duniafintech.com – Tahun 2017 ini tidak hanya tahun berjayanya Bitcoin, tapi juga menandai semakin bersinarnya mata uang digital lainnya, seperti Ripple. Ripple menjadi cryptocurrency terbesar ketiga berdasarkan marketnya yang meningkat hampir 4000% pada tahun ini, memperlihatkan keuntungan yang menakjubkan.
Sebagaimana dilansir dari investopedia.com, RT, startup berbasis di San Fransisco, menghasilkan transaksi sekitar $ 30 juta dalam transaksi kuartal kedua, di mana nilai itu tiga kali lebih besar daripada kuartal pertama yang tahun ini yang hanya sekitar $ 6,7 juta.
Seperti apa masa depan Ripple?
Menurut sebuah laporan, pembelian Ripple sebanyak sekitar $ 21 juta berasal dari investor institusi yang secara aktif memanfaatkan bisnis layanan uang berlisensi Ripple. Selain itu, sekitar $ 10.3 juta dari penjualan Ripple adalah melalui penjualan aset langsung dan telah digunakan untuk mendanai operasi perusahaan. Secara bersamaan kedua faktor ini mendorong harga Ripple hingga mencapai sekitar $ 0,263/XRP pada akhir kuartal kedua. Kenaikan yang mengesankan terjadi, yang semula hanya sekitar 1.159% pada akhir kuartal pertama, meningkat sebesar $ 3.977% dari sejak awal tahun.
Ripple telah menujukkan kesuksesannya dalam mengintegrasikan teknologi Blockchain yang menarik minat investor institusi. Sejumlah bank dan lembaga keuangan lainnya juga telah mengumumkan kemitraan dengan startup ini berkat teknologi sistem ledger yang inovatif. Ripple bertujuan untuk meningkatkan likuiditas mata uang global, sebuah tujuan yang akan bermanfaat bagi beragam institusi jasa keuangan.
Laporan dari CNBC mengatakan pertumbuhan Ripple ini juga didorong oleh rencana untuk membuat platform penjualan token Ripple. Keunikan Ripple adalah token ini sebagian besar dimiliki oleh jaringan Ripple sendiri dan tidak dapat ditambang. Nilai total Ripple sebesar $ 7,6 miliar menjadikannya sebagai kripto terbesar ke tiga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Di mana Bitcoin memiliki market cap sebesar $ 44,8 miliar, sedangkan Ethereum bernilai sekitar $ 21 miliar.
Kepala pasar Ripple, XRP, Miguel Vias, mengatakan kepada CNBC bahwa Ripple memiliki strategi khusus yang berfokus pada pembayaran internasional dan telah bermitra dengan bank global besar. Saat ini Ripple telah bermitra dengan sekitar 30 perusahaan Digital Exchange, dan memposisikan dirinya di pasar sebagai jaringan faciliasi yang lebih cepat untuk transaksi internasional. Jaringan Ripple memproses transaksi senilai sekitar $ 11 miliar pada kuartal Juni lalu.
Sehubungan dengan XRP, kami sangat fokus pada pembayaran internasional, saya pikir kami mungkin satu-satunya aset digital yang memiliki konsep penggunaan yang jelas sehubungan dengan apa yang ingin kami lakukan dengan aset tersebut,” kata Vias.
Menurut businessinsider.com, Brad Garlinhouse, selaku CEO perusahaan, mengatakan bahwa Ripple memiliki kecepatan pemrosesan sekitar 70.000 transaksi perdetik. Hal ini sebanding dengan kapasitas volume Bitcoin saat ini, yaitu sekitar 7 transaksi perdetik. Komunitas pengembang Bitcoin sedang dalam proses menyiapkan platform baru yang diharapkan dapat melipatgandakan kecepatan transaksi.
Tahun lalu, Ripple mengumumkan tengah mempersiapan kelompok pembayaran global antarbank pertama, di antaranya yaitu Westpac, Bank of America Merril Lynch, dan Royal Bank of Canada.
Di Indonesia sendiri, Ripple merupakan salah satu kripto yang juga ramai ditradingkan, seperti halnya Bitcoin dan Ethereum. Berdasarkan data dari Bitcoin Indonesia (www.bitcoin.co.id), perusahaan Digital Exchange terbesar di Indonesia, saat ini volume transaksi untuk Ripple telah mencapai sekitar 125.963 XRP per24 jam. Apabila Anda berminat untuk mulai berinvestasi Ripple, Anda bisa membelinya dan melakukan trading di Digital Exchange tersebut.
Written by : Sintha Rosse