JAKARTA – Nasabah bank yang tidak aktif jadi beban tersendiri bagi perbankan.
Demikian disampaikan Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono, Jumat (16/8/2024).
Menurut Andy, banyak pengguna bank digital yang hanya menggunakan fasilitas transfer tanpa biaya pada transaksi.
Akibat dari aktivitas tersebut menjadi beban tersendiri bagi tiap bank.
Andy memaparkan, meski jumlah nasabah mengalami peningkatan signifikan, namun porsi nasabah aktif belum optimal.
Rendahnya porsi nasabah aktif turut dirasakan di sejumlah bank digital.
Andy memaparkan, struktur cost hingga infrastrukturnya di tiap bank berbeda.
Khusus untuk Bank Jago kata Andy, memiliki enablement structure yang berbeda dari bank yang ada.
Menurut Andi, Bank Jago mendefinisikan nasabah aktif sebagai pengguna yang berada di ekosistem mitra integrasi Jago.
Nasabah, kata Andy secara tidak sadar, meski tidak tidak memiliki aplikasi Jago, tapi karena menggunakan Gopay, secara tidak langsung sudah menggunakan Jago.
Berdasarkan data Juli 2024, nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta.
Secara data, nasabah lending bank Jago telah mencapai 12,5 juta.
Sejauh ini mitra yang tergabung, diantaranya platform reksadana online Bibit dan ekosistem GoTo yang terhubung dengan Aplikasi Jago, juga memberikan kontribusi.
Hal ini terlihat dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem.
Makin Rendah Porsi Nasabah Aktif, Makin Besar Beban Bank?
Pengamat Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengakui, rendahnya porsi dari nasabah aktif bisa membebani bank.
Amin menilai, beban yang dirasakan perbankan diantaranya, beban operasional, beban sewa sistem, dan pemeliharaan.
“Kan harus menyimpan database customer,” ujarnya
Menurut Amin, hingga saat ini bank digital masih menciptakan pendapatan nonbunga alias fee based income dari transaksi.
Seharusnya kata Amin, transaksi yang mengendap harus dibarengi dengan banyaknya saldo yang mengendap.
Saat ini kata Amin, bunga deposito dan tabungan yang ditawarkan bank digital lebih gencar dilakukan dibandingkan bank konvensional.
Sehingga, terjadi peningkatan dalam biaya dana alias cost of fund.
Pertumbuhan Aplikasi Jago
Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago pada kuartal II/2024 telah mengalami peningkatan sebesar Rp14,8 triliun.
Data ini menunjukkan, adanya pertumbuhan signifikan sebesar 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada periode tahun lalu capaiannya hanya sebesar Rp10,1 triliun.