33 C
Jakarta
Minggu, 24 November, 2024

Krisis Pasar Properti China Makin Parah, Penjualan Anjlok 26,8%

JAKARTA – Kemerosotan di pasar properti China semakin parah pada bulan Agustus, di tengah ekspektasi penurunan harga rumah baru yang terus membayangi upaya pemerintah dalam menstabilkan pasar.

Berdasarkan data awal dari China Real Estate Information Corp, penjualan rumah baru dari 100 perusahaan properti terbesar merosot sekitar 26,8% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 251 miliar yuan. Penurunan ini lebih tajam dibandingkan penurunan 19,7% yang terjadi pada bulan Juli.

Tantangan Pasar Properti China

Penurunan yang semakin cepat ini menunjukkan bahwa dampak dari paket penyelamatan terbaru yang diumumkan pada Mei mulai memudar. Setidaknya 10 pemerintah kota telah melonggarkan atau bahkan menghapus pedoman harga rumah baru, dengan harapan bahwa membiarkan permintaan pasar berperan lebih besar akan mendorong perusahaan properti menurunkan harga.

Sektor properti tetap menjadi tantangan besar bagi ekonomi China, yang memerlukan lebih banyak stimulus untuk mencapai target pertumbuhan 5% yang ditetapkan pemerintah tahun ini, menurut Bloomberg Economics. Krisis perumahan ini telah menekan berbagai aspek ekonomi, termasuk pasar tenaga kerja, konsumsi, dan kesejahteraan rumah tangga selama dua tahun terakhir.

Pendanaan untuk Pasar Properti di China jadi Solusi?

China tengah mempertimbangkan opsi pendanaan baru bagi pemerintah daerah untuk membeli rumah yang belum terjual guna menstabilkan pasar, ungkap sumber yang mengetahui masalah ini pada Agustus. Proposal terbaru memungkinkan pemerintah daerah mendanai pembelian rumah menggunakan obligasi khusus.

Hingga Juli, China memiliki sekitar 382 juta meter persegi rumah baru yang belum terjual, setara dengan luas kota Detroit, menurut data resmi terbaru.

Para pengembang yang kesulitan likuiditas—banyak di antaranya telah gagal bayar selama lebih dari setahun—sangat bergantung pada pemulihan penjualan untuk menenangkan pemegang utang dan menghindari likuidasi.

Pada Juni, Dexin China Holdings Co menjadi pengembang terbaru yang diperintahkan untuk dilikuidasi oleh pengadilan Hong Kong. Sementara itu, Country Garden Holdings Co sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pembayaran beberapa obligasi yuannya, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg News awal pekan ini.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU