27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Ini Alasan Kominfo Tak Setuju Temu Masuk Indonesia

JAKARTA, 9 Oktober 2024 – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo tak setuju dengan rencana perusahaan lokapasar atau e-commerce asal China, Temu masuk ke Indonesia. Secara tegas, Kominfo menolak rencana tersebut meski masuknya Temu melalui akuisisi perusahaan lokal sekalipun, seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Hal itu disampaikan langsung Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi saat ditemui para wartawan di sela acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta.

Saham Bukalapak  Melejit

Saham PT Bukalapak.com Tbk melonjak seiring dengan beredarnya kabar lokapasar asal China, Temu, disebut-sebut berencana mengakuisisi emiten berkode saham BUKA.

Sebagai informasi, terdapat rumor yang menyebutkan BUKA menjadi target akuisisi dari perusahaan lokapasar asal Tiongkok, Temu.

Temu yang dimiliki oleh Pindoduo atau PDD Holdings ini dikabarkan tertarik untuk masuk ke pasar Indonesia, seperti halnya Tiktok Shop.

Meski demikian, belum ada keterangan resmi dari Bukalapak menanggapi rumor tersebut.

Kominfo Tak Setuju, ini Alasannya

Kominfo menilai, rencana tersebut tak berbeda jauh dengan kehadiran Temu yang sebelumnya telah mencoba memasuki pasar Indonesia.

Menurutnya, rencana tersebut dikhawatirkan merusak kondisi pasar dan menghancurkan Usaha

“Tidak, tidak. Saya tidak setuju [masuk dengan mengakuisisi Bukalapak]. Kalau mereka begitu, model bisnisnya akan [tetap] menghancurkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKMKM).

Budi menegaskan, pemerintah berupaya menutup celah kehadiran aplikasi asal Negeri Panda tersebut.

Penolakan itu disebabkan memiliki model bisnis direct to customer (D2C) atau penjualan langsung dari pabrik tanpa perantara.

Aplikasi itu kata Budi, langsung dari pabrik ke konsumen, dan itu dari negara lain.

Pabriknya juga pabrik yang produksi negara lain untuk konsumsi dalam negeri.

“Kita, kan, punya tanggungjawab untuk melindungi UMKM kita,” ujar Budi.

Sudah Berulang Kali Coba Masuk Indonesia

Temu sendiri sebelumnya beberapa kali mencoba masuk ke pasar Indonesia sejak 2022. Namun, upaya ini selalu ditolak oleh pemerintah dengan alasan mengancam keberadaan UMKM lokal.

Hal itu kemudian memicu spekulasi Temu mencari jalan lain untuk masuk, yakni dengan Bukapalak.

Akibat rumor tersebut, saham Bukalapak juga tercatat mengalami lonjakan signifikan sepanjang perdagangan Senin kemarin.

Kenaikan masih berlanjut. Hingga pukul 13.45, saham BUKA naik 3 poin atau setara 2,08% ke level Rp147/saham.

BUKA Jadi Target Akuisisi

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli dalam risetnya menjelaskan BUKA menjadi target akuisisi yang ideal bagi Temu karena kehadirannya yang kuat di wilayah Tier 2, kesesuaian dengan jajaran produk Temu, dan potensi untuk menghidupkan kembali segmen lokapasarnya.

“Kenaikan harga saham BUKA baru-baru ini mencerminkan sentimen positif pasar terkait potensi akuisisi,” tulis Christopher.

Dia melanjutkan, pihaknya meyakini BUKA kemungkinan akan menuntut harga lebih dari nilai kasnya jika kesepakatan untuk seluruh entitas BUKA terjadi.

Mirae Asset Sekuritas juga percaya bahwa Temu kemungkinan hanya tertarik pada segmen marketplace BUKA, karena aset lainnya dianggap tidak relevan.

“Karena akuisisi potensial ini masih bersifat spekulatif, realisasinya diperlukan untuk menilai nilai sebenarnya.

Jika berhasil, hal ini dapat menghidupkan kembali Bukalapak, menawarkan stabilitas yang sangat dibutuhkan dan sentimen positif setelah perubahan manajemen serta hasil kuartal kuartal II/2024 yang mengecewakan,” pungkasnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU