JAKARTA, 24 September 2024 – Dealer mobil China boncos karena menghadapi potensi kerugian mencapai hampir US$20 miliar (sekitar Rp303,70 triliun) akibat konsumen yang menunda pembelian kendaraan baru, sehingga menyebabkan penumpukan stok mobil di berbagai showroom.
Menurut Asosiasi Dealer Mobil China, tekanan likuiditas semakin besar dengan perkiraan kerugian mencapai 138 miliar yuan (US$19,6 miliar) hanya dalam delapan bulan pertama tahun 2024. Dalam pernyataannya kemarin, asosiasi tersebut mengimbau pemerintah untuk lebih memperhatikan risiko keuangan yang dialami oleh dealer dan memberikan dukungan finansial yang lebih memadai.
Dealer Mobil China Boncos Meski Penjualan NEV Cukup Solid
Walaupun penjualan kendaraan energi baru (NEV) di China cukup solid, penjualan mobil penumpang di tingkat ritel secara umum tetap lesu. Pekan lalu, Asosiasi Mobil Penumpang China memperkirakan kenaikan penjualan mobil ritel hanya 4% secara tahunan untuk bulan September.
Peningkatan penjualan NEV sebagian besar didorong oleh subsidi pemerintah yang mendorong masyarakat untuk menukar mobil lama mereka, namun dealer justru terdampak oleh perang harga yang terus berlangsung di sektor tersebut.
Banjir Diskon
BYD Co, merek mobil terkemuka di China, memulai gelombang diskon baru di awal tahun 2024, melanjutkan tren pemotongan harga yang sudah terjadi sejak awal 2023, dalam upaya menarik minat konsumen untuk membeli lebih banyak kendaraan.
Asosiasi Dealer Mobil China juga menyoroti bahwa lemahnya konsumsi menjadi penyebab utama kerugian bagi para dealer, serta menambahkan bahwa tingginya persediaan grosir memaksa showroom untuk menjual kendaraan dengan harga diskon.