26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Nilai Pasar Aset Kripto Turun hingga Rp 11,63 Triliun dalam Sebulan Terakhir

JAKARTA, duniafintech.com – Situs CoinMarket Cap pada Selasa, 10 Mei 2022, menunjukkan aset kripto telah kehilangan hampir US$ 800 miliar nilai pasar ke level terendahnya, US$ 1,4 triliun selama sebulan terakhir. 

Bila dirupiahkan, nilai pasar aset kripto itu menguap hampir Rp 11,63 triliun dengan menggunakan asumsi kurs Rp 14.533 per dolar AS.

Jebloknya nilai aset kripto tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan moneter yang mempengaruhi minat para investor menanamkan modalnya di aset berisiko.

Bitcoin (BTC) nilainya hampir mencapai 40 persen dari total pasar kripto, kemarin berada di level terendah 10 bulan sebelumnya. Aset kripto itu akhirnya rebound ke US$ 31.450 atau sekitar Rp 465 juta (asumsi kurs Rp 14.526 per dolar AS).

Baca juga: Sepuluh Tahun ke Depan, Satu Miliar Penduduk Bumi Diprediksi Bakal Gunakan Mata Uang Kripto

Harga Bitcoin melemah hanya enam hari setelah menyentuh US$ 40.000 atau sekitar Rp 581 juta. Aset kripto dengan pangsa pasar terbesar itu telah jeblok nilainya hingga 54 persen bila dibandingkan saat mencapai level tertinggi per 10 November 2021 sebesar US$ 69.000 atau sekitar Rp 1 miliar.

Terlepas dari penurunan harga Bitcoin, dana dan produk yang terkait dengannya membukukan arus masuk sebesar US$ 45 juta atau Rp 653 juta minggu lalu. 

Baca juga: Melek Teknologi, NFT Jadi Metode Lain untuk Populerkan Karya Musisi Tanah Air

Dilansir dari Tempo.co, menurut manajer aset digital Coinshares dalam sebuah laporan yang dirilis pada Senin lalu, hal tersebut karena investor memanfaatkan kelemahan harga aset kripto tersebut.

“Likuiditas dalam jumlah besar yang telah menggelembungkan beberapa cryptocurrency ini,” kata Sebastien Galy, ahli strategi makro senior di Nordea Asset Management. 

Dia mengharapkan aset kripto, yang juga berkorelasi dengan saham dengan pertumbuhan tinggi, berada di bawah tekanan karena beberapa bank sentral memperketat kebijakan moneter mereka.

Merosotnya harga sejumlah aset digital itu mencerminkan penurunan ekuitas di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif di seluruh dunia untuk mencegah inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Nasdaq, misalnya, yang sarat teknologi turun 28 persen dari rekor tertinggi November 2021.

Menurut CoinMarketCap, total nilai pasar kripto mencapai US$ 2,2 triliun atau Rp 52,5 triliun pada 2 April 2022 atau turun dari puncaknya sepanjang masa sebesar US$ 2,9 triliun atau Rp 119,2 triliun pada awal November.

“Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan kondisi ekonomi yang lebih luas, yang menunjukkan jalan di depan sayangnya mungkin terjal, setidaknya untuk saat ini,” kata penyedia data blockchain Glassnode.

Baca jugaBerapa Penghasilan YouTuber? Simak di Sini Cara Menghitungnya

Belakangan terlihat tanda-tanda kelemahan dalam stablecoin, atau mata uang kripto yang lebih aman dan stabil. Hal ini pula yang semakin mengkhawatirkan para investor. Terra USD, misalnya, stablecoin terbesar keempat di dunia ini kehilangan sepertiga nilainya pada Selasa karena kehilangan pasaknya terhadap dolar. 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU