JAKARTA – Pada Juni 2024, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau kredit BNI tumbuh sebesar 11,7% secara tahunan (YoY), mencapai Rp727 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada kuartal pertama yang tercatat sebesar 9,6% YoY.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyatakan bahwa peningkatan kredit ini merupakan hasil dari ekspansi yang hati-hati di segmen-segmen berisiko rendah, termasuk korporasi blue chip baik dari sektor swasta maupun BUMN, kredit konsumer, serta Perusahaan Anak.
“Percepatan pertumbuhan kredit ini juga dipengaruhi oleh stabilitas perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis, serta lingkungan operasional yang semakin baik bagi sektor perbankan, terutama setelah Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah bagi bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor-sektor tertentu. Insentif ini mulai berlaku sejak 1 Juni 2024,” ujar Royke.
Rahasia Kredit BNI Tumbuh
Melalui insentif tersebut, BI memperluas cakupan sektor prioritas dalam kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM), termasuk sektor hilirisasi minerba-non minerba, perumahan, dan pariwisata yang telah ada sebelumnya, sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, lalu ada sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan pembiayaan hijau serta air.
Dengan adanya insentif ini, perbankan mendapatkan tambahan likuiditas yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat.
Selain itu, bagi BNI, insentif ini juga memberikan dampak positif terhadap biaya dana (Cost of Fund/CoF) yang mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal II 2024, karena memungkinkan bank untuk memperbaiki struktur Dana Pihak Ketiga (DPK).
Penyaluran Kredit BNI
Selama semester I 2024, penyaluran kredit BNI (bank only) mencapai Rp171 triliun, meningkat 48% dibandingkan semester I 2023. Penyaluran kredit ini terutama diarahkan kepada korporasi blue chip baik dari sektor swasta maupun BUMN. Perdagangan, energi, dan manufaktur, menjadi Tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar.
Secara keseluruhan, BNI masih melihat permintaan kredit yang cukup baik di seluruh sektor ekonomi.
“Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional, sambil mengoptimalkan bisnis dari ekosistem debitur. Hal ini mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti konsumer yang tumbuh hingga 15,1% YoY,” kata Royke.