34 C
Jakarta
Kamis, 2 Mei, 2024

Korupsi Merajalela, Sri Mulyani: Investor juga Mikir 1.000 Kali

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa tingginya angka korupsi di sebuah negara akan menjadi pertimbangan serius para investor sebelum menanamkan investasinya di negara itu.

“Siapa pun yang punya modal, akan berpikir 1.000 kali, apakah bisa melakukan kegiatan produktif tanpa menjadi korban dari korupsi yang merajalela?” ucapnya dalam acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang diselenggarakan Kementerian Keuangan, kemarin (8/12/2021), seperti diberitakan Suara.com.

Adapun aliran modal yang terhambat karena korupsi, imbuhnya, dapat mengganggu produktivitas sebuah negara. Akibatnya, target pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bakal sangat lama tercapai.

“Kami bisa melihat di seluruh dunia dan mudah mendapatkan bukti bagaimana negara yang tidak bisa mengatasi korupsi. Meski mereka punya sumber daya alam yang banyak, banyak masyarakatnya yang kelaparan, tidak bisa mendapatkan pendidikan, bahkan susah mendapat air bersih,” jelasnya.

Disampaikannya, indeks persepsi korupsi Indonesia saat ini terus menunjukan peringkat yang terus membaik. Pada tahun 2019 lalu, Indonesia mendapatkan poin 40, yang menjadi posisi terbaik yang pernah didapat oleh negara ini.

Akan tetapi, pada tahun lalu, poin yang diraih Indonesia mengalami penurunan menjadi 37. Angka itu diketahui bahkan lebih rendah ketimbang indeks persepsi korupsi Indonesia pada tahun 2018 yang memperoleh poin 38.

Adanya penurunan indeks ini juga menyebabkan posisi Indonesia terlempar dari peringkat 85 menjadi 102 pada tahun lalu dari 180 negara yang disurvei. Sebagai informasi, survei indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan Transparency International tersebut memberlakukan skor dari 0—100 poin.

Diketahui, skor 0 berarti negara itu sangat korup, sebaliknya skor 100 menandakan negara itu bersih dari korupsi.

“Kami tahu, masih jauh dari apa yang disebut negara yang mendapatkan persepsi di mana tingkat anti korupsinya cukup tinggi. Ini berarti tugas kami masih besar dan sangat banyak,” tuntasnya.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE