Situasi pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi perekonomian global, termasuk Indonesia. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi yang paling terpukul dengan kondisi tersebut.
Kondisi krisis ini membuat sejumlah UMKM membutuhkan modal tambahan untuk dapat terus bertahan di situasi sulit, sembari perlahan memulihkan bisnisnya. Kehadiran platform pembiayaan digital seperti Modalku menjadi salah satu faktor pendukung dari penyelamatan bisnis UMKM.
Co-Founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya mengatakan, meskipun mitra UMKM yang tergabung di dalam ekosistem Modalku terdampak pandemi, tetapi perusahaan masih mampu menyalurkan pinjaman yang cukup baik dalam dua tahun terakhir.
“Di Modalku sendiri, bisnis para UMKM di sektor tertentu yang menjadi peminjam juga ikut terdampak. Namun, Modalku masih menunjukkan performance yang cukup baik di tengah kondisi pandemi ini,” katanya kepada Duniafintech.com, Rabu (6/10).
Pendanaan yang Terus Meningkat
Dia mengungkapkan, untuk sepanjang tahun hingga September 2021 Modalku telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada sejumlah UMKM senilai Rp 5,8 triliun di Asia Tenggara.
Realisasi pinjaman tersebut, masih mungkin meningkat mengingat sisa bulan yang masih berjalan hingga akhirnya tahun. Adapun, pada sepanjang tahun 2020 nilai pinjaman yang telah berhasil disalurkan mencapai Rp 8,8 triliun.
Sedangkan, untuk Indonesia saja, nilai pinjaman yang telah disalurkan oleh Modalku di tahun ini hingga 30 September 2021 adalah sebesar Rp799 miliar kepada 18.366 peminjam aktif. Peminjam aktif tersebut terdiri dari 17.077 institusi dan 1.289 individu.
Sementara secara kumulatif, untuk pinjaman yang telah disalurkan di Indonesia sejak Modalku berdiri hingga September 2021 telah mencapai Rp4,68 triliun, kepada total 63.667 akumulasi peminjam, yang terdiri dari 60.290 peminjam institusi dan 3.377 peminjam individu.
Adapun, jika diakumulasikan dari sejak Modalku berdiri di 2015 hingga September 2021, platform ini telah berhasil menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp 26 triliun kepada lebih dari 4,8 juta peminjam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Thailand dan Malaysia.
Kalau dibandingkan dengan jumlah pendanaan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, jumlah pendanaan saat ini mengalami peningkatan. Pada tahun 2020 pinjaman yang digelontorkan sebesar Rp24,1 triliun untuk 2,99 juta peminjam di Asia Tenggara.
Memperluas Jangkauan Produk
Reynold menuturkan, fokus utama Modalku di tahun ini adalah membantu para UMKM untuk keluar dan bangkit dari dampak pandemi Covid-19. “Untuk target, saat ini fokus utama kami adalah mendukung UMKM dalam memulihkan bisnisnya yanh terkena pandemi ini,” ucapnya.
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya telah berkolaborasi dengan sejumlah platform digital termasuk e-commerce, dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak UMKM.
“Bahkan semenjak beberapa tahun terakhir untuk mencapai fokus utama tersebut serta menjangkau lebih banyak UMKM kami telah berkolaborasi dengan e-commerce,” tuturnya.
Di samping itu, sejak pertengahan tahun 2020, pihaknya jiga telah mulai memperluas jangkauan produknya dengan mendukung pengusaha online yang berjualan di platform selain e-commerce.
“Pada masa pandemi, kami melihat potensi pengusaha online terus berkembang karena masyarakat turut beradaptasi melakukan berbagai transaksi secara online,” urainya.
Terus Berinovasi
Selain itu, pihaknya juga terus berinovasi untuk mengembangkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik UMKM di Indonesia.
Sebelumnya, Modalku telah memperkenalkan produk pendanaan baru, yaitu Pinjaman Terproteksi yang memberikan proteksi terhadap pokok dan manfaat pendanaan kepada para pendana Modalku secara gratis.
Produk ini diproteksi secara efektif oleh mitra asuransi Modalku, yaitu Qoala Insurtech beserta rekanan Modalku lainnya sehingga pendana akan mendapatkan dana tanggungan ketika peminjam mengalami keterlambatan pembayaran ataupun gagal bayar.
Menurutnya, Pinjaman Terproteksi mampu memaksimalkan manfaat dalam proses diversifikasi pendanaan di Modalku karena proteksi pada produk ini mencangkup komponen pokok dan bunga sampai dengan 100%.
Pendana bisa mendapatkan tingkat bunga berkisar 8%-12% per tahun untuk tenor 1 bulan-24 bulan dengan pendanaan mulai dari Rp 100.000.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra