25.6 C
Jakarta
Jumat, 20 September, 2024

Membaik! Investasi Allianz Life Capai Rp413 Miliar di Bulan Juli

JAKARTA – PT Asuransi Allianz Life Indonesia melaporkan hasil investasi sebesar Rp413,63 miliar per Juli 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 50,02% secara bulanan (mtm) dibandingkan dengan Rp206,73 miliar pada bulan sebelumnya.

Namun, secara tahunan, terjadi penurunan pada nilai ini. Direktur & Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia, Ong Le Keat, menyatakan bahwa hal ini sejalan dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan hasil investasi perusahaan asuransi jiwa pada Juni 2024 mengalami kontraksi sebesar 29,99% yoy, menjadi Rp11,46 triliun.

Investasi Allianz Life Turun?

Penurunan hasil investasi ini terutama terjadi pada lini produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit linked.

“Seperti tren yang terlihat di industri asuransi jiwa pada semester I/2024, Allianz juga mencatat penurunan hasil investasi, khususnya pada produk unit link,” ungkap Ong.

Ong menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan tekanan pada arus investasi di pasar modal sangat mempengaruhi hasil investasi asuransi.

“Oleh karena itu, Allianz memberikan perhatian khusus pada pengelolaan penempatan investasi dengan strategi yang dinamis,” lanjutnya.

Strategi Jangka Panjang Investasi Allianz Life

Dalam menghadapi kondisi ini, perusahaan fokus pada strategi investasi jangka panjang, dengan penekanan lebih besar pada penempatan investasi di instrumen obligasi yang memiliki tingkat keamanan tinggi dan imbal hasil yang lebih pasti. Ong menjelaskan bahwa secara internal, Allianz akan terus menerapkan tata kelola yang baik dan berhati-hati, serta mengutamakan pengelolaan risiko dengan strategi yang dinamis.

Ong juga menyoroti bahwa strategi ini didukung oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dengan pertumbuhan sekitar 5% dan inflasi yang terkendali, yang diyakini akan berdampak positif pada kinerja pasar modal.

Namun, Ong juga mencatat beberapa tantangan ke depan, seperti konflik geopolitik antara Israel dan Palestina, suku bunga di Amerika Serikat, volatilitas harga minyak, penurunan pertumbuhan ekonomi global, defisit anggaran yang melebar, fluktuasi nilai tukar Rupiah, serta sikap investor yang cenderung menunggu perkembangan ekonomi 2024.

Meskipun demikian, Ong tetap optimis terhadap prospek investasi perusahaan asuransi ke depan.

“Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, kami tetap optimis terhadap kondisi ekonomi global dan domestik, khususnya di semester II/2024. Kami juga berharap hasil investasi dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan aset investasi,” ujar Ong.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU