JAKARTA, duniafintech.com – Tidak hanya di Indonesia, minyak goreng langka rupaya juga terjadi di Negara Jerman. Informasi itu diketahui melalui video singkat yang diunggah seorang netizen di akun media sosial pribadinya.
“Nasi & minyak abis total di Jerman,” kata pemilik akun TikTok @a*e*a*d*m*t*h*w, dikutip Kamis (24/3/2022).
Dalam video singkat yang diunggah, pemilik akun TikTok @a*e*a*d*m*t*h*w menjelaskan, bahwa krisis minyak goreng tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di Jerman.
Selain itu, di Jerman juga terjadi krisis nasi. Diperkirakan krisis ini terjadi karena dampak perang Rusia dan Ukraina. Perang mengubah peta distribusi dan produksi bahan pangan.
Tidak memiliki lagi stok minyak goreng dan nasi, netizen tersebut mencoba mencari kedua bahan pokok itu di beberapa supermarket. Namun, nyatanya baik minyak goreng ataupun nasi sulit ditemukan.
“Ke supermarket pertama, gak ada dong habis semua. Yaudah lanjut ke supermarket kedua, ternyata habis juga minyak sama nasinya. Harapan terakhir ke supermarket ketiga biasanya paling lengkap, eh tapi kali ini habis juga guys,” ucap pemilik akun .
Sebagaimana diketahui, di Indonesia minyak goreng harganya melambung tinggi usai harga eceran tertinggi (HET) dicabut. Untuk minyak goreng curah yang telah disubsidi menjadi Rp14.000 per liter pun masih ditemui kelangkaan di pasaran.
Imbas perang Rusia-Ukraina
Dilansir dari CNN Indonesia, menurut pengakuan seorang mahasiswa yang tinggal di Jerman, minyak goreng di sana mengalami kelangkaan. Bahkan, masyarakat juga mengalami panic buying akibat jumlahnya yang terbatas.
“Iya benar, di beberapa supermarket sudah dijatahin karena orang-orang panic buying,” kata Verren (21) kepada CNNIndonesia.com, Senin (21/3).
Verren yang juga bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran bahkan telah diperingatkan oleh pengelola restoran untuk menggunakan minyak goreng dengan baik.
“Saya juga kerja jualan kentang goreng, kami telah diperingatkan untuk mengelola minyak goreng dengan baik untuk menyimpannya,” ucapnya.
Ia mengaku kelangkaan minyak goreng sudah terjadi selama kurang lebih satu pekan terakhir di Jerman. “Baru-baru aja (langka) sejak minggu lalu,” katanya.
Tak hanya Jerman, WNI yang tinggal di Belanda juga melaporkan hal serupa. Menurutnya, kenaikan harga komoditas pangan termasuk minyak goreng diakibatkan oleh konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
“Ya pastinya gara-gara konflik ini harga komoditas naik dan orang-orang jadi panic buying. Kejadiannya mirip seperti awal-awal pandemi. Dulu dengan tisu toilet dan sekarang dengan minyak goreng,” kata Nicole (19) di Belanda.
Nicole yang merupakan seorang mahasiswi mengaku mempelajari masalah ini di perguruan tinggi. Menurutnya, Belanda mengimpor biji bunga matahari untuk membuat minyak goreng dari Ukraina dan Rusia.
“Jadi dua pertiga minyak goreng di Belanda itu datang dari Ukraina dan Rusia,” ucapnya.
Bahkan untuk mendapatkan minyak goreng, ia mengaku perlu membelinya sejak pagi hari agar mendapatkan minyak goreng biji bunga matahari tersebut. “Terbatas banget (minyak goreng), raknya kosong dan kita cuma beli pas pagi karena kalau sore udah kosong,” katanya.
Asosiasi Federal Perdagangan Makanan Jerman (BVLH) kemudian meminta untuk masyarakat di Jerman untuk tidak menimbun barang kebutuhan pokok yang bisa menyebabkan kelangkaan.
“Tunjukkan solidaritas satu sama lain dengan hanya membeli produk dalam jumlah rumah tangga,” kata juru bicara BVLH Christian Böttcher.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada