Kian Meroket, Bank Harus Hati-Hati

DuniaFintech.com – Perusahaan IT terkemuka, Kaspersky mengingatkan bahwa bank dan layanan keuangan di wilayah Asia Tenggara untuk berhati-hati sebab layanan transaksi digital kian meroket selama pandemi. Kemudahan transaksi digital membuat e-wallet semakin populer untuk menjadi pilihan berbelanja masyarakat. Selain metode pembayaran yang dapat diakses secara cepat, aman, dan nyaman untuk berbelanja, e-wallet saat ini sudah menjadi bagian yang semakin penting.

Lebih lanjut, platform pembayaran digital juga semakin menjadi populer dalam beberapa tahun belakangan sebagai metode pembayaran di toko online maupun offline, karena kehadiran pembayaran fleksibel secara berkala yang ditawarkan dibandingkan metode pembayaran lainnya.

Sejalan dengan laporan Konsultan Global McKinsey yang menunjukkan terjadinya transaksi digital kian meroket imbas dari pembayaran tanpa kontak (contactless payment) sebesar 26 persen di Indonesia selama bulan Juni 2020, sementara itu metode pembayaran lainnya seperti cash dan penggunaan kartu debit/ kredit mengalami penurunan.

Hal ini salah satunya karena berkurangnya risiko belanja tatap muka dan penggunaan uang tunai saat bertransaksi. Kemudahan ini tergambar di survey Facebook, Bain & The Company di Indonesia dan 4 negara Asia Tenggara lainnya, dimana terjadi peningkatan konsumen baru (first adopter) yakni sebesar 28 persen untuk pertama kalinya.

Baca Juga:

Meningkatnya transaksi digital kian meroket di Asia Tenggara ini dipicu oleh adanya pandemi, Kaspersky juga mengingatkan kepada bank dan layanan keuangan di wilayah ini untuk belajar dari serangan siber sebelumnya seperti insiden cyberheist yang menyebabkan kerugian hingga US$81 juta pada 2016.

Kaspersky mengingatkan bagaimana sektor keuangan sesungguhnya dapat memanfaatkan data ancaman untuk memperkuat pertahanan mereka terhadap kelompok kejahatan dunia maya yang canggih seperti Lazarus; cybergang terkenal yang diduga berada di belakang serangan Bank Bangladesh yang merugikan jutaan dolar.

Dalam laporan sebelumnya, Kaspersky telah mengungkapkan bahwa sampel malware yang berkaitan dengan aktivitas kelompok Lazarus muncul di tengah lembaga keuangan, pengembang perangkat lunak kasino untuk perusahaan investasi, dan bisnis mata uang kripto di beberapa negara secara global, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky mengatakan, “lebih dari empat tahun setelah dunia menyaksikan salah satu pencurian siber paling sukses hingga saat ini, sangat penting bagi bank dan lembaga terkait di Asia Tenggara untuk memahami bagaimana memanfaatkan intelijen ancaman untuk menggagalkan upaya canggih apa pun terhadap sistem mereka.”

Pencurian siber senilai US$81 juta ini juga mengakibatkan beberapa tuntutan hukum, kerugian reputasi, miliaran denda, satu dakwaan dan penangkapan, serta beberapa pengunduran diri resmi dari pejabat bank, dan bahkan pemutusan hubungan kerja.

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU