28.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Media Sosial Path Tutup, Kenapa?

duniafintech.com – Perkembangan teknologi selalu dinamis. Di saat ada platform media sosial baru muncul, platform lama pun harus rela tergeser karenanya. Kali ini untuk kesekian kalinya kita harus mengucapkan selamat tinggal pada salah satu media sosial yang sempat ngehits beberapa tahun yang lalu, media  sosial Path.

Setelah Klout gulung tikar awal tahun ini, sekarang giliran media sosial Path, media sosial yang sempat digembar-gemborkan akan menyaingi Facebook ini pun akhirnya membuat pengumuman bahwa mereka akan menghentikan layanan.

Media sosial Path yang sudah berumur 8 tahun akan resmi tutup pada tanggal 18 Oktober, satu bulan dari sekarang. Aplikasinya sendiri akan dihapus dari Google Play dan App Store mulai tanggal 1 Oktober. Pengguna yang masih ingin mengunduh data yang pernah mereka simpan, bisa mendownloadnya dari sini.

Baca juga: Ripple Akan Luncurkan Produk Baru Dalam Waktu Dekat

Sempat Akan Dibeli Apple Sebelum Jatuh ke Tangan Kakao

Sewaktu nama besarnya masih menggema, Path sempat dilaporkan akan melalukan akuisisi dengan perusahaan teknologi Apple. Path merupakan pelopor beberapa fitur yang saat ini digunakan oleh media sosial lain seperti Facebook.

Path didirikan oleh mantan manajer produk Facebook Dave Morin, dan mantan duet Napster Dustin Mierau dan Shawn Fanning. Perusahaan ini meledak pada tahun 2010 dengan aplikasi jejaring sosial seluler yang secara visual menyenangkan dan terbatas (yang menjadi keistimewaan Path dibanding media sosial lain) hanya untuk 50 teman per pengguna. Path diposisikan sebagai alternatif yang lebih pribadi dibanding Facebook dengan beberapa fitur dan desain tambahan, meskipun pembatasan teman kemudian dinaikkan dari 150 hingga menjadi 500.

Di puncak kejayaannya, Path sempat memiliki 50 juta pengguna dengan valuasi mencapai 500 juta dolar. Dalam sebulan, Google hampir membeli Path dengan harga 100 juta dolar. Path berhasil meraih pendanaan 70 juta dolar dari investor ternama beberapa di antaranya berasal dari Silicon Valley seperti Index, Kleiner Perkins dan Red Point, sebagaimana dilansir dari techcrunch.com.

Baca juga: Bee Cloud, Pelaku Usaha Bebas Financial dan Waktu

Tapi itu tidak berlangsung lama. Facebook yang sudah memiliki miliaran pengguna tumbuh drastis dan secara agresif ‘meminjam’ beberapa elemen dari Path yang populer waktu itu. Akibatnya, orang-orang merasa Path tidak ada bedanya dengan Facebook dan perusahaan dengan warna khas merah ini mulai kehilangan hype-nya. Tak hanya pengguna, Path bahkan mulai kehilangan staff.

Sempat berusaha bangkit dengan meluncurkan aplikasi chatting terpisah, tapi ternyata gagal. Path akhirnya dibeli oleh Kakao, sebuah perusahaan messaging milik Korea dalam sebuah jual beli tertutup pada tahun 2015. Puncaknya terjadi dalam 3 tahun terakhir saat Path tidak menunjukkan kemajuan apa-apa dan akhirnya Kakao memutuskan untuk ‘membuangn’nya.

Path sudah memberikan banyak sekali kenangan indah pada kita sebagai penggunanya. Selamat tinggal, Path dan terima kasih untuk tahun-tahun yang luar biasa ini!

Written by: Dita Safitri

 

1 KOMENTAR

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU