JAKARTA, duniafintech.com – Dalam upaya pemulihan ekonomi global, ekonomi syariah telah diangkat menjadi agenda utama di berbagai negara.
Hal ini merupakan salah satu bagian penting dari kebijakan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Ekonomi syariah dan industri halal juga telah dilihat sebagai sumber mesin pertumbuhan baru, baik di tingkat domestik maupun global.
Terkait hal tersebut, Pemerintah berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi “Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia”. Memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki dan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tentunya juga mampu menjadi market terbesar produk halal dunia.
Baca juga: Menko Airlangga Pamer Realisasi KUR Capai 80,30 Persen Hingga Akhir Oktober 2022
“Indonesia, sebagai rumah umat muslim terbesar penduduknya 229,6 juta pada tahun 2020, mempunyai pengeluaran umat muslim (untuk produk dan layanan halal) mencapai USD184 miliar di tahun 2020 dan diperkirakan pada tahun 2025 menjadi US281.6 miliar. Jadi ini merupakan pasar yang besar,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Airlangga mengungkapkan berdasarkan data dari The State of the Global Islamic Economy Report 2022 bahwa indikator ekonomi syariah Indonesia terus membaik, di mana Indonesia berhasil menjadi peringkat ke-4 di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen produk halal terbesar di dunia yang mencakup 11,34% dari pengeluaran halal global.
Di sektor makanan halal, Airlangga menambahkan Indonesia merupakan konsumen terbesar kedua di dunia, sementara di sektor kosmetik halal menjadi konsumen terbesar keempat di dunia. Dengan besarnya potensi demografi, Pemerintah juga akan mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan dan menumbuhkan kebanggaan terhadap produk halal buatan negeri sendiri.
Baca juga: Menko Airlangga Tekankan Kolaborasi Antar Pihak untuk Tingkatkan Sektor Migas
Dia menilai dengan melihat potensi market yang sangat besar baik dari dalam maupun luar negeri, repositioning perlu dilakukan agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar, tetapi juga mampu mendorong peningkatan produksi produk halal. Untuk itu, pengembangan industri halal akan terus diakselerasi secara berkelanjutan dalam rangka memenuhi demand dari dalam dan luar negeri.
Persaingan untuk merebut pangsa pasar global industri halal juga cukup ketat, dimana industri halal tidak hanya diminati oleh negara muslim semata. Oleh karena itu, industri halal Indonesia tentunya harus mempunyai daya saing yang lebih dari negara lainnya, karena selain memiliki potensi domestic market yang besar, peluang ekspor juga dapat dikejar.
“Kegiatan IHYA 2022 ini diharapkan bisa menjadi bentuk sosialisasi dan edukasi sekaligus sebagai pemicu dan pemacu industri dalam negeri. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Perindustrian, sekiranya Allah SWT meridhoi setiap langkah kita untuk memajukan industri halal nasional,” pungkas Menko Airlangga.
Baca juga: Menko Airlangga Paparkan Pentingnya Implementasi Kebijakan dalam Transformasi Ekonomi
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com