JAKARTA, 26 September 2024 – Kontrak WIKA turun? PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah memperoleh kontrak baru senilai Rp13,5 triliun hingga Agustus tahun ini. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 32% dibandingkan dengan perolehan kontrak pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp19,9 triliun.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kontrak yang didapatkan WIKA tahun ini masih didominasi oleh segmen industri, diikuti oleh segmen infrastruktur & gedung, EPCC, serta properti, sebagaimana disampaikan dalam keterangan resmi perusahaan kemarin.
Proyek Baru WIKA
Beberapa proyek baru WIKA meliputi Tol Serang-Panimbang Seksi 3B, pembangunan Jalan Sumbu Timur di Ibu Kota Nusantara (IKN), lanjutan jalur elevated Solo Balapan – Kadipiro, Jetty IT Manggis, WTP 230 liter per detik di Batam, RE MWD, IPA Sepaku, serta revitalisasi Dermaga Gospier TI Surabaya-Baru, dan proyek lainnya di anak perusahaan.
“Transformasi yang terus dilakukan perusahaan diharapkan dapat semakin meningkatkan keunggulan dalam eksekusi proyek serta pengelolaan biaya operasional,” ungkap Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito.
Kontrak WIKA Turun Kenapa?
Selain itu, WIKA kini juga tengah melaksanakan proyek revitalisasi Dermaga Gospier TI Surabaya-Baru dengan nilai kontrak Rp577 miliar dari PT Pertamina Patra Niaga. Proyek ini bertujuan memastikan kelancaran pasokan energi di Jawa Timur serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
“Proyek revitalisasi ini dilakukan untuk memperbaiki fasilitas Dermaga Gospier yang memiliki peran penting dalam distribusi BBM, LPG, dan Avtur di Jawa Timur akibat adanya pergerakan tanah,” jelas Agung.
Dari segi kinerja, WIKA mencatatkan laba bersih sebesar Rp401,9 miliar pada semester I-2024, berbalik dari kerugian Rp1,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun demikian, pendapatan bersih WIKA turun 18,58% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp7,52 triliun. Pendapatan ini terutama disumbangkan oleh segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp3,46 triliun, diikuti oleh sektor industri sebesar Rp2,29 triliun, energi dan industri Rp1,2 triliun, serta jasa hotel sebesar Rp421,01 miliar.